3. Alam Itu

6.8K 337 0
                                    

~HAPPY READING~



(❂‿❂)

Pak Luqman mulai merapal doa dan mantra dengan suara pelan, semakin lama semakin intens. Suasana ruangan menjadi tegang, udara terasa berat, dan hawa dingin perlahan menyelimuti mereka. Ketika Pak Luqman mengakhiri doa awalnya, lilin besar di tengah lingkaran tiba-tiba padam dengan sendirinya.

"Itu tanda bahwa aku telah memasuki alam mereka," kata Pak Luqman dengan suara yang terdengar seperti gema. "Jaga lilin dan lingkaran ini. Jangan biarkan ada yang menyentuhnya, terutama makhluk-makhluk yang mungkin mencoba mendekat."

Maya memeluk tubuh Salsa dengan erat, air matanya kembali mengalir deras. Dirga menepuk punggung istrinya dengan lembut, meski ia sendiri tampak gelisah.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan yang mencekam, hingga tiba-tiba lilin di belakang Pak Luqman mulai bergetar, seolah ada angin yang tak terlihat sedang berhembus di dalam ruangan. Semua orang menahan napas, sadar bahwa sesuatu sedang terjadi.

"Lilin itu... meredup," bisik Satria dengan suara tertahan. Samuel segera melangkah maju, mendekati lilin yang hampir padam, tapi sebelum ia menyentuhnya, lilin tersebut menyala kembali dengan lebih stabil.

"Itu tandanya Pak Luqman telah menemukan Salsa di alam sana," ujar Aryo, mencoba menenangkan semua orang.

Namun ketegangan belum mereda. Dari sudut ruangan, terdengar suara samar seperti bisikan. "Salsa... Salsa..." Bisikan itu terdengar melayang-layang, semakin jelas dan dekat. Maya memejamkan matanya rapat-rapat, memeluk Salsa lebih erat, sementara Dirga berdiri di depan mereka, melindungi keluarganya.

"Abaikan suara itu!" seru Aryo. "Itu hanya gangguan. Jangan biarkan mereka mempengaruhi kita."

Lilin besar yang ada di tengah lingkaran tiba-tiba menyala kembali, diikuti dengan lilin di belakang Pak Luqman yang mati total. Semua orang menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi berikutnya.

"Sekarang waktunya!" teriak Pak Luqman dari dalam alam gaib. "Padamkan semua lilin kecuali yang ada di depanku! Cepat, sebelum mereka keluar!"

Dirga dan Samuel bergerak cepat, memadamkan lilin-lilin satu per satu dengan kain basah yang telah disiapkan. Ketika lilin terakhir dipadamkan, terdengar suara gemuruh kecil, lalu semuanya kembali hening.

Pak Luqman terjatuh ke lantai lingkaran, terengah-engah. Di luar lingkaran, tubuh Salsa tiba-tiba bergerak pelan, matanya yang tertutup mulai terbuka.

"Salsa!" seru Maya dengan tangis haru.

Pak Luqman tersenyum lemah. "Dia telah kembali. Kalian berhasil menjaga semuanya dengan baik. Kini, waktunya aku menutup pintu alam itu selamanya." Pak Luqman mulai merapalkan mantra terakhir, memastikan tidak ada yang tersisa dari gangguan makhluk gaib tersebut.

...

Pov di alam lain waktu Pak Luqman masuk kesana....

Seorang pria paruh baya terlihat berjalan di sebuah tempat yang terasa asing dan menyeramkan. Tempat itu adalah bangunan tua yang tampak rapuh, dengan dinding yang dipenuhi lumut dan bercak-bercak yang menyerupai percikan darah kering. Suasana di sana begitu sunyi, hanya sesekali terdengar jeritan yang memecah keheningan.

Di dalam bangunan tersebut, banyak makhluk mengerikan berlalu lalang. Beberapa dari mereka memiliki wujud yang tak dapat dicerna oleh akal manusia, dengan rupa yang mengerikan dan gerakan yang membuat bulu kuduk berdiri. Tak jauh dari sana, terlihat deretan ruangan seperti sel penjara dengan jeruji besi berkarat. Di balik jeruji itu, makhluk-makhluk lain merintih kesakitan, tubuh mereka penuh luka akibat siksaan yang brutal.

MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang