Kejutan Pahit

14 5 6
                                    

Apapun yang kulakukan semua akan terlihat salah bagimu

Termasuk mencintaimu adalah kesalahan bukan ?

-Matahari-

**

'Gue gak pulang malam ini' pesan singkat Kalingga kepada Ata, sukses membuat ulu hatinya terenyuh. Pelukan dari Kalingga adalah rutinitas yang paling sering Ata nantikan nyatanya malam ini adalah kemustahilan yang tidak akan iya rasakan.

Jam baru menunjukkan pukul 07.00 malam, malam ini rasanya sangat panjang akhirnya iya menghubungi Safanna untuk mengajak bertemu, Safanna mengiyakan ajakan itu meski berakhir Ata harus membayar gojek Safanna. Mereka berjanji bertemu di café dekat kampus, café dengan nuansa yang di dominasi hitam putih.

Mereka sudah berada di café dengan masing-masing menyeruput jus yang sudah mereka pesan. Mereka sama-sama memesan orange jus karena itu adalah jus kesukaan mereka.

"Jadi kenapa ajakin gue malam-malam keluar, gak biasanya" Tanya Safanna ingin tahu

Ata mengedikkan bahu dengan bibir datar

"Lagi bosan aja"

"Lo udah izin kah sama bokap kalau lo keluar ?"

"Gue udah gak pake bodyguard, selama gue udah ni...." Ata hampir keceplosan iya membulatkan matanya lalu dengan cepat menyeruput kembali jus nya sampai tak bersisa

"selama gue udah ni???" Safanna mengulang ucapan Ata kembali dengan kening berkerut

"Ahh gue lupa, pokoknya gue udah gak ada bodyguard lagi"

Ata menghela nafas sejenak, ada sesuatu yang iya sampaikan kepada Safanna meskipun Ata sangat tahu bahwa iya hanya dimanfaatkan oleh Safanna, namun Ata akui bahwa Safanna adalah pendengar yang baik

" Gue mau cerita"

Safanna melipat tangannya dimeja lalu menatap Ata dengan intens, iya sudah siap untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan Ata.

Ata memejamkan matanya kembali menghela nafas lelah

"Kayaknya gue suka sama Kalingga deh" Ujar Ata frustasi

"Kalingga? Kak Kalingga yang udah semester akhir ?" Tanya Safanna, Ata hanya mengangguk frustasi

"Pacarnya Kak Jenny, bukan ?"

Lagi lagi Ata hanya mengangguk

Safanna menggeleng-geleng takjub, tidak percaya bahwa ternyata Ata menyukai seseorang karena sejak pertama kali bertemu hingga saat ini, baru pertama kali Ata menceritakan kesukaanya terhadap lawan jenis, biasanya Ata hanya curhat soal Ayahnya

"Gimana bisa? Lo hanya bergaul sama gue, sama temen kelas loh" Safanna keheranan

Ata memejamkan matanya, bahkan untuk jujur ke Safanna rasanya iya tidak bisa

"Yah gue pernah ketemu, di acara bokap, Ayahnya karyawan bokap terus gitu deh, gue kayaknya jatuh cinta pada pandangan pertama" Ata mengarang cerita meskipun kurang lebihnya adalah kebenaran, iya hanya menyembunyikan satu kasus saja bahwa Ata sudah menikah dengan Kalingga

Safanna mengangguk percaya

"Cantikkan relatif yah, tapi menurut gue sih yah lo itu masih jauh lebih cantik dari Kak Jenny, soal harta pun gak usah dipertanyakan lagi. Masalahnya Kak Kalingga udah cinta berat deh sama Kak Jenny, dan lo gak pernah dapat kesempatan kalau lo Cuma duduk aja kayak gini, berkeluh kesah sama gue, action lah. Lo suruh bokap lo buat atur jadwal pertemuan sama dia secara intens, mungkin kalau lo keseringan ketemu sama dia dan memberikan kesan yang positif lo bisa gantiin posisi Kak Jenny" Ujar Safanna serius meskipun terdengar ragu

"Setiap hari gue ketemu dia" Lirih Ata tak terdengar oleh Safanna sambil mengaduk-aduk gelas yang hanya bersisa es batu dengan murung

Hening beberapa menit, Ata masih sibuk dengan isi kepalanya sedangkan Safanna masih syok mendengar penuturan Ata. Tiba-tiba dering ponsel Ata berbunyi, di layar menampilkan nama Kalingga yang sedang menelfon. Ata membulatkan matanya kaget walau demikian iya mengatur nafasnya pelan-pelan dan mengangkat telepon dari Kalingga

"Lo gak di apartemen?" Tanya Kalingga di ujung telepon

"Lo di apartemen?" Tanya Ata kembali

"Lo di café?"

