"Ahhmmn " Wooyoung menahan mati matian desahannya.
Benda laknat yang bergetar dalam analnya sungguh membuat Wooyoung tak fokus pada pelajaran yang sedang di jelaskan oleh sang guru.
Ia menggeliat gelisah sambil menggigit bibir bawahnya, mencoba meredam suara aneh yang ingin keluar dari mulutnya.
Tentu tak mudah, buktinya teman belakang bangku Wooyoung terlihat khawatir dengan kondisi Wooyoung yang tak tenang itu.
"Young lo oke? " Yeosang menepuk pelan bahu Wooyoung, namun laki-laki itu tak memberikan jawaban bahkan sekedar menengok kebelakang saja tidak.
Karena kekhawatirannya terhadap Wooyoung, Yeosang akhirnya memberitahu sang guru bahwa Wooyoung sakit, ia perlu ke uks untuk beristirahat.
Setelah diberi izin Yeosang pun membopong tubuh Wooyoung pergi ke uks, sepanjang jalan Yeosang heran dengan sahabatnya yang terus menggeliat tak nyaman.
Sampai di UKS, Yeosang membaringkan Wooyoung di ranjang dengan hati hati.
"Young gua balik ya " pamit Yeosang.
"Iyaa sang, makasihh udah diannhterin" Wooyoung memaki dirinya sendiri karena tak bisa menahan suara itu muncul.
Yeosang tak terlalu mendengar ucapan itu karena ia segera keluar dari UKS untuk kembali ke kelas agar tak tertinggal pelajaran.
Dan Wooyoung pun mencari posisi yang lebih nyaman untuk tidur karena sepertinya vibrator dalam analnya sudah berhenti bergerak.
Ia pun berbaring menyamping, mencoba tidur agar tak merasakan ada benda dalam tubuhnya.
Belum juga ia memejamkan matanya, suara pintu UKS yang terbuka terdengar menandakan ada yang masuk.
"Sang lu balik lagi? " ucap Wooyoung asal tanpa tau orang yang masuk ke UKS.
Karena tak ada yang menjawab Wooyoung pun tak menghiraukan orang itu, Wooyoung berinisiatif memutar tubuhnya tapi terhenti saat vibratornya kembali bergetar dan ia rasa kini berada dalam kecepatan maksimal.
"Ngghhh aahh kenaphha bbergehtthar laghhii " Tubuh Wooyoung bergerak tak karuan sampai saat ia menghadap ke arah kursi penjaga UKS, Wooyoung merasa melihat penampakan di sana.
"Hei baby boy sudah lelah? " orang itu menatap Wooyoung sambil tersenyum simpul.
"Pakhh tolonghh ahh mattikanhh " sebisanya, Wooyoung mencoba berdiri dan berjalan ke arah orang itu.
Ia bersimpuh tepat di bawah orang itu, terduduk lemah karena sudah tak dapat menopang tubuhnya lagi, kakinya serasa lemas seperti jelly.
"Akh sakitth pakkh " rambut Wooyoung ditarik kebelakang, membuat mata mereka bertatapan.
Seringai tipis tercetak di wajahnya, melihat kondisi Wooyoung yang amat berantakan dengan keringat yang membanjiri wajah manis itu berhasil membangunkan gundukan yang masih terbungkus celananya.
"Jadi kamu sudah paham apa kesalahan yang kamu perbuat? " tanyanya sambil mematikan vibrator dalam tubuh Wooyoung agar anak itu bisa menjawab dengan jelas.
"Iyaa pak saya paham " Wooyoung mengangguk cepat.
"Jelaskan apa kesalahanmu? "
"Tadi pagi saya lompat pagar belakang sekolah karena telat, terus bukannya masuk kelas malah ngerokok di rooftop, saya juga malak uang adik kelas nghh "
Benda itu kembali dinyalakan lagi membuat Wooyoung mati matian menahan desahannya karena masih menjawab pertanyaan yang diajukan.
"Kemarin sayahh jughhaa nggh ikutth tawuran ahhh "
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE DAY AT A TIME || ATEEZ ONESHOOT
Short StoryIt's ATEEZ Oneshoot (BxB of course) * Random pair * Mengandung 18+ * Harap yang homophobic tidak mendekat * Alur cerita tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli sang Idol * Up sesuai mood ya♡