Dari tempatnya berdiri, ia dapat melihat langit malam diterangi oleh sinar lampu dari bangunan-bangunan yang menjulang tinggi, menerangi gelapnya malam ini tanpa bulan dan bintang. Pandangannya pada bangunan kota teralihkan kala sapuan halus dari Sang Mama terasa di bahunya. "Mereka sudah datang." bisik Mama.
Mama dan Papa menyambut keluarga yang baru saja datang dengan senyum sumringah Mama. Betapa terkejutnya ia melihat sahabat dekatnya yang menjadi tamu Mamanya saat ini. Dapat ia lihat tatapan yang tidak kalah terkejutnya dari mata sahabatnya.
Dirinya dan sahabatnya saling mengetahui kalau kedua orangtua mereka memang berteman sejak lama, namun tidak mengira teman yang Mamanya bilang adalah Keluarga Sang sahabat.
Pandangannya jatuh pada seorang gadis yang baru saja datang menyapa dengan sopan kedua orangtuanya. Cantik, kata itu terlintas begitu saja dalam benaknya.
Gadis yang telah menghantuinya beberapa hari belakangan ini. Bahkan di setiap kali matanya tertutup, wajah mungil itu selalu datang hingga terlelap dari tidurnya.
"Hai cantik, apa kabar?" Sapa Mamanya pada gadis mungil tersebut. "Baik, tante. Om dan Tante apa kabar?" Balik tanya gadis itu dengan senyum lebarnya. Terlihat lesung pipi di kedua pipinya.
"Kami sekeluarga baik, Citra. Bagaimana di Aussie?" Jawab Papa menyahut. "Seru parah!" Soraknya membuat semuanya tergelak.
Makanan telah dihidangkan, obrolan terus berlanjut sampai makanan penutup dihidangkan. Sepanjang obrolan, dirinya dan sahabatnya hanya diam menyimak, menjawab jika ada pertanyaan yang harus mereka jawab. Sedangkan gadis bernama Citra itu terus mengobrol asik bersama kedua orangtua.
Setelah selesai dengan makanan penutup, dilihatnya Sang Papa mengambil posisi untuk berbicara. "Baik, sudahi dulu ngobrolnya. Dengan adanya acara dinner malam ini selain merayakan kepulangan Riana dan Reyhan, kami di sini juga ingin membahas tentang kesepakatan kami selaku orangtua kalian untuk masa depan putra kami, Haikal dengan Nak Citra –putri dari Reyhan dan Riana."
Haikal mulai mengernyit, dia sedang menduga pembahasan apa yang akan dibahas orangtuanya. Pandangannya tertuju ke arah gadis di seberangnya. Senyum yang sedari tadi merekah di wajah gadis itu pun, kini hilang begitu saja. Perubahan dari wajah gadis ini langsung disadari olehnya. Ia tau, gadis ini juga pasti memiliki pemikiran yang sama olehnya.
Ayah mengambil alih. "Singkatnya kalian telah kami jodohkan."
oo
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD KETOS MY HUSBAND [RE-PUBLISH]
Roman pour Adolescents✨SEDANG DI REVISI GENRE CERITA : ROMANCE/FIKSI REMAJA THE BEST RANK🎖️ #1 In trend #1 In favorite #1 In wattpaders #2 In coldketos Kalian tentu tidak asing dengan yang namanya perjodohan, bukan? Janji konyol itu membuat seora...