"Lo tahu dari mana?" Heran Ata

"Pulang sekarang"

"Lo di apartemen ?" Tanya Ata kembali

"Lo bisa gak sih nurut sama suami lo, gue bilang pulang sekarang"

"Yah lo jawab dulu, lo di apartemen ? kalau lo ada disitu gue cabut sekarang"

Terdengar dari ujung telepon, Kalingga mendesah jengah

" Gue di café liat lo, lo keluar tanpa izin sama gue....." Jeda beberapa saat

"Lo anggap gue suami lo atau bukan sih, lo bikin kesalahan fatal, kalau diluar lo kenapa-kenapa bokap lo bakal marah besar sama gue"

"Pulang sekarang"Titah Kalingga tak ingin ada penolakan

Ata melirik kesana kemari namun tidak menemukan keberadaan Kalingga, Safanna juga berbisik ke arah Ata mempertanyakan siapa yang menelfon. Ata hanya membalas kalau saudara jauhnya datang berkunjung.

"Yah gue balik"

Setelah menutup telepon, Ata bergegas untuk pulang dan menyampaikan permohonan maaf kepada Safanna karena harus buru-buru pulang

"Gak papa Ta, tapi bayarin yah ongkos gojek pulang gue, gue gak bawa duit sepeserrpun"

Ata mengangguk, lalu berlalu meninggalkan Safanna, kali ini iya harus mendengarkan permintaan suaminya, karena iya juga sadar kalau Ata lupa mengabari Kalingga kalau akan keluar bertemu dengan Safanna.

Didekat pintu café, sudut ruangan Ata melihat Kalingga dan Jenny sedang duduk bersama menikmati secangkir ice coffee dan saling melempar senyum. Sesak di dada Ata menyaksikan senyuman manis Kalingga yang tidak pernah iya temukan ketika mereka bersama. Dengan spontan Ata menghampiri mereka dengan air mata yang sudah menggenang dipelupuk namun sebisa mungkin ditahan agar tidak tumpah ruah dan mengalir ke kedua pipi

"Lo disini yah sama cewe" Ujarnya ketika sampai dimeja itu

Kalingga menatap kaget sekaligus marah kearah Ata, bagaimana bisa dia melakukan itu ditempat umum. Jenny hanya menatap bingung kearah.

"Jen, dia sepupu aku, aku anterin dia pulang yah kamu naik taksi aja" Ujar Kalingga mengemas perlengkapannya seperti laptop, proposal yang berserakan diatas meja lalu menarik Ata dengan kasar keluar dari café.

Mereka sudah diatas mobil, motor yang tadi dikendarai Kalingga masih terparkir dihalaman café, mereka sekarang diatas mobil Ata

"Lo mau bikin gue sama Jenny bertengkar terus putus ?"

"Lo mau bilang ke Jenny kalau kita itu suami istri?"

"Lo mau bikin gue hancur kehilangan Jenny?"

"Ada gue Kal yang bisa gantiin posisi Jenny dihidup lo" Ujar Ata serak hampir tidak terdengar ke telinga Kalingga

" Lo Cuma mikir bagaimana Jenny, lo gak mikir bagaimana gue yang lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau suami gue sama cewek lain, skait Kal" tangis Ata tidak bisa lagi iya bending

Kalingga memukul kemudi stir dengan murka

"Lo gak ada artinya sama sekali dhidup gue, selamat yah lo hampir menghancurkan hidup gue" tajam Kalingga marah

"Apapun yang gue lakukan semua akan terlihat salah bagi lo. Termasuk mencintai lo adalah kesalahan bukan ?" 

**

26 Februari 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MATAHARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang