Arley berdiri di balkon kamar, melirik ke bawah buat mastiin ada orang atau nggak. Selepas makan malam tadi Arley langsung balik ke kamar yang bukan miliknya itu. Dia lagi di rumah kakeknya, diantar ke sana sore tadi sama kedua orang tuanya.
Mereka nitipin Arley ke kakeknya sampai waktu yang belum ditentukan, orang tuanya bilang sih sampai Arley mau ubah sifatnya. Ya, Arley itu anak satu - satunya yang sangat amat dimanja. Dan itulah kesalahan orang tuanya. Arley terlalu dimanjain sama semua harta benda yang dia punya.
Apapun yang Arley mau orang tuanya pasti langsung kasih, sampai sekarang Arley beranjak dewasa dia malah jadi sering menghambur - hamburkan uangnya buat hal yang nggak penting. Kemarin itu puncak keputus-asaan kedua orang tuanya setelah dapat informasi kalau anak semata wayangnya itu ngeluarin uang ratusan juta cuma buat sebuah baju.
Akhirnya mereka memblokir kartu pembayaran yang dipegang anaknya itu, Arley pulang dan langsung merengek. Tapi orang tuanya gak mau denger rengekan sang anak, mereka langsung nelpon kakek dari maminya yang sangat tegas itu dan menyuruh Arley tinggal sama mereka sebagai hukuman.
Arley marah, gak terima, dia sempet melempar beberapa barang di deketnya tapi orang tuanya gak peduli. Arley yang kesel sampai pengen nangis itu langsung masuk ke kamarnya. Pintu dibanting kenceng menandakan kalau dia marah, dia jatuhin tubuhnya ke ranjang besar nan empuk yang mungkin bakal jadi terakhir kalinya dia rasain.
Arley gak pernah suka tinggal di rumah kakeknya itu, mereka tinggal di desa. Bahkan buat sekedar liburan akhir tahun pun Arley lebih milih sama temen kuliahnya. Walau rumah mereka juga besar, tapi menurut dia masih kalah jauh sama rumahnya di kota. Apalagi jauh dari jalan raya dan minim cahaya kalau malam bikin Arley bingung mikirin gimana caranya untuk kabur.
Tapi sekarang dia milih nekat, dengan hati - hati Arley turun dari balkon tanpa pengaman apapun. Setelah berhasil dia langsung lari kecil di pinggir kolam renang menuju pintu halaman belakang rumah itu. Ternyata gak dikunci, Arley gak habis pikir kalau rencana kaburnya bakal semudah ini. Dia senyum seneng lalu masuk ke area perkebunan nan luas milik kakeknya.
Berjalan ngendap - ngendap sambil sesekali melirik ke belakang, cuma ada suara jangkrik di setiap langkahnya. Keluar dari sana, dia bingung cari arah. Dia sama sekali gak tau daerah ini, Arley pun nyebrang jalan lebar dan masuk ke dalam hutan.
Entah apa yang ada dipikirannya, malam - malam masuk ke hutan? Arley berlari tanpa tau tujuan, menghalau ketakutannya di tengah hutan gelap itu. Berharap dia gak ketemu hewan buas yang bisa aja nerkam dia dari segala arah.
Langkahnya memelan waktu nemuin beberapa bangunan rumah yang dindingnya terbuat dari batu bata, juga tiang - tiang lampu yang menyala gak terlalu terang. Arley mutusin buat jalan mendekat, ternyata ada beberapa orang di sana. Dilihat dari pakaiannya mereka cukup serem di mata Arley. Tampang mereka juga kaya preman yang sering dia liat di film - film.
Tapi dia coba untuk biasa aja, siapa tau mereka bisa bantu keluar dari sini kan? jangan pernah menilai orang dari luarnya, Arley pernah denger kata - kata itu.
Melihat Arley berjalan masuk area mereka, orang - orang itu menatap penuh tanya juga intimidasi. Arley jelas beda banget sama mereka, pakaiannya terlalu bagus buat ukuran orang yang tinggal di sana, dengan cepat mereka tau dia pasti anak orang yang berada.
Arley yang ditatap intens kaya gitu mulai merasa takut, apalagi waktu ada yang nyamperin. Dia pegangan erat sama tas yang dia bawa. Arley gak tau harus apa, kalau dia berhenti dan biarin mereka deketin dia apa yang bakal terjadi? atau gimana kalau dia kabur aja? tapi kemana? gimana kalau jalan di depannya itu buntu? dia bisa kejebak di sini.
Di saat dia hanyut sama pikirannya, ada tangan yang merangkul pundaknya.
"Dia punya urusan sama gue" Ujar si cowok yang merangkul Arley entah ke siapa. Matanya natap tajam ke seluruh orang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moving Out To The Countryside
AdventureSeharusnya Arley tinggal di rumah kakeknya sebagai hukuman dari orang tuanya, tapi kenapa dia malah tinggal bareng 6 pria asing?