Day one

4 0 0
                                    

"Fisip summer festival!"

"strong like sun, flow like wind!"

Namanya aja yang summer, aslinya acara diadakan diawal tahun dimana sedang bergantian musim alias pancaroba.

"yok! semangat! semangat guys!!!"

"Kak minta tolong beberapa bantuin ambil konsum sarapan buat panitia ya."

Garin menoleh ke arah Salsa yang sedang meminta bantuan ke rombongan Glory. "boleh.. boleh.."

tanpa pikir panjang Garin mengikuti langkah beberapa panitia yang berada di belakang Salsa untuk mengambil sarapan.

"Sal minta tolong diplotingin sekalian ya panitia yang sarapan duluan siapa, takutnya nanti pada sarapan semua ngga ada yang stand by." Ucap Garin sambil mengangkat 20 box nasi yang ada didalam plastik besar berwarna merah.

"oke kak."

Setelah memindahkan nasi kotak dari mobil bak kedalam transit panitia Salsa dengan sigap memploting panitia lalu mengirim bagiannya ke grup panitia.

Garin melihat tabel yang dibuat Salsa langsung tersenyum, tanpa aba-aba dari dia, perempuan itu sudah memploting seluruh konsumsi dari sarapan hingga makan malam, dari hari pertama hingga penutupan.

"nice, thank you Sal." puji Garin yang dijawab anggukan dan senyum manis Salsa. "Sal, jangan senyum gitu."

"eh kenapa kak?"

"soalnya kalau lo senyum gitu bikin hati adem, ngajak berumah tangga- WADOWWW!!" Garin melihat kebelakang dan disana ada Exal yang sedang berkacak pinggang setelah melempar botol air mineral ke kepala Garin.

"KERJA BOS! GOMBALIN CEWEK MULU, MALU SAMA ID CARD LO TUU!!"

"yaelah santee napa, sedang berusaha melunakan ibu dari anak-anak gue nih." gerutu Garin, "Salsa nanti kalau malem laper mau cari makan bareng gue nggak?"

"enggak kak, udah kenyang makan jatah konsum."

"kalau nonton- aduh.. aduh..." Garin mengikuti langkah Glory yang sedang menjewet telinganya. "babay Sal, abang kerja duluu yaa- Gloo sakit Glooo.."

"Pak tolong ini anjingnya dijaga ya, minta kawin mulu ini." ucap Glory setelah melepaskan telinga Garin di depan Exal.

"nyari cewek mulu lama-lama gue kebiri juga nih." Exal berdecak, "nih bantuin mindahin sound ke panggung booth."

"kompak banget lo pada nge-bully gue, kalian pacaran ya?!" Meski dengan wajah tertekuk kesal, Garin menarik sound itu menuju panggung kecil yang berada di tengah deretan tenda makanan.

"misi pak nganter sound."

Dirga mengerutkan keningnya, "kok sound nya yang ini? ini kan sound utamanya biar tetep dipanggung. gue bilang kan sound cadangan di belakang, yang nggak gue tancepin."

"elah, nggak bilang."

"makanya ada HT di dengerin."

"ya sor- eh Saras, jaga di booth makanan ya?" dengan mudah Garin ter-distrack.

"iya."

"yaudah deh, Dir gue ikutan jaga dis-"

"nggak.. nggak.. nggak.. sono jaga tempat lain aja, disini udah kebanyakan orang. itu di tiket masuk masih butuh orang, sana kek bantuin. ganggu aja, hush.. hush.."

Berdecak kesal Garin segera kembali tapi langsung ditahan Saras, "eh kenapa sayang?"

"itu sound nya dibawa dong, diganti sama yang dimaksud Dirga." ucap Saras menghancurkan senyum Garin.

"mampus." komentar Dirga sambil tertawa.

•••

bonus foto bang Exal dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bonus foto bang Exal
dan

bang dirga si anak sound banget hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bang dirga si anak sound banget hihi

Garin and his journeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang