6 ✧

1.8K 320 26
                                    

—— kampus, 10.00 waktu istirahat.

"makan apa ya??"

"eh neng y/n, mau makan apa?"

"apa ya, mau salad aja deh."

"tumben, biasanya kamu pesen banyak"

"semalem aku udah makan banyak Bude hehe."

"sama pacar kamu itu ya? yang rambut e wungu."

"bukan budee, aku sama temen."

Bude menggangguk Dan menyiapkanku salad itu untukku.

"eh, ada cewe nya reo ya?"

aku menoleh kebelakang, ternyata itu aihara. dia menatapku dengan tatapan sinis Dan menyeringai.

"apa mau mu?"

"aku mau kamu, jauhin reo." aihara berbisik tepat di telinga ku, aku mendorongnya.

"apa apaan? cowo mu kan banyak."

"tapi, reo udah nerima perjodohan kita loh, ayah ibunya saja udah restuin aku sama reo."

"maksudmu?mana mungkin reo mau sama tante menor."

"apa lo bilang?" aihara menjambak poni ku, aku mencoba meraih rambut nya, tapi tidak sampai. ah sial, tinggi aihara sekitar 168, aku 150!

"sakit!"

"hah, baru segitu aja!" dia malah makin menjambak poni ku, aku reflek menginjak kakinya Dan aihara pun berteriak. seketika, semua orang di kafetaria melihat ke arah kita berdua. aihara menatapku Dan menyeringai.

"aduh! kamu ngapain sih? jahat banget, aku ga ngapa ngapain loh y/n!" aihara mulai menangis, tapi aku yakin itu buatan.

"play victim sekarang?" ucapku sambil merapikan poniku.

"h-hiks.. kasar banget"

"oh, kasar ya?" aku menarik rambut aihara, karena posisi aihara tadi sedang berjongkok.

"kalo Ini? ga kasar kan?" aku mulai menarik rambut aihara, aihara pun meringis kesakitan.

"AAA!" aihara berteriak.

reo datang Dan menarik tanganku.

"apa yang kau lakukan?"

"r-reo sama! kyaa, dia menjambak Dan menginjak kakiku! sakit banget!"
aihara melompat ke pelukan reo, Dan reo menoleh ke arahku.

"reo.. kau salah paham.."

"kenapa kau melakukan Ini?"

"aihara menye-" belum selesai berbicara, aihara menamparku. pipiku langsung memerah akibat tamparan itu, Nagi yang sedang bersama Reo langsung menarikku.

"reo, bukannya kau seharusnya membela pacarmu?"

Reo hanya diam, dia malah memalingkan wajahnya.

Nagi melihat ke arahku. aku menahan tangisanku, bukan karena tamparan itu, tapi karena.. reo membela aihara.

"jangan menangis. Reo, kenapa kau membela aihara?"

reo menghela nafasnya dengan kasar dan meninggalkan aku Dan Nagi.

"kau baik baik saja?" Nagi berjongkok Dan melihat ke arah wajahku.

"pipimu merah, kau juga, mimisan?"

"ah, Ini sudah biasa.. ketika aku ditampar, pasti selalu mimisan, ga usah khawatir!" aku mengelap darah yang ada di hidungku dengan hoodie ku.

"sini." Nagi menarikku ke klinik kampus, jadi aku ikuti saja.

› Pacar Sewaan. : [Mikage Reo x F!reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang