🐥 empatbelas 🍑

2.8K 207 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hari ini hari minggu, yang berarti sekolah libur. Biasanya kebanyakan murid-murid akan bangun lebih siang dari pada hari biasanya.

Namun tidak dengan Jaffin, anak itu sudah bangun sejak subuh tadi. Wajahnya masam bukan main, bibirnya dimajukan dengan kedua matanya berkaca-kaca.

Svarga jadi ikutan terbangun padahal ia ngantuk sekali, namun apadaya ia harus bisa membujuk bayi besar itu agar berhenti bersedih.

Alasan Jaffin berwajah masam pagi-pagi adalah karena Rian harus berangkat keluar kota pagi ini. Tadi malam setelah ia kepergok makan mie dengan sang abang, Jaffin memilih tidur bersama sang ayah.

Karena pagi-pagi mendengar suara rusuh saat Rian berkemas dengan baju-bajunya, Jaffin terbangun. Anak itu langsung menodong ayahnya dengan berbagai pertanyaan, mulai dari ayah mau kenama? Itu bajunya buat apa dimasukin ke koper? Dan banyak lagi.

"Ayahhhh ikuttttt" Jaffin kembali merengek, membuat Rian yang tengah menyesap kopi hitamnya jengah.

"Gak bisa Dek, Ayah kan pergi buat kerja. Lagian gak lama kok cuman tiga hari, kamu juga tumben rewel biasanya Ayah mau pergi seminggu juga anteng aja sama abang" Ujar Rian.

"Ayah udah gak sayang lagi ya sama anaknya, ditinggal mulu" Ujar Jaffin dengan wajah sedihnya. Tak lupa dengan air matanya yang siap terjun melewati pipi mulusnya.

"Astaghfirullah, gak gitu nak. Udah ah jangan nangis" Ucap Rian jadi serba salah, Jaffin benar-benar rewel sekali kali ini.

Svarga yang sejak tadi menyimak hanya menatap malas adiknya yang tengah ber-drama.

"Banyak banget dramanya pagi-pagi hmmm" Ujar Svarga lantas menggendong Jaffin ala karung beras.

"Abang turuninnnnn" Jaffin memekik tak suka.

"Ayah berangkat aja, urusan anak Ayah yang satu ini biar Abang yang urus" Ujar Svarga sambil menepuk dadanya.

Rian terkekeh melihat kelakuan di sulung. Lantas Rian mengangguk dan bangkit dari duduknya, kopinya juga sudah habis ia sesap hanya tinggal bubuk kopi yang terendam didasar cangkir.

"Dadah Adek, jangan nakal ya nak" Ucap Rian lantas menepuk pantat Jaffin yang berada di bahu Svarga. Lalu menggeret kopernya menuju pintu utama rumah.

"Ayahhhhhhhhh ikuttt, Abang turun hiks....hiks...mau sama ayah" Jaffin memekik saat mendengar suara roda koper yang mulai menjauh, apalagi disusul suara mobil sang ayah yang sudah meninggalkan perkarangan rumah.

SVARGA & JAFFIN [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang