⁸Jadian

28 4 0
                                    


HAPPY READING

***

Melihat mu bahagian
dengan orang lain,
seenggaknya bisa
menghibur diri ku
juga.

***


Udara di pagi ini terasa sangat segar, hari ini adalah tanggal merah. Bayu mengajak Khanza untuk lari pagi, mereka lari pagi di sekitar kompleks rumah Khanza.

"Gimana novel kemarin, seru kan?." Tanya Bayu, basa-basi.

"Iya kak." Jawabku.

"Aku pernah baca cerita kamu di handphone ponakan ku, ceritanya bagus. Tapi kenapa aku merasa laki-laki yang kamu gambarkan di cerita kamu seperti aku ya." Ucapnya.
Bukan merasa percaya diri ya, tapi yang aku baca dari cerita Khanza karakter visual laki-laki nya seperti menggambarkan dirinya. "Percaya diri banget ya aku." Lanjutnya, tertawa malu.

Aku yang mendengar pun tersenyum tipis. Ya, mau bagaimana lagi memang aku mengambil karakter dia ke dalam cerita ku. Bahkan aku menulis kisah hidup ku sendiri di sana. Karena bagiku, jika aku tidak bahagia di versi dunia nyata, seenggaknya aku bisa membuat kebahagiaan ku sendiri di versi imajinasi yang ku buat sendiri, walaupun itu terkesan aneh ataupun gila.

"Kamu terinspirasi dari siapa membuat cerita seperti itu?." Tanya Bayu. Ia mengajak Khanza untuk singgah sebentar di taman. Mereka berdua duduk di taman yang tak jauh dari kompleks nya.

"Dari seseorang." Jawabku.

Ya memang kan, terkadang seorang penulis mengembangkan ide nya dari orang-orang sekitar atau bahkan dari crush nya, atau idola nya dan masih banyak lagi.

"Siapa?." Kata Bayu semakin penasaran. "Aku ya." Lanjutnya dengan penuh percaya diri.

"Hahaha mungkin." Jawabku tersenyum malu.

Bayu mengajak Khanza untuk singgah sebentar. Bayu menyuruh Khanza untuk mencari tempat duduk, sedangkan dirinya mencari warung untuk membeli minum. Tanpa menunggu lama, Bayu menghampiri nya, ia memberikan air kepada Khanza.

"Makasih." Jawabku, mengambil botol mineral tersebut dari tangan Bayu.

"Mau aku buka in?." Tawar Bayu, di balas gelengan kepala oleh ku.

"Enggak usah." Jawabku.

Bayu baru ingat tadi saat ingin menyebrang ke warung, ia melihat toko bunga. Ia membeli bunga anyelir, kata mbak-mbak nya kalau mau ngasih bunga anyelir ke gebetan nya, kasih saja bunga warna putih. Bayu tidak tahu kenapa, yang penting ia beli lalu berikan kepada Khanza.

"Aku ada sesuatu buat kamu?." Kata Bayu mengeluarkan buket bunga yang tadi ia sembunyikan di belakang punggung nya.

"Buat aku?." Tanyaku tersenyum manis, di balas anggukan olehnya. Aku langsung tersenyum senang. "Cantik nan manis." Gumam ku.

"Kamu suka?." Tanya Bayu, aku langsung mengangguk cepat.

Sebenarnya ada satu hal yang penting ingin Bayu katan pada Khanza, tapi ia masih ragu-ragu untuk mengatakannya. Tapi jika tidak di katakan ini malah menjadi beban untuk nya, karena jadi kebanyakan pikiran.

"Khanza." Panggil nya, membuat ku melirik ke arahnya.

"Aku suka sama kamu."

"Kamu mau jadi pacar aku?."

Ucapnya yang begitu cepat tanpa jeda. Iya, aku mendengar nya dengan jelas, aku diam bukan berarti tidak mendengar nya, tapi aku kaget tiba-tiba dia mengatakan seperti itu, aku harus jawab apa?.

IMAGINATION [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang