"Renjun?"
Siapa itu? Dimana aku?
Sejauh matanya memandang, hanya ada lautan tanpa batas didepan mata Renjun. Kemudian pandangannya turun dan menatap kebawah kakinya, tapi yang ia pijaki tampak seperti kaca yang membentang luas diatas lautan itu sendiri.
Kemudian sepasang lengan memeluk erat tubuhnya dari belakang. Terasa sangat hangat dan juga menenangkan. Barulah saat beberapa detik ia menyadari, tubuhnya saat ini adalah tubuh aslinya sebagai seorang laki-laki. Bahkan ia masih mengenakan seragam sekolah yang terakhir kali dipakainya.
"Maafkan aku ya."
Suara gadis yang sebelumnya terdengar mengalun lembut memanggil namanya kembali terdengar, berbisik disamping telinganya dengan nada penuh rasa bersalah.
Meskipun rasanya ingin sekali membalikkan kepala untuk melihat wajah gadis yang tengah memeluknya itu, tapi ia tak bisa seolah ia tak memiliki kendali atas tubuhnya sendiri.
"Kau tau? Aku sangat menyayangimu, adikku satu-satunya."
Iris Renjun melebar seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya. Sejauh yang ia tau selama ini dirinya hanya tinggal sebatang kara di panti asuhan, pun saat ia menanyakan tentang keluarganya pada pengasuh ia tak mendapatkan apapun selain dirinya yang ditemukan didepan gerbang saat masih bayi.
Rasanya Renjun ingin menangis saja saat ini, lidahnya bahkan tak bisa ia gerakkan dan suaranya pun tak mampu keluar. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan, akan tetapi pelukan gadis itu perlahan mengerat.
"Maafkan aku karena melibatkanmu, tapi kau harus menjadi aku karena jiwaku tak bisa lagi kembali."
Pelukan itu perlahan mengendur, memberinya sedikit ruang untuk bernafas lebih banyak, namun sekuat apapun ia berusaha mengambil oksigen yang ia dapatkan adalah paru-parunya yang seperti terbakar.
Perlahan gadis itu melangkah ke depan akan tetapi saat itu juga pandangannya mengabur, saat gadis itu berbalik menghadapnya yang dapat ia lihat hanyalah gaun berwarna biru langit yang dikenakan gadis itu bergoyang anggun seiring dengan gerakannya.
"Maaf karena membuatmu harus menikahi laki-laki itu. Tapi kuharap dia tak melakukan sesuatu yang buruk padamu."
Samar-samar ia dapat melihat gadis itu tersenyum, namun sekuat apapun ia menajamkan pandangannya wajah gadis itu masih tak terlihat dengan jelas.
"Tolong, jaga tubuh ini dan apa yang ada di dalam sana."
Perlahan pandangan Renjun makin kabur, gadis itu pun makin menghilang dari pandangannya.
"Aku menyayangimu..."
Dan semuanya menjadi gelap.
__________
"Hah... Hah..."
Renjun memegangi keningnya yang banjir keringat bahkan surai keabu-abuan nya pun sedikit basah karenanya. Ia menghirup udara sebanyak mungkin, mengisi paru-parunya yang terasa terbakar kemudian menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.
Mimpi macam apa itu?
Kelopak mata Renjun terpejam sejenak, mencoba mengingat kembali kejadian-kejadian didalam mimpi yang baru saja didapatkannya. Akan tetapi sekuat apapun ia mencoba, yang dapat ia ingat hanyalah hamparan lautan dibawah kaca bening dan ia berdiri ditengah-tengah nya. Kemudian seseorang memeluknya dari belakang dan menghilang begitu saja tanpa dapat ia lihat wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Princess/Noren (End) ✔
FanfictionBagaimana rasanya terbangun di dunia lain dan memiliki calon suami seorang tirani? -yaoi Content - noren content