Keluarga Heo tengah menikmati makan malam sederhana. Hanya berlauk ikan, sayur dan ramyeon, rasanya sudah sangat nikmat. Ada 2 potong ayam yang memang sengaja diberikan untuk seokjin dan hyerin. Seokjin dan Hyerin terlihat lahap hingga memakan habis ayam yang mereka makan sekarang.
"Oppa, nanti kalau sudah masuk sekolah jangan tinggalkan Hyerin sendirian, ya. Karena Hyerin masih baru, dan Hyerin takut." Hani tersenyum menatap ke arah putri nya.
"Eomma kan ikut, sayang. Eomma tidak akan langsung membiarkan Hyerin begitu saja. Sama seperti hyungie dulu, eomma akan menjaga di sekolah untuk beberapa hari saja sampai Hyerin merasa nyaman dan bisa eomma tinggal."
"Kalau ada yang membuat Hyerin menangis, bilang sama oppa nee." Ucap seokjin menunjukkan sisi pelindung untuk adiknya.
"Kalian berdua harus sekolah yang giat ya. Semoga kalian berdua menjadi anak yang sukses di masa depan nanti." Sungtae mengelus pucuk kepala seokjin dan hyerin bergantian.
"Ah, appa hampir lupa. Tadi siang kalian terjebak di hutan karena ingin ke kebun appa?" Tanya sungtae yang seketika ingat dengan kejadian yang diceritakan oleh Hani.
"Maafkan jinnie, appa. Jinnie janji tidak akan datang ke sana lagi. Jangan marahi Hyerin ya, appa. Jinnie yang mengajak nya sampai Hyerin memiliki banyak bekas gigitan nyamuk nakal." Seokjin benar benar bersalah dan jujur saja seokjin ketakutan saat Hani belum datang menjemput mereka berdua.
"Oppa juga ada," sahut Hyerin sambil menunjuk lengan seokjin.
"Banyak sekali merah merah nya."
"Sudah, anggap saja itu sebagai hukuman ya, sayang. Kalian tidak boleh sampai ke luar perumahan. Kalau teman yang lain sudah pulang, kalian juga harus pulang ke rumah. Kalian mengerti? Ini juga berlaku untuk reader nim semua. Jangan membuat eomma kalian cemas dan khawatir lagi."
Seokjin dan Hyerin menganggukan kepalanya tanda paham. Mereka melanjutkan makan malam sebelum kembali ke kamar tidur.
Setelah selesai membersihkan meja makan dan menyuruh kedua anak nya untuk masuk ke kamar. Hani dan Sungtae duduk di ruang tengah dan hanya beralaskan tikar, bahkan hanya ada televisi jadul disini.
"Yeobo, lahan kita tinggal 2 saja. Kita sudah menjualnya waktu itu untuk melunasi hutang Hyojin ssi dan juga sekolah jinnie. Lalu, untuk sekolah Hyerin, apa kita lakukan hal yang sama lagi?" Tanya Hani meminta saran pada suami nya.
"Aku akan mencari uang lain terlebih dahulu ya, sayang. Semoga tidak sampai menjual lahan kebun lagi." Sungtae mengusap wajah nya pelan sambil menghembuskan nafasnya panjang.
"Tapi, aku tidak enak kalau harus meminjam uang sama Hyojin lagi, yeobo."
"Jadi, bagaimana? Apa kita benar benar akan menjual 1 lahan lagi. Kemudian, yeobo simpan saja sisa nya di tempat Hyojin ssi? Seperti itu. Jadi, ketika ada kebutuhan besar untuk jinnie dan hyerin, kita minta langsung tabungannya ke Hyojin ssi." Hani tersenyum ketika mendengar saran yang diberikan oleh suaminya.
"Itu lebih baik, yeobo."
Sungtae menganggukan kepalanya menyetujui. Jadi, mereka hanya akan memiliki 1 lahan lagi untuk masa depan kedua anaknya nanti. Seokjin dan Hyerin baru saja masuk sekolah dasar, masih banyak lagi pengeluaran yang akan mereka lakukan kedepannya.
"Besok, kita ajak anak anak main keluar dan makan di restoran langganan kita. Kasihan anak anak jadi jarang keluar karena kesibukan kita." Tawar sungtae.
Hani tersenyum lagi. Meskipun ekonomi keluarganya tidak berkecukupan tetapi dia sangat bersyukur memiliki suami yang lembut hatinya dan juga kedua anak yang tidak pernah mengeluh mengenai kehidupan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Son ( END ) ✅
FanfictionKecelakaan yang terjadi di Tol Gyeongbu, Seoul menewaskan banyak korban dengan skala besar. Termasuk keluarga kaya raya ini.