"Sekali lagi terlambat, kau akan diskors selama seminggu "
Tegas, lantang, dan cukup membuat jengkel.
Perkataan sang ketua osis yang sudah Mingi dengar berkali-kali selama seminggu ini. Padahal kenyataannya ia tak pernah kena skors.
Ia lebih memilih tak acuh, hanya mengangguk pelan setiap ada kalimat yang keluar dari mulut manusia yang sedang mencatat kesalahannya.
"Aku heran kenapa kau tidak dikeluarkan saja jika masih berulah "
Oke. Cukup.
Mingi bisa dihina seperti apapun tapi tidak dengan meremehkan kemampuannya di sekolah.
"Kenapa harus heran? Otakku terlalu berharga untuk dibuang, aku selalu menyumbang piala emas setiap mengikuti olimpiade jika kau lupa "
Apa yang diucapkan Mingi tidaklah bohong, ia tidak sedang menyombongkan dirinya.
Apa yang keluar dari mulutnya memang kenyataan yang terjadi, ia tergolong siswa jenius yang selalu menyumbang emas di sekolah.
Wajah Yunho mengeras, tak pernah ia kalah argumen seperti ini. Tapi yang diucapkan Mingi memang benar, tak seharusnya ia mencari masalah dengan bocah ini.
"Sudahlah, cepat jalankan saja hukumanmu. Sapu halaman belakang sampai bersih "
"Pipimu selalu memerah setiap kalah argumen, membuatmu terlihat lebih manis "
Selesai mengucapkan itu, Mingi langsung mengambil peralatan kebersihan di belakang tubuh Yunho dan pergi dari sana untuk ke halaman belakang.
"Yak Mingi sialan!! Awas kau! "
Dan akhir dari setiap perseteruan mereka selalu saja Yunho dengan pipi yang sangat merah seperti tomat dan Mingi yang tertawa cekikikan seperti orang gila.
Sudah terlampau sering Mingi menjalani hukuman untuk membersihkan halaman belakang sekolah sampai tukang kebun disana menjadi teman ngobrol Mingi.
"Pagi pak " sapanya pada pak Lim, tukang kebun yang selalu membantu Mingi membersihkan halaman.
"Pagi nak Igi, telat lagi? "
"Iya nih, biasalah pak "
Pak Lim hanya menggeleng kecil dengan jawaban Mingi, sebenarnya ia merasa kasihan selalu melihat Mingi dihukum karena terlambat padahal ia tidak bermaksud berangkat siang.
"Ya sudah, kamu nyapu bagian sana aja. Yang lain udah bapak bersihkan "
Senyum Mingi mengembang mendengar itu, ia segera menyeret sapunya ke bagian yang ditunjuk pak Lim.
"Makasih pak "
Setelah melihat pak Lim mengangguk pelan merespon ucapan terimakasihnya, Mingi langsung bergegas membersihkan halaman belakang. Setelah ini ia ada janji penting di rooftop gedung sekolah.
*****
"Pantas kucari di kelas kau tak ada! "
Laki-laki gembul bersurai hitam kecoklatan itu langsung memukul lengan Mingi yang tengah asik merokok.
Iya
Janji penting yang Mingi maksud itu adalah janji dengan batang rokoknya, ia harus menghabiskan setidaknya dua batang rokok agar mood belajarnya kembali.
Untung tadi pelajaran matematika, jadi Mingi tidak perlu khawatir jika tidak mengikutinya karena ia sudah lebih dulu menguasai materi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE DAY AT A TIME || ATEEZ ONESHOOT
Short StoryIt's ATEEZ Oneshoot (BxB of course) * Random pair * Mengandung 18+ * Harap yang homophobic tidak mendekat * Alur cerita tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli sang Idol * Up sesuai mood ya♡