5

80.1K 6.4K 263
                                    

Happy reading besti
Bantu kasih tanda kalo ada typo









Ke esokan paginya badan Nessa sudah lebih enakkan dan kepalanya juga tidak terlalu pusing lagi, yang itu semua diakibatkan oleh ingatan sang pemilik tubuh yang terus menerus masuk ke dalam kepalanya.

Dan setelah membersihkan diri, Nessa memutuskan untuk turun ke bawah dan menuju dapur yang sekiranya mungkin ia bisa membantu para maid untuk menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi."sapa Nessa pada para maid yang sibuk menyiapkan sarapan, para maid yang baru menyadari kalau nyonya baru mereka berada di sana segera membungkuk hormat ke arah Nessa.

"Selamat pagi nyonya muda."balas mereka dengan serempak.

"Emm...kaliau tidak perlu segitu hormat padaku, lagi pula aku lebih muda dari pada kalian." ucap Nessa, karna sejujurnya ia merasa tidak enak kalau di perlakukan terlalu seperti tadi karna saat ia masih di dunia asalnya kedua orangtuanya mengajarkannya untuk tidak menjadi seseorang yang gila hormat dan itu sudah menjadi kebiasaan Nessa hingga sekarang.

Jadi wajarlah ya kalau Nessa tidak terbisa di perlakukan seperti barusan.

"Tidak bisa nyonya, kami takut dimarahi tuan besar nanti." ucap salah satu pelayan membalas, membuat Nessa mengangguk mengerti.

"Ya sudah gimana kalau cuma ada kita aja nanti kalian sapa aku kayak biasa aja, tapi kalau nanti ada tuan besar kalian, nanti kalian bisa sapa aku kaya barusan gimana?"tawar Nessa pada mereka, dan bisa Nessa lihat mereka seperti sedang menimbang mimbang tawaran mereka.

Tidak lama mereka mengganguk lalu membalas "baik nyo-" namun segera di hentikan oleh Nessa.

"No no no, panggil mba Nessa aja ya~" ucap Nessa menyela.

"Baik mba Nessa."sahut mereka kembali, membuat Nessa yang yang mendenggar lantas tersenyum senang.

"Lalu kenapa kamu datang ke dapur mba N-nessa? Apakah ada yang kamu inginkan? Nanti biar kami yang siapkan."tanya salah satu dari mereka yang mesih terasa canggung

"Aku ke sini ingin ikut memasak bersama kalian, jadi apa yang harus aku lakukan?"Ungkap Nessa.

"T-tidak usah mba Nessa, biar kami saja yang menyiapkan sarapan lebih baik Nessa duduk aja ya?" Bujuk salas satu pelayan.

"Tidak, aku tidak mau kalau hanya duduk saja." ucap Nessa yang masih kekeh dengan ke inginannya

"Tunggu apa lagi?, ayo kita masak!~"ujar Nessa lalu tanpa persetujuan dari si pemilik, Nessa langsung menarik tangan mereka menuju ke bagian dapur.

Dan para pelayan itu hanya bisa pasrah kalau hari ini mereka benar benar di marahi oleh tuan besar mereka.

****

Setelah beberapa saat kemudian, Nessa dan para pelayan telah menyelesaikan acara memasak mereka dan sekarang hanya tinggal meletakkan semua makanan itu di atas meja.

Sepanjang acara mereka memasak tidak terjadi apapun yang perlu di khawatirkan, malahan mereka merasa nyaman dan senang karna memiliki nyonya muda yang baik dan ramah, dan Nessa pun juga merasa nyaman di dekat mereka karna memperlakukannya dengan apa adanya.

Membuat mereka menjadi lebih cepat akrab satu sama lain.

Namun di tengah tengah ke sibukkan mereka menata makanan, mereka di kejutkan oleh suara yang terdengar serak dan berat.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya William yang di tujukan pada Nessa istrinya, membuat Nessa yang sedang asik menata makanan tersentak kaget di buatnya.

