Matahari terbenam dari ufuk barat. Cahaya senja menyusuri langit berawan. Di sebuah halte bis, seorang gadis berambut Raven menghela napas kasar. Dia adalah Robin yang baru saja habis bertemu dengan kedua sahabat lamanya yaitu Nami dan Hancock.
Sialnya. Di antara persahabatan mereka bertiga, hanya Robin yang belum mempunyai kekasih.
Padahal saat ini Robin tengah menumpang di apartemen teman semasa sekolahnya dulu.
Roronoa Zoro-- lelaki berambut hijau yang sangat baik karena memungut eh... menolong Robin, yang saat itu berdiam diri di pinggir jalan. Tidak jauh dari apartemen Robin.
Selama beberapa bulan, Roronoa sangat baik memberinya tempat tinggal. Robin membalas kebaikan Roronoa dengan membersihkan apartemen, mencuci pakaian, memasak, dan segala jenis perbabuan.
Namun, Robin tidak pernah sekalipun memandang Roronoa sebagai pria. Ya, maksud Robin, Roronoa sudah seperti kakak idaman baginya.
Nami-- sahabat Robin, sempat menyarankan pada Robin untuk membalas budi yang pantas. Seperti melayani Roronoa di atas ranjang misalnya.
Robin agak menyesal menceritakan tentang dirinya yang diusir dari rumah dan tinggal sementara di apartemen Roronoa.
Sahabatnya yang satu itu memang sangat sesat. Robin tidak mungkin melakukan hal itu pada Roronoa.
Lagi pun sampai sekarang ini, Robin belum pernah berhubungan seks dengan siapa pun. Biasalah single forever dari lahir.
Padahal Robin tidak terlalu jelek. Emang selera cowok Robin yang ketinggian. Makanya para lelaki yang mendekati Robin pada kabur semua.
Robin tiba di apartemen. Suasana masih tetap sama. Sunyi yang menenangkan.
Roronoa pemilik apartemen tapi jarang pulang. Lelaki itu lebih betah di Dojo Kendo nya. Kadang Robin datang membawakan bento untuk Roronoa.
"Roronoa-san kayaknya gak pulang malam ini." Robin bergumam pelan sambil membaca pesan dari Roronoa.
Roronoa sedang reunian bersama teman-teman se-gang-nya dulu. Robin cukup tahu mengenai gang berandalan yang pernah terkenal dulu-- Mugiwara Gang.
Kalau Robin tidak salah ingat, Roronoa dulunya salah satu pendiri Kelompok Mugiwara sekaligus menjabat sebagai wakil ketua. Roronoa-- satu-satunya berandalan yang tidak dibenci para siswi saat itu.
Saat tahun pertama menengah ke atas, Robin tidak terlalu dekat dengan Roronoa. Padahal keduanya sama-sama berada di kelas yang sama tiap tahun.
Robin berendam di bath up. Memikirkan perkataan Nami. Haruskah Robin melakukannya? Tapi Robin sedikit ragu. Bagaimana kalau dirinya ditolak?
Robin menggeleng pelan. Pasti akan sangat memalukan. Apalagi di umurnya sekarang ini Robin masih perawan. Sialannya lagi, Robin tidak pernah pacaran sebelumnya.
Padahal kalau diperhatikan, Robin termasuk gadis yang cukup manis. Ya, meski cuek dan tidak pernah peduli pada orang-orang di sekitarnya.
Perlahan Robin meraba tubuhnya, memegang buah dadanya yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Ukuran miliknya sedang-sedang saja.
Apa Roronoa tidak pernah tergoda dengannya?
Robin melangkah menggambil handuk. Mengeringkan tubuhnya. Kemudian memakai jubah mandi.
Kalau Roronoa tidak berada di apartemen, biasanya Robin selalu berendam di bath up. Setelah itu memasak makan malam dengan masih mengenakan jubah mandi.
Selesai makan malam, Robin mencuci piring. Lalu bersantai sembari makan cemilan dan menonton film.
Sebelum menumpang di rumah Roronoa, Robin tinggal bersama bibinya. Karena sesuatu hal, bibi Robin mengusir gadis itu dari rumahnya. Jadinya, Robin berakhir di apartemen Roronoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zorobin (Lemon)
De TodoCerita ini murni dari penulis sendiri Warning 18+ Disclaimer: one piece (Oda Sensei) Cerita Random Seks ada alay ada Romantis ada Kata kasar mungkin ada Type gak jelas ada One shot pendek Jangan lupa vote dan komen untuk mendukung cerita ini Karena...