Hari semakin larut. Jam dinding telan menunjukan pukul 11 malam lewat beberapa menit. Suasana hening dan damai membuat para manusia merasa mengantuk.Namun hal itu tak berlaku bagi Vazia yang masih setia menduduki bangku belajarnya. Tangan kirinya mencoret-coret buku kosong dengan berbagai untain kata. Sekilas ingatan di ruang pak Bear melintas di ingatannya.
Vazia mendengus samar, walau mengerti akan ucapan yang pak Bear katakan, Vazia tidak akan pernah menerima tawaran pak Bear.
Flasback on
"Bapak Agent GC? "
Sejenak setelah Vazia menanyakan hal tersebut suasana menjadi hening. Pak Bear menatap lamat siswinya yang masih setia menatapnya curiga.
Lama ia menatap Vazia, akhirnya ia menyeletuk dingin. "Kamu telah mengetahui semuanya rupanya" Wajah pak Bear mendatar dengan tatapan tak kalah tajam.
"Yah sepertinya begitu. Jadi Pak Bear benar-benar seorang Agent GC? " Vazia bertanya lagi dengan tangan bersedekap.
Mengangguk membenarkan, Pak Bear mengetuk pelan meja dengan jari telunjuknya. "Bergabunglah dengan Akademi GCA Vazia. Kamu pasti memiliki banyak pertanyaan kepada ketua, saya akan membantu kamu bertemu dengan ketua, jika kamu mau bergabung dengan Akademi GCA"
Tawaran dari pak Bear memang menarik. Vazia juga ingin bertemu dengan ketua yang dimaksud itu. Tetapi dengan memasuki Akademi, Vazia rasa hal itu akan sangat merepotkan dirinya. Belum lagian alasan kenapa ia memiliki kehidupan dari dunia lain belum terpecahkan. Dan tugas dari bundanya.
"Ketua akan membantu kamu mencari tau segalanya. Kamu juga pasti telah mengetahui seberapa hebat ketua bukan? " Pertanyaan pak Bear di balas anggukan oleh Vazia.
"Bapak benar, saya mengetahui segalanya. Tetapi dengan memasuki Akademi? Saya rasa saya tidak memerlukan hal tersebut—" Vazia menjeda ucapannya dengan bibir menyungging remeh, "—lagi pula saya tidak tertarik memasuki Akademi sampah milik GCA!"
Brak
"Kurang ajar! Akademi yang kamu sebut sampah itu adalah Akademi yang menampung ibumu dari kecil Vazia! " Pak Bear menggeram, tangannya terkepal menahan emosi. Belum lagi meja yang baru ia pukul terbelah menjadi dua.
Vazia tersenyum miring, "heh! Kalau bapak lupa, Akademi itu juga yang membuat bunda saya bertaruh nyawa dan meninggalkan saya bersama orang asing yang menyamar menjadi bunda saya! Bersikap baik layaknya seorang bunda yang mengasihi anaknya padahal ia hanya sebuah robot sampah yang menjalankan misi sialan dari orang bajingan itu! Dan semua itu karena Orang-orang yang terlibat dengan Akademi sampah yang menggantung layaknya kotoron di langit yang indah! "
"Katakan pada ketua anda agar segera Berhenti untuk memata-matai saya! Dan ambil seluruh kamera yang berada dirumah saya! " Usai mengatakannya, Vazia berjalan melangkah keluar pintu.
Sebelum benar-benar keluar, Vazia mendengar Pak Bear bergumam kecil.
"setidaknya bergabunglah dengan Akademi yang kau bilang sampah itu Vazia. Ada banyak masalah lain yang akan kamu ketahui jika telah bergabung. Terutama tentang ayah kandungmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
Teen Fiction𝘚𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪? ........... Vazza tak membalas ia hanya diam dengan pikiran berkecamuk. Ini jelas tak benar! Harusnya ia mati kan? Harusnya ia bertemu dengan bundanya! Tapi...