"Emm.... A-aku lagi m-menyiapkan makanan."ungkap Nessa yang masih terasa kaku, karna sejujurnya setelah kejadia William yang menyebutnya 'istriku' itu membuat Nessa semakin merasa canggung dengan William.

"Apakah para maid disini tidak cukup hanya untuk menyiapkan sarapan?" Tanya William sambil menatap para maid yang ada disana dengan tajam dan datar dan tak lupa tangan William yang menyilang di atas dadanya.

Para maid di sana hanya bisa menundukkan kepala mereka dalam sambil meneguk saliva dengan susah karna tiba tiba tenggorokan mereka yang terasa sangat kering.

'Glek' dan para maid hanya bisa pasrah apabila mereka akan di hukum atau bahkan akan di pecat.

"M-maafkan kami tuan." ucap para maid dengan serempak.

"Bersiap siaplah dengan hukuman kalian nanti." ucap William yang masih menatap tajam ke arah mereka "Max, bawa mereka ke ruang bawah tanah." perintah William seseorang yang bernama Max.

"Baik tuan." sahut Max yang merupakan kepala bodyguard di kediaman ini, Max pun berjalan ke arah para maid itu dan menggiring mereka untuk segera ke ruang bawah tanah.

Dan sekali lagi para maid hanya bisa pasrah menerima hukuman itu tanpa berniat membantah, namun saat mereka yang baru saja hendak berjalan ke arah ruang bawah tanah malah terhenti karna mendenggar ujaran dari Nessa yang membuat mereka terkejut.

"Stop!, J-jangan, jangan hukum mereka!, ini bukan salah mereka." ucap Nessa dengan sedikit keras.

"Apa maksudmu?" Tanya William sambil menatah heran ke arah Nessa dengan satu alis yang naik ke atas.

"Tolong jangan hukum mereka ya, mereka tidak salah kok semua ini aku lakukan karna ke inginanku sendiri." ucap Nessa lembut, agar ia tidak semakin membuat William marah karna sebenarnya Nessa cukup takut melihat William yang sedang marah seperti sekarang.

Tidak tahu saja Nessa, kalau hal kecil yang ia lakukan itu malah berefek besar pada hati William.

Sementara para maid yang mendenggar penuturan dari Nessa membuat mereka merasa terharu, karna tak menyangka kalau nyonya muda mereka sangat baik pada mereka yang berani membela mereka pada tuan besar yang setiap perintahnya tidak boleh di bantah oleh siapapun.

"Dari pada membuat mu repot seperti ini, bukankah lebih baik kalau kau duduk diam saja dengan santai sambil melihat mereka." ucap William yang sepertinya sudah mulai tenang.

"Tidak, karena aku pikir ini sudah ke wajiban ku sebagai istri untuk menyiapkan sarapan." ucap Nessa menjelaskan sambil menatap William yang ternyata juga sedang menatapnya dalam sambil entah apa yang ada di pikirkan William sekarang.

Sampat beberapa saat kemudian William kembali berujar "baikkan kalau begitu sekarang kau ikut aku dan akan ku ajarkan tentang ke wajiban ke wajiban yang harus kau lakukan dengan baik."ucap William dan secara tiba tiba menggendong Nessa ala bribal style .

"Ahk, turunkan aku!"pekik Nessa karna mendapat serangan tiba tiba dan sambil memukul mukul dada William dengan kesal.

Namun bukannya menuruti perintah Nessa, William malah tak mempedulikan perkataan Nessa sama sekali lalu berjalan ke lantai atas untuk membawa Nessa ke dalam kamar miliknya.

Dan tanpa mereka sadari, apa yang telah mereka lakukan sebari tadi telah mendapat tatapan gemas dan tak percaya oleh para maid dan bodyguard yang derada di sana.




















"Apakah tadi itu benar benar tuan kami!!!"jerit para maid dan bodyguard dalam hati.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
jangan lupa vote & follow
Dan komen "NEXT" kalo kalian kepo cerita selanjutnya ya :)

Nessa istri tuan GeorgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang