Chapter 6: Terkena Fakta

2 0 0
                                    

       Sully si tukang buat lelucon basi membuat Phobie membungkukkan tubuhnya dengan kepala menyentuh lutut.

"Sudahlah, Sul. Aku muak....." kata si petani kentang dengan nada monoton dan rendah.

      Tiba-tiba Maggie keluar dari pintu rumah dengan membawa kumpulan dua puluh jus sayuran dengan ihampir semua jusnya berwanrna hijau daun dan hijau muda. Walaupun ada beberapa yang berwarna jingga karena wortel dan kuning karena kentang. Sambil menyimpan semua toples isi jus sayur-sayuran ke gerobak milik Phobie, ia melihat ke Sully yang tergeletak tertawa bahak-bahak.

"Sully, kau tidak apa-apa?" Ucap Maggie dengan nada khawatir.

Si kuning berdiam diri sejenak dan lalu bangun dari tanah. "Haha, iya. Gak apa-apa."

"Sully tertawa dengan lelucon basinya sendiri." Ucap Phobie dengan wajah bosan dan datar sebelum ia menoleh kepalanya ke kanan atas melihat wajah Maggie yang masih meletakkan jus buatannya ke dalam gerobak.

"Lelucon!?" Tanya Maggie dengan ambigu sambil melihat wajah Phobie yang sudah muak akan lelucon si kuning Sully. Lalu ia bergumam memikirkan sesuatu. Lalau wjaha berpikirnya berubah menjadi senang setelah mendapatkan ide. "Itu dia!" Serunya. Phobie hanya bisa duduk kebingingan saja.

"Hey, Sully!" Sahut Maggie melambaikan tangan kirinya ke atas untuk menarik perhatian Sully yang masih membersihkan dan merapikan pakaiannya setelah sudan berdiri dari dudukannya di atas tanah.

"Ada apa?" Tanya Sully menghadap ke Maggie.

"Kau tahu ini apa?" Tanya Maggie sambil mengambil salah saru toples isi jus kentang dari piring jus sayur yang ada di tangan kanannya.

Sully mendekati Maggie lalu melihat lebih dekat ke toples jus kentang itu dengan jari kanannya menempel ke dagu. "Hmmm.... Kentang!?"

"Ding ding! Kau benar!"

"Woah."

"Jadi aku punya pertannyaan lagi?"

"Apa itu?" Jari kanan Sully tidak menempel lagi dari dagunya.

"Apakah kentang itu termasuk sayuran atau buah?"

"Tentu saja itu sayuran?"

"Hmm hmm hmm. Maaf Sully, aku rasa kau salah." Jawab Maggie dengna wajah pura-pura sedih sambil meletakkan toples jus kentang ke gerobak Phobie. Phobie hanaya bisa cekikikan menahan tawa.

"Haaaaaa!?" Wajah Sully seperti tidak mempercayai apa yang dikatkan Maggie memamlui mulut logam kelabunya. Ia lalu berpikir lagi kalo kentang itu adalah buah.

"Buah?" Kata Sully menunjukkan jarinya ke Maggie.

"Hmmm.... salah juga."

"Haaaaaaa!? Kau harus jawab kentang gitu apa. Aku menyerah!" Sully berteriak karena sudah putus asa didengar dari nadanya.

Maggie tersenyum dan melirik dari Phobie yang masih menahan tawa.

"Kentang itu adalah umbi." Jawab Phobie.

"Ding ding ding ding ding!kau benarrrr!!!!!" Teriak Maggie sambil akhirnya meletakkan toples jus sayuran terakhir ke gerobak.

Sully hanya bisa terdiam kesal karena kata umbi tidak berada di pilihan jawaban. Pipinya berubah warna menjadi merah darah. "Y-ya sudahlah. Aku akan pergi menjumpai Kelly. Dia pasti akan mengajariku lelucon hebar dari dirimu." Jawab Sully sambil menjauhi Maggie dan Phobie dan mengangkat bahan-bahan untuk pertunjukkan.

"Kita kan hanya beri fakta kecil aja kok." Kata Maggie sambil dibawa dengan cekikikan dari si petani kentang yang akhirnya berdiri dari tangga kecil.

Sully hanya bisa menunjukkan wajah merahnya.

"Oke. Kalo begitu kita akan melakukan tanya jawab usai pertunjukkan. Dah!" Sully berjalan seperti orang sombong yang menghadapkan wajahnya ke atas deng a mata tertutup, meninggalkan mereka berdua untuk menuju rumah Kelly.

"Oke, badut!" Seru Phobie sambil diiringingi dia dan Maggie tertawa. Lalu ia mengganti topik ke jus sayuran.

"Oke. Apa ini sudah selesai?" Tanya si petani sambil melihat ke kumpulan toples berisis jus sayur dan umbi yang terletak di gerobak merahnya yang rapi setelah ia menghadap ke Maggie.

Maggie mengangguk iya sambil tersenyum. "Iya! Semuanya dua puluh. Gratis kok. Seharusnya aku yang bayar." Kata Maggie sebelum Phobie mengambil sesuatu di kantong celananya.

"Oops... maaf." Phobie tersenyum dengan menunjukkan giginya.

"Tidak apa-apa. Kan aku yang mau beli." Jawab Maggie sambil mengambil dompet yang ia dapat dari kantong celana hijau tua. Lalu ia keluarkan uang sebesar delapan puluh Periopound. "Nah!"

"Terima kasih, Mag." Jawab Phobie dengna wajah senang sambil mengambil uajg dari tangan si pembelinya dan menghitung semua uang.

Lalu Phobie berjalan dan berhenti untuk mengangkat pegangan gerobak kesanyangannya yang sudah berisi topleh jus. Lalu ia menengok ke Maggie sebelum bergi meninggalkan rumah wanita itu.

"Aku pergi dulu!" Seru Phobie.

"Oke. Sampai jumpa lagi." Jawab Maggie sambil melihat Phobie mendorong Gerobaknya yang bersuara berasal dari roda gerobak itu sendiri dan penampakkan Phobue denng asiara gerobak itu menghilang dari hadapannya.

"Oke. Saatnya memasak sesuatu." Kata Maggie pada dirinya sendiri dan berjalan ke dalam rumah dan diakhiri dengan dentuman halus dari pintu rumah berwarna hijau daun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Periodicity Adventures (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang