Dia tidak benar-benar peduli kepadamu
Dia hanya menjual dirinya untuk kebahagiaanmu
Dia tersenyum di hadapanmu tapi dibelakangmu, dia pembencimu nomor satu
-Safanna-
**
Seolah tidak terjadi pertengkaran di antara mereka, Malam hari ketika Kalingga pulang ke apartemen dan hendak tidur di atas kasur yang sama, Kalingga memeluk Ata dari belakang. Seperti ada yang kurang ketika kulit mereka tidak saling bersentuhan. Kehangatan yang berasal dari tubuh Ata seperti magnet yang berusaha untuk menarik Kalingga.
Bagi Kalingga memberikan pelukan kepada Ata adalah cara terbaik untuk melakukan permohonan maaf, Kalingga tidak pandai meminta maaf meski iya akui salah sudah bertengkar dengan Ata tadi siang.
Tapi apa yang dikatakan Kalingga ketika bertengkar dengan Ata mengenai kejujurannya mencintai Jenny. Iya tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan Jenny. Apa yang iya dapatkan dengan susah tidak akan iya lepaskan dengan mudah.
Perjalanan cintanya dengan Jenny cukup rumit, Jenny adalah sosok perempuan penyendiri yang kesukaannya berkutat dalam ruang perpusatakaan bersama kacamata tebalnya dan beberapa tumpukan buku. Kalingga jatuh cinta pada kepintaran Jenny, sikap tenang Jenny dan kedewasaan yang dimiliki Jenny.
Butuh usaha mati-matian agar Jenny bisa menerima Kalingga hadir di hidupnya, diberikan coklat tidak mempan,diberikan bunga mawar merah yang melambangkan cinta dibuang, diajak kencan di hotel bintang lima juga tidak mau. Akhirnya Kalingga yang tadinya benci dengan buku dan perpustakaan harus menurunkan egonya agar Jenny memperhatikannya.
Usaha Kalingga membuahkan hasil, tiga bulan konsisten kuliah-perpustakan, kuliah- perpustakaan membuat Jenny akhirnya luluh. Jenny adalah perempuan sederhana yang iya temukan sebagai tempatnya untuk pulang, Bukan hanya itu, Jenny menyadarkannya bahwa betapa pentingnya manusia dengan ilmu yang harus iya miliki.
Laki-laki yang tidak gemar belajar, hobbynya titip absen diketua tingkat, kuliah memakai sandal jepit dan kaos oblong serta tidak pernah membawa buku akhirnya berubah 360 derajat berkat perempuan sederhana itu.
Jenny tidak secantik Ata, bahkan gaya berpakaian mereka sangat jauh berbeda. Ata yang selalu mengikuti trend mode disamping itu Ata memiliki tubuh yang proporsional, tinggi semampai, dagu runcing dan juga memiliki mata bulat coklat yang legam hingga siapapun melihatnya akan mengira Ata adalah seorang model. Sedangkan Jenny, iya memiliki tubuh mungil, pipi gempal, rambutnya selalu iya kuncir kuda, selalu menggunakan rok motif sampai mata kaki, iya juga sudah terbiasa memakai kemeja polos netral seperti hitam, putih, abu-abu dan navy. Ibaratnya Ata adalah telapak tangan, lalu Jenny adalah tangan bagian luar yang tugasnya menangkis paparan matahari disiang hari.
Ata berbalik menghadap kearah Kalingga, bayangan soal Jenny dalam isi kepala Kalingga hilang begitu saja akibat gerakan spontan milik Ata, Ata semakin mendekatkan kepalanya didada bidang milik Kalingga lalu tangannya bergerak membalas pelukan Kalingga. Terdengar jelas nafas Ata teratur sebagai tanda kalau iya terlelap dan mungkin sudah berlabuh dalam pulau mimpi. Kalingga mengeratkan pelukannya lalu iya mencium kening istrinya untuk pertama kali dengan waktu yang cukup lama dan lembut.
**
Ata sudah kekampus hari ini, datang bulan yang menyergap dirinya kemarin dengan nyeri perut yang tidak bisa iya redam berangsur membaik. Iya sekarang sedang didalam ruang kuliah, 15 menit lagi perkuliahan akan segera dimulai. Untuk mengejar ketertinggalan mata kuliahnya disebabkan satu minggu tidak hadir iya sibuk mencatat resume yang di berikan oleh Safanna sahabatnya, katanya.
"Lo janji kan Ta bakal beliin gue tas keluaran terbarunya Gucci karena gue udah pinjemin lo catatan gue?" Safanna menyikut Ata dengan riang gembira
"Hmmm" Ata mengangguk namun atensinya tetap berfokus pada tulisan kecil di dalam buku itu
"Oh yaa, Ta, gue ulang tahun lo minggu depan" yang tadinya sibuk mencatat akhirnya fokusnya teralihkan oleh ucapan Safanna. Tangannya berhenti. Iya menatap Safanna penuh makna
"Oh ya?" Tanya Ata pura-pura kaget
Safanna tersenyum gembira, sorot matanya memancarkan kebahagian iya kemudian memeluk lengan Ata penuh sayang.
"Gue rencana mau ngerayain sama mami papi gue dipuncak, gue juga harap kalau lo bakal hadir tapi, pasti bokap lo gak ngebiarin lo kan ?"
Ata mengangguk tersenyum kecut. Shander tidak akan pernah mengizinkan Ata kemanapun meskipun iya hidup sendiri di Jakarta. Pernah Ata ke Porbolinggo bersama Safanna untuk liburan lalu Shander tiba-tiba menyusul dan menyuruh Ata untuk pulang meskipun liburan itu iya rahasiakan dengan sangat rapih. Ata semakin yakin kalau Shander sudah menyewa pengawal untuk mengikutinya kemanapun dan dimanapun iya berada. Ata bagaikan hidup didalam kotak, iya hanya perlu mengikuti poros kotak itu tanpa tahu dimana pintu untuk keluar. Shander baginya adalah Ayah menyeramkan yang hadir untuknya.
"Dan sebagai balasan karena lo gak bakalan hadir di ulang tahun gue, lo harus nyewain gue villa di puncak lengkap dengan makan malam romantisnya sama orang tua gue" Safanna merenggut berpura-pura sedih
Lama berpikir, akhirnya Ata mengiyakan permintaan sahabatnya itu. Dua permintaan dalam satu hari dikabulkan oleh sang tuan putri. Tas keluaran terbaru merk Gucci dan biaya penginapan Safanna dan keluarganya di Puncak.
Safanna kegirangan iya memeluk Ata dengan sangat erat lalu mencium pipi kiri dan kanan Ata secara bergantian
"Lo emang sahabat terbaik gue" Girang Safanna masih memeluk Ata
Yang di peluk cuma diam tanpa kata, matanya kosong namun sebisa mungkin bibirnya iya lekuk membentuk senyum. Senyum hambar tanpa makna.
Ata tahu persis bahwa Safanna telah berbohong. Ulang tahunnya sudah berlalu tiga bulan lalu, minggu lalu ketika hari pernikahannya bersama Kalingga, Ata masih menyempatkan mengirimkan uang ke Safanna lima juta rupiah dengan alasan Ibunya berulang tahun dan Ibu nya menginginkan kado kacamata keluaran terbaru merk luar negeri dari Ata.
Lebih tepatnya Safanna memanfaatkan kekayaan yang dimiliki Ata, dan Ata membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh sahabatnya sendiri. Bukan hanya Safanna beberapa teman kelasnya memanfaatkan kekayaan Ata, seringkali ketika kerja kelompok Ata bertindak sebagai sponsor makannya atau kalau ada yang berulang tahun Ata akan menjadi orang nomor satu di mintai kado.
Ata sadar diri bahwa yang iya miliki hanya kekayaan dan kecantikan. Iya bodoh soal pelajaran, terlebih sangat lemah soal pergaulan karena Shander membatasi pergaulannya. Yang Ata miliki hanya dirinya sendiri. Ibunya sudah meninggal, Ayahnya yang tukang atur lalu apalagi yang harus iya lakukan agar tidak kesepian selain membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh teman-temannya ?
Ata takut kehilangan, sebagaimana iya telah kehilangan ibunya jauh sebelum iya mengenal dan melihat wajah ibunya. Ata juga sudah kehilangan sosok figure Ayah didalam diri Shander. Bagi Shander bergelimang harta adalah satu-satunya cara untuk membahagiakan anak semata wayangnya namun bukannya bahagia iya justru terpuruk dalam kesepian yang berlarut-larut. Tidak ada yang benar-benar peduli kepadanya. Maka tidak salahkan dengan uang iya miliki, Ata mampu membeli kebahagiannya dengan cara dimanfaatkan oleh orang sekitarnya ?
**
12 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI
ChickLitSama seperti bunga matahari Aku juga ingin menemukan cahaya mahatari Agar tetap bersinar dan berdiri tegak - Matahari Kemala - Kisah dua anak muda yang menerima perjodohan dari orang tuanya. Tidak saling mencintai namun dipaksa untuk bersama. Bisak...