Papan kayu itu hitam putih monokrom dan dipahat klasik. Ada seseorang yang berusaha memainkannya sedemikian cantik persis seperti lukisan kuku yang ada padanya─ merah menyala dengan sentuhan glitter.
Dalam dua detik pion kuda bergerak melompati prajurit didepannya tanpa keraguan apapun. Bunyi ketukan jari di atas meja pertanda kegusaran dari sang lawan, membuat bibir orang itu tertarik ke samping dan besar kepala.
Ruangan ini luas namun sesak, dingin namun berhasil membuat keringat, dan musik yang dinyalakan keras-keras bernuansa energik justru yang terdengar hanyalah senyap. Tidak ada yang bisa di lihat selain gurat ketakutan, sisanya rasa haus kemenangan. Permainan ini membuat buta, tuli, dan menyiksa psikologis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
Teen FictionHidup Ellora memang sudah lama berantakan. Jauh dari ketenangan dan yang gadis itu harapkan hanya agar segera di jemput Tuhan. Dan lagi, kesialan itu bertambah besar mulai dari hari ini. "Argaksa Bhataramana itu mantan lo?" --- Papan hitam putih itu...