{30}

111K 8.8K 248
                                    

Gus Faqih langsung bergegas melajukan mobilnya setelah mendengar kabar buruk dari istrinya itu, awalnya Yuda dan Hasbi kebingungan mengapa Gus Faqih buru-buru pulang padahal mereka belum menemukan Azzam tapi setelah mendengar cerita Gus Faqih mereka mengerti dan ikut prihatin atas terjadi musibah yang dialami Pesantren.

Ini semua pasti ulah Rosa (ibu Azzam) tapi kenapa? Apa dia tau kalau Azzam pergi menemui Hamzah? sekarang Azzam pun menghilang tidak ada yang tau keberadaannya, mungkin memang benar ini semua rencana nenek lampir itu.

Gus Faqih tidak lagi memikirkan untuk mencari keberadaan Azzam sekarang ia hanya ingin segera sampai ke Pesantren, memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran itu, padahal ia sudah berhati-hati tidak berurusan lagi dengan Rosa agar Pesantren tidak menjadi sasaran lemparan batu ulah wanita jahat itu

Sepertinya ia masuk ke perangkap rencana wanita itu alih-alih menghilangkan Azzam agar Faqih mencarinya sehingga dia bisa melakukan rencana membakar Pesantren. Kini Gus Faqih hanya bisa berdoa semoga Allah melindungi orang-orang yang berada di Pesantren, biarlah bangunan yang menjadi korban itu bisa digantikan tapi jika ada manusia yang menjadi korban tidak akan bisa digantikan.

Kurang lebih 1 jam perjalanan Gus Faqih, Yuda, dan Hasbi barulah sampai di Pesantren suasana ramai para santri berkumpul di halaman Pesantren, sisa-sisa asap masih terlihat Gus Faqih bersyukur karena api sudah padam, terlihat hanya sebagian bangunan Pesantren yang terbakar.

"Assalamu'alaikum Bi," salam Faqih yang sudah berada di hadapan Abi Ibrahim.

"Waalaikumussalam, Faqih kamu darimana saja? lihat kondisi Pesantren saat ini!" ujar Abi Ibrahim.

"Maaf Bi, tadi Faqih sepertinya dijebak untuk pergi jauh dari Pesantren," jelas Gus Faqih.

"Maksud kamu apa?"

"Sepertinya orang yang menjebak  Faqih ada kaitannya dengan kebakaran Pesantren."

"Kita bahas itu besok saja, sekarang kita harus mencari solusi untuk para santri karena sebagian asrama putri dan beberapa kelas terbakar, mungkin nanti sebagian santri akan dipulangkan untuk sementara waktu tadi Abi sudah mendiskusikan hal ini dengan para ustadz dan ustadzah Pesantren," tutur Abi Ibrahim.

"Tapi tidak ada korban atau yang terluka kan Bi?"

"Alhamdulillah tidak ada, karena saat terjadi kebakaran semua santri sedang berada di Masjid selesai sholat maghrib berjamaah, dan santriwati yang sedang udzur pun berkumpul di Aula," jelas Abi Ibrahim.

"Alhamdulillah kalau tidak ada yang terluka, kalau keputusan Abi sudah bulat biar Faqih saja yang mengumumkan pada para santri kalau besok sebagian dari mereka akan dipulangkan."

Abi Ibrahim mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan anaknya itu. Gus Faqih melangkah ke arah Masjid dia akan mengumumkannya melalui speaker Masjid agar semua santri dapat mendengarnya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, innalillahi wa innailaihi rojiun kita baru saja terkena musibah malam ini, sebagian bangunan Pesantren terbakar terima kasih untuk para santri yang telah membantu memadamkan api."

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah semoga kita bisa bersabar menghadapi musibah ini, saya, Abi Ibrahim dan para ustadz ustadzah memutuskan bahwa besok untuk para santri baru akan dipulangkan sementara selama bangunan Pesantren diperbaiki, mohon maaf untuk para santri senior tetap di Pesantren karena sebentar lagi kalian akan melaksanakan ujian akhir."

"Malam ini untuk para santriwati yang kamarnya terbakar kalian tidur di Aula, para Ustadzah sudah menyiapkan tempat tidur disana dan untuk barang-barang kalian yang juga ikut terbakar insya Allah akan kami ganti, untuk santri putra silahkan kembali ke Asrama, cukup dari saya wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh."

GUS DUDA IS MY HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang