Hidup Ellora

323 25 40
                                    

"Ranking lo turun!" Gadis dengan tinggi kira-kira 155cm dan rambut sebahu itu berteriak saat dirinya dan dua teman lainnya ikut mengerubungi papan pengumuman UTS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ranking lo turun!" Gadis dengan tinggi kira-kira 155cm dan rambut sebahu itu berteriak saat dirinya dan dua teman lainnya ikut mengerubungi papan pengumuman UTS. "Cuma turun satu sih, kali ini lo ranking dua."

Perempuan itu mendengus, ia keluar dari kerumunan dengan malas disusul kedua temannya. Namanya Ellora, 165cm, rambut panjang sepunggung yang dibiarkan terurai diwarnai merah ceri. Biasanya selalu ranking 1 selama hampir dua tahun ia sekolah di salah satu SMA Negeri Bandung, namun kata Mireille rankingnya baru saja ditendang oleh salah satu murid yang namanya tak pernah sekalipun Ellora lihat.

"Argaksa Bhataramana. Gue nggak pernah denger namanya sekalipun," celetuk lelaki yang tingginya melebihi mereka berdua. Gailan, Mireille, dan Ellora adalah tiga serangkai yang selalu terlihat bersama. Kalau Ellora ranking dua, berarti Gailan turun menjadi tiga, dan Mireille menjadi 4. Kalau mereka sih seperti biasa aja, toh hanya angka. Tapi bagi Ellora, itu berbeda.

"Ya udah, emang nggak rezeki aja kali. Ranking doang, gue masih bisa lolos ITB tahun depan 'kan?" enteng Ellora mengacuhkan bahu.

***

"Bu, Ellora pulang.." langkah Ellora mendekati dapur yang terdengar bunyi ketukan pisau yang beradu dengan talenan.

Tak ada sahutan dari wanita dengan rambut ikal pendek tersebut. Ellora menghela napas, ditaruhnya tas sekolah pada meja makan, tangannya bergerak mencari air dingin dalam kulkas.

"Ibu tau nilai kamu turun kali ini Ellora." nada dingin itu menyapa Ellora, belum jadi air dingin memasuki kerongkongannya yang kering, namun kalimat itu sudah berhasil membekukan tubuhnya. "Nilaiku masih stabil kok Bu, Ellora yakin masih bisa menyusul semester selanjutnya. Ellora janji akan belajar lebih,"

Rita, Ibu Ellora menghentikan kegiatan memotongnya, netra tajamnya menatap Ellora dingin. "Saya tak bisa memegang ucapanmu Ellora. Sama seperti ayahmu, pasti berujung mengecewakan."

"Ellora bukan ayah, Bu. Ellora ya Ellora. Aku tau nilaiku mungkin kurang memuaskan, but i always try, Ellora sekolah sampai sore, pulangnya Ellora kerja, dan di waktu itu Ellora masih menyempatkan belajar. Ellora cuma cape beberapa waktu ini, mungkin itu yang buat Ellora kurang fokus saat ujian," jelas Ellora.

"Ya memang harus begitu. Kamu harus capek dan berusaha. Kita orang susah, kita bukan lagi orang kaya. Ayah kamu memilih selingkuh dengan pelacur dan mengusir Ibu. Bodohnya kamu memilih untuk tinggal dengan saya. Jika nilaimu turun mau taruh dimana muka saya! Silahkan tinggal saja dengan ayahmu yang berkelakuan bajingan itu, biar saya mati membusuk dirumah kontrakan tiga petak ini!" Kelakar Rita dengan pisau yang bersiap di depan leher.

Ellora berdecak, meraih pisau digenggaman Rita dengan cepat. Orang lain berpikir dirinya gila, sebelum mereka bertemu dengan Rita yang jauh lebih gila bagi Ellora. Namun, Ellora tak pernah berani membantah lebih banyak. Sampai kapan pun ia tak akan pernah di mengerti dan di dengar. "Iya, Ellora janji lebih keras belajarnya setelah ini. Ellora akan masuk universitas negeri dengan beasiswa seperti mau Ibu. Tolong jangan main main lagi dengan pisau, Ellora mohon..."

***

Brakkk!!

Gebrakan di meja membuat gadis itu tersontak, "masih pagi udah tidur di kelas aja lo! Ayo ke lapangan bentar lagi upacara!"

Ellora mengernyit, "nanti gue nyusul Mi, duluan aja gue ngantuk banget pusing." Memang benar, Ellora baru pulang bekerja sebagai seorang barista di salah satu caffe sampai jam 12 malam, kemudian mengerjakan tugas tugas dan belajar hingga jam 3 pagi.

"Nanti lo di hukum El, ayoo! Gailan udah spam chat nih suruh bangunin lo." Ah, Gailan adalah ketua osis, cowok itu pasti tengah sibuk mempersiapkan segala keperluan dan menjadi yang paling disiplin satu organisasi.

Dengan malas Ellora menurut. Tubuhnya terlihat lesu sebab baru tidur 3 jam hari ini. Terdengar bisik bisik dari rombongan cewek disamping Ellora, ada salah satu yang paling memancing amarah Ellora saat ini, "Eh Ellora turun ya peringkatnya? Gue liat kemarin di papan pengumuman. Mampus sih kata gue, udah sombong, sok cantik, judes, berantakan. Ga cocok banget deh jadi juara angkatan. Juara piala bergilir yang ada!"

"Bangsat! Ngomong apaan lo perek!" Ellora meraih rambut perempuan yang sudah tercatok rapih hingga sang empu menjerit. "Lipstick sama congor doang lo gedein, adab lo nggak ada bangsat!"

"El jangan El, nanti diliat guru!!" cegah Mireille yang tak diindahkan Ellora.

"AKKKHH SAKIT ANJING! LEPAS GAK! LO SAMA BOKAP LO SAMA AJA, GA ADA ADAB, YANG SATU SELINGKUH EH ANAKNYA JADI PIALA BERGILIR!"

"JALANG SETAN! BAPAK LO KORUPTOR ANJING!" Ellora mendorong cewek itu hingga tersungkur, tangannya bersiap meninju cewek di depannya sekarang. Anak-anak kelas sudah sibuk berkerumun, banyak yang mengabadikan tingkah keduanya. "Ettt, Ellora tahan! Ini masih di sekolah, jangan sampe lo kena masalah lagi atau parahnya diskors." Gailan yang tiba-tiba datang itu langsung melerai, ditariknya tubuh Ellora yang masih memberontak. "Gue abisin lo nanti perek!"

"ELO YANG PEREK!"

"ELO BANGSAT!" Balas Ellora lagi.

"Apa-apaan sih Gal? Zahra pengen banget gue habisin sampe masuk rumah sakit kalo lo nggak konyol cegat gue!"

"Ellora sabar! Calm down. Emosi nggak memperbaki keadaan. Sekarang upacara dulu, bel udah bunyi dari tadi." Gailan mengusap surai rambut Ellora yang dihadiahi pukulan pada punggung tangan cowok itu, "si cantik galak banget sih?"

"Gila lu Gal!" Ketus Ellora kemudian menarik tangan Mireille untuk pergi ke lapangan.

Ellora, perempuan yang terkenal berantakan dan nakal namun beruntung dengan otak pintarnya, sebetulnya hanya perempuan biasa yang rapuh dan jauh dari kata baik baik saja. Serta beberapa goresan di punggung yang bisa saja berdarah kala Ellora berada pada energi negatifnya.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang