Back Close

253 32 7
                                    

Seokjin dibantu ibunya untuk merapikan pakaian nya. Memasukkan ke dalam koper besar yang Hani pinjam dari tetangga. Sementara, Hyerin hanya duduk manis di atas tempat tidur seakan masih tidak terima. Dia akan benar benar jauh dari oppanya.

"Sudah selesai? Coba cek lagi takut ada yang ketinggalan, jinnie." Hani mengingatkan supaya seokjin mengeceknya lagi karena tidak mungkin dia mengantarkan jika ada sesuatu penting yang tertinggal.

"Tidak ada, eomma. Semuanya sudah jinnie masukan." Seokjin kembali menutup koper tersebut dan menariknya keluar yang diikuti oleh Hyerin dan Hani di belakangnya.

"Yeobo! Ayo kita antar jinnie ke rumah Hong oppa. Pasti sudah menunggu."

Mereka berempat hanya berjalan kaki menuju ke rumah Hong yang jaraknya tidak terlalu jauh. Disana, terlihat Hong yang sudah menunggu di depan rumah. Satu hal lagi yang membuat Hani dan Sungtae yakin kalau seokjin akan baik baik saja ketika dia melihat Hong selalu dijemput mobil oleh pekerja lain yang ada di rumah bos nya itu.

"Sudah siap, jinnie? Tidak ada yang ketinggalan?" Tanya Paman Hong kembali mengingatkan. Barangkali seokjin baru mengingat sesuatu yang belum dia masukkan. Tapi, tidak. Seokjin yakin semuanya sudah dia masukkan ke dalam koper.

"Kalau begitu, ayo pamitan dulu sama appa dan eomma mu. Minta restu pada mereka supaya pekerja dikota nanti lancar dan berkah." Paman Hong menyuruh seokjin untuk melakukan nya.

Setelah meletakkan koper ke dalam bagasi mobil yang ada disana, Seokjin membalikkan tubuhnya untuk memandang ketiga wajah yang akan dia rindukan dalam waktu yang panjang. Mata seokjin tiba tiba berkaca kaca. Seokjin mendekati Sungtae dan memeluk appanya itu, lalu mengecup kedua pipi sang ibu.

"Appa eomma, doakan jinnie semoga semuanya lancar. Jinnie akan selalu menghubungi kalian jika jinnie ada waktu yang lenggang. Jangan khawatir, jinnie akan menjaga diri dengan baik."

Hani yang sudah menangis langsung memeluk putra nya.

"Jangan lupa makan ya, sayang. Dan selalu rendah hati pada semua orang, mengerti?" Seokjin menganggukkan kepalanya. Kini beralih Sungtae yang memeluk nya sambil menepuk-nepuk punggung putra nya untuk memberinya semangat.

"Jagoan appa kuat. Jika ada masalah bilang pada samchon, mengerti?"

Kini pandangan seokjin beralih pada sosok yang selalu dianggap kecil. Yang ia jaga dan selalu bermain bersamanya. Hyerin menangis sudah sejak 30 menit yang lalu, bahkan sampai sekarang tidak bisa berhenti. Seokjin malah menatapnya sambil tersenyum. Seokjin meraih tubuh mungil itu dan memeluk nya dengan hangat.

"Sudah, jangan menangis Hyerin ah. Doakan oppa, oke? Doakan semuanya lancar dan kita akan berkumpul lagi nanti tanpa keterbatasan."

Hyerin hanya merespon dengan anggukan yang lebih mendominasi oleh suara tangisan nya. Hani merangkul Hyerin dari samping. Hong dan sang istri juga berada disana ikut terharu sama seperti mereka dulu, ketika berpisah untuk pertama kalinya.

Hong mengulurkan tangannya, mengajak seokjin untuk segera naik. Namun, ketika langkahnya sudah menjauh dari sosok yang selalu bersama nya di rumah. Dia mengingat sesuatu yang seharusnya sudah berada di tangan Hyerin.

"Oppa hampir lupa, Hyerin." Seokjin membuka tas besar nya yang berada di punggung lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

"Ini untuk Hyerin. Hadiah dari oppa, sudah tinggal pakai saja dan ada nomor oppa disana. Oppa juga sudah menyimpan nomor mu."

Tabungan yang sudah seokjin kumpulkan ketika masih bersekolah itu terwujud untuk membelikan Hyerin sebuah ponsel. Tidak terlalu bagus dan mahal, tapi sudah bisa digunakan untuk mereka berkomunikasi melalui chat ataupun video call. Hyerin langsung berlari untuk meraihnya. Hyerin juga memeluk seokjin lagi.

Rich Son ( END ) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang