~HAPPY READING~
•
•
•
(❂‿❂)
Kriiiiing...Kriiiiing...
Kriiiiing...
Bel sekolah berbunyi, menandakan jam istirahat telah selesai. Semua pelajar kembali ke kelas mereka masing-masing.
"Udah bel, mending kita balik ke kelas" saran Dila menatap Nana, Nurul dan terakhir Salsa. "Soal Bian, nanti gue jelasin semuanya di mobil pas pulang. Lo pulang bareng kita, kan?" tanyanya di akhir.
Salsa mengangguk pelan lalu menjawab singkat. "Iya"
...
Suasana di mobil Nana terasa begitu sunyi. Hanya suara mesin yang terdengar samar, sementara keempat orang di dalamnya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hingga akhirnya, Salsa memecah keheningan.
"Oh ya, Dil, tadi lo bilang mau cerita soal Bian" kata Salsa tiba-tiba.
Dila menoleh perlahan. "Oh, iya."
"Lo kenal Bian, Dil?" tanya Nurul penasaran.
"Iya, kenal" jawab Dila singkat.
"Kalian inget kan, waktu di ruang arsip gue bilang kalau Tasya itu kayak familiar buat gue?" Dila menatap mereka satu per satu.
"Iya, inget" sahut Salsa sambil mengangguk. "Lo juga tau Tasya? " Tanya Salsa dengan alis terangkat dan dibalas anggukan oleh Dila.
"Lah, kenapa ceritanya jadi lari ke Tasya? Kita kan lagi bahas Bian" kata Nurul bingung.
Salsa menghela napas. Dia baru ingat kalau Nana dan Nurul tidak tahu hubungan Tasya dengan Bian. "Si Bian itu adeknya Tasya" jelas Salsa.
"Masa?" Nurul terlihat sedikit terkejut.
"Iya" jawab Salsa singkat. "Lanjut, Dil" ucapnya sambil menatap Dila.
Dila menghela napas panjang sebelum melanjutkan. "Dulu gue sama Bian itu sahabat masa kecil"
"Serius? Demi apa?" Nana yang sedang menyetir ikut nimbrung tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.
Dila mengangguk. "Iya, dulu rumah gue sama Bian deketan. Gue sering main ke rumahnya, dan dari situ gue jadi kenal sama Kak Tasya."
Dia berhenti sejenak, mengingat masa kecilnya. "Tapi, pas gue umur sepuluh tahun, gue harus pindah ke luar negeri. Waktu itu Amara sakit, dan penyakitnya cuma bisa disembuhin di luar negeri. Jadi, ya, sekeluarga pindah."
"Lo pindah ke mana waktu itu?" tanya Nurul sambil menatap Dila penuh perhatian.
"Korea Selatan" jawab Dila. "Setelah tiga tahun, gue balik ke Indonesia. Kebetulan, waktu itu lagi penerimaan siswa baru tahun 2017. Dan gue daftar di salah satu SMP elite yang lumayan terkenal wakt itu."
Dia melanjutkan ceritanya dengan nada yang lebih serius. "Awalnya gue nggak tahu kalau Bian juga sekolah di situ. Gue kira, setelah gue pindah, keluarganya dia juga pindah ke luar negeri."
"Dan pas gue tahu dia juga sekolah yang sama kayak gue, gue seneng banget. Gue langsung nyamperin dia. Awalnya, dia masih baik ke gue, kayak dulu waktu kecil."
Dila berhenti, menarik napas dalam. "Tapi lama-lama sikap dia berubah. Sampai akhirnya, dia mutusin persahabatan kita. Waktu itu gue kesel banget. Dia tiba-tiba ngejauh tanpa alasan jelas, bahkan nggak mau lagi ketemu gue."
Ekspresi Dila berubah sendu. "Terus, suatu hari di tahun itu, dia pindah sekolah tanpa ngasih tau gue. Gila kan? Dia mutusin pertemanan gitu aja, terus ngilang tanpa penjelasan."

KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI]
Horror❗WARNING ❗ Cerita ini sedang proses Revisi jadi agak berantakan!! Salsa Razella Winata atau yang akrab di sapa Salsa, seorang gadis dengan kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain yaitu dapat melihat sesuatu yang tak kasat mata. Saat berusia...