¹⁰Cemburu II

15 3 0
                                    


HAPPY READING

***

"Ternyata benar ya,
kisah kita seperti
Bunga anyelir."

***

Sepeda berwarna pink berhenti di halaman rumah yang bernuansa putih polos, ia memperkirakan sepeda nya tak jauh dari pintu gerbang. Khanza mengetuk pintu berulangkali, tidak ada orang yang membuka nya, kelima kalinya barulah pintu terbuka.

"Eh---sayang ada apa malam-malam datang ke sini?." Kata Desya menyambut Khanza ramah.

"Mau ketemu Bai mih." Ucapku. "Bai nya ada?." Lanjutnya.

"Dia di rooftof, samperin aja." Jawab Desya. Ia menyuruhku masuk ke dalam rumahnya, dan mengantarkan ku sampai tangga rooftof.

Aku melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri melamun di atas rooftof. Ia memandangi langit malam yang di temani bulan seorang, tidak ada satupun bintang di sana. Aku berjalan perlahan-lahan menghampiri nya, ada ide jail yang terlintas di benakku.

Aku berjinjit berusaha meraih mata nya, untuk menutupi matanya, tapi sayang seribu sayang saat aku ingin meraih nya, tiba-tiba ia berbalik badan menghadap ke arahku. Alhasil aku terjatuh dan mengenai dada bidang nya, aku tersenyum menatap ke arahnya, sedang Bright menatap datar ke arahnya.

"Ada masalah?." Tanya Bright kepada Khanza. Karena biasanya setiap ada masalah, pasti Khanza duluan yang menghampiri Bright sampai ke rumah nya. Sedangkan dia malah tersenyum malu, ia berdiri di sebelah kiri Bright, ikut memandangi langit seperti Bright. Tidak ada lagi obrolan di antara mereka berdua, mereka asik menatap ke arah langit dan menikmati udara malam di atas rooftof.

"Bai." Panggil Khanza yang memulai obrolan. Bright yang mendengar hanya melirik sekilas ke arahnya. "Kamu tuh kenapa sih, dari kemarin-kemarin diam saja sama aku. Bahkan kamu seperti menghindari ku." Lanjutnya.

Kata seseorang menyukai orang itu tanpa alasan, baru di namakan cinta, lalu jika cemburu kepada orang yang kita sukai apakah tanpa alasan juga. "Enggak kenapa-kenapa." Jawab Bright. Bohong, ya memang. Bagaimanapun tidak, kalian saja yang mengagumi seseorang dalam diam jika melihat orang yang kita sukai bersama yang lain pasti pernah merasakan cemburu kan, ya walaupun dia bukan siapa-siapa nya kita.

"Gimana kamu sama Bayu?." Tanya Bright.

"Seperti biasa, tapi ada yang buat aku bingung." Ucapku, Bright yang mendengar langsung melirik ku penasaran.

"Dia enggak ngapa-ngapain kamu kan?." Tanya Bright.

"Enggak, dengerin dulu makannya." Kata Khanza. Bright kembali menatap ke arah langit. "Waktu dia main ke rumah ku, dia singgah sebentar lalu ada notifikasi di handphone nya yang buat dia tiba-tiba pergi terburu-buru, pas aku tanya, jawaban dia tuh enggak meyakinkan." Lanjutnya.

"Sampai sekarang dia belum ngabarin kamu lagi?." Tanya Bright, di balas gelengan kepala olehnya. "Coba kamu telfon lagi." Lanjutnya.

Kamu khawatir ya sama Bayu?, Aku juga Ca. Tapi beda nya, aku khawatir sama kamu, aku tidak suka reaksi kamu yang seperti ini, aku lebih suka kamu yang tersenyum bahagia bukan seperti ini.

Khanza menarik nafas nya pasrah, benar-benar dibuat khawatir dirinya oleh Bayu. "Udah, Bai. Berulang kali aku telfon dia tapi nomer nya enggak aktif. Bahkan aku sampai telfon ke ibu nya, dia malah jawab Bayu belum pulang ke rumah dari pulang sekolah sampai sekarang." Kata Khanza.

IMAGINATION [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang