Chapter 37

3.4K 501 28
                                    

Jeno beranjak dari singgasananya. Ia melangkah kearah Renjun yang menyiagakan pedangnya dengan Jisung yang berdiri tenang di sampingnya. Dengan senyum hampa dan tangan terbuka, ia menatap Renjun.

"Kemarilah dan peluk aku, bagaimana kabar anak-anak kita?"

Renjun tak membalas. Sebaliknya, kedua matanya menatap lurus pada Duke Richard yang masih berdiri ditempat yang sama dengan senyuman licik man menyebalkan yang sama. Sebelum lady Azurite datang, setidaknya ia harus memotong satu tangan orang itu atas bayaran untuk nyawa saudarinya.

"Bisa kau tahan dia? Sebisa mungkin jangan melukainya," Ucap Renjun kepada Jisung yang langsung mengangguk mengerti.

Sang naga mengepakkan sayapnya, dengan kecepatan penuh ia terbang kearah Jeno. Cakar di kakinya telah siap mencengkram tubuh Jeno, sementara di sisi lain Renjun berlari menuju Duke Richard. Bagaimanapun, mananya terbatas untuk sekedar melakukan teleportasi.

Dengan gesit tubuh Jeno menghindari cengkraman Jisung. Ia menarik pedang miliknya dan bergerak cepat untuk memotong jalan Renjun. Denting suara logam beradu terdengar nyaring nan memekakkan di sepenjuru ruangan. Perbedaan tubuh keduanya membuat Renjun terpukul mundur.

Jisung memutar arah, berusaha mencengkram Jeno sekali lagi selagi lelaki itu tak menghadap kearahnya. Namun usahanya gagal untuk yang kedua kali. Lelaki itu terlebih dahulu menghindar sebelum dirinya sampai.

Renjun terengah, ia menumpukan badannya pada bilah pedang. Kedua maniknya menatap ke arah Duke Richard dan juga Jeno secara bergantian. Kemudian pandangannya terhenti pada sesuatu yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Duke Richard.

Lady Azurite yang mengayunkan pedangnya dan juga Lucas yang menahan tubuh sang Lady bersamanya. Sepersekian detik sebelum ia berhasil mendaratkan pedangnya kepada sang ayah, Jeno tiba-tiba saja berteleportasi dibelakang sang Duke dan menghalau ayunan pedang milik Lady Azurite, membuatnya terpental kebelakang dan menabrak dinding.

"Azurite, setelah menjadi tidak berguna sekarang kau juga ikut memberontak?" Ucap Duke Richard.

Azurite meludahkan darah dari mulutnya dan bangkit berdiri dibantu oleh Lucas, ia memandang ayahnya dengan tatapan penuh kebencian kemudian tertawa kecil.

"Oh lihatlah siapa yang berbicara." Sang Lady melirik kearah Lucas. Sang naga yang langsung mengerti kemudian membawanya berteleportasi di dekat Renjun.

"Marionette---" Ucap Azurite begitu ia sampai di samping Renjun. "Sihir terlarang yang digunakan oleh ayahku, Marionette. Ia dan bonekanya akan berbagi penglihatan dan dengan mudah mengontrolnya sebagai senjata---"

Ucapannya terhenti saat Lucas tiba-tiba saja menariknya, begitupun Jisung yang menarik tubuh Renjun untuk menjauh. Sedetik setelahnya lantai yang mereka pijaki telah terbelah menjadi dua akibat hantaman pedang milik Jeno.

"Bagaimana menghentikannya?" Ucap Renjun, sementara dirinya terus menghindar dari serangan Jeno.

Azurite terdiam sejenak. "Membunuh penggunanya atau memotong talinya," Ucapnya.

Dahi Renjun mengernyit. Opsi pertama sedikit sulit untuk dilakukan karena bahkan mereka sulit untuk mendekati Duke Richard, dan opsi kedua bahkan lebih membingungkan lagi.

"Bisa kau jelaskan apa maksud tali ini?" Ucapnya.

"Benang sihir yang ia gunakan untuk menahan jiwa Jeno," Ucap Mark yang tiba-tiba saja datang dan menahan pedang Jeno yang di hunuskan pada Renjun dengan tangannya. "Aku punya strategi jadi dengarkan."

Aku dan Jisung akan menahannya, Azurite dan Lucas akan membatasi pergerakan Duke Richard. Lalu Renjun---

I'm A Princess/Noren (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang