03.

21 4 0
                                    

ㅤㅤLiburan SMAN 1 Semarang akhirnya tiba, hari ini adalah hari pertama mereka liburan. Angel yang sekarang sibuk mencuci pakaiannya, terkejut dengan ponselnya yang berdering. “Aduh! Kenapa ada yang telpon pas aku lagi nyuci, sih!?” Angel mendengus kesal, dia dengan cepat membasuh tangannya; lalu turun menuju lantai bawah tempat ponselnya berada. Angel mengangkat teleponnya, dan sekarang Ia terkejut dua kali mendengar suara yang menjadi lawan bicaranya.
ㅤㅤ“Angel? Udah lama, aku mau balik ke-Semarang lusa. Mumpung liburan, aku nginep di rumahmu aja, ya? Hehe. Itung-itung hemat biaya ngekos.”
ㅤㅤ“Yoshi? YOSHIDA? OH! Tiba-tiba banget, kenapa lusa? Liburannya kan dua minggu, Yos. Masih banyak waktu, tapi, terserah sih. Boleh aja nginep di rumahku, kok. Oke Yos, makasih ya, aku mau lanjut nyuci dulu.” telepon ditutup sepihak, Angel sekarang bergegas menuju lantai atas untuk melanjutkan aktifitasnya.
ㅤㅤSetelah selesai mencuci, Angel mandi dan beres-beres. Ia ingin pergi ke-Kota Lama untuk menghabiskan sorenya. Dan, mungkin berjalan-jalan di sekitar Stasiun Tawang? Mungkin saja. Angel hanya menggunakan hoodie oversize, celana jeans, lengkap dengan earphone miliknya. Dan dia juga membawa tote bag motif logo Arctic Monkeys. Pukul 13:25, Angel segera menuju halte. Karena takut terlalu ramai saat sore hari, Angel menggunakan waktu siang. Setelah sampai di halte dekat Kota Lama, Ia turun dan menghembuskan nafas panjang.
ㅤㅤ“Hah. Rasanya udah lama banget, akhirnya kesini juga.” Angel berjalan santai, melihat kanan-kirinya, melihat puing-puing bangunan lama khas Kota Lama. Ada bangunan yang direnovasi, ada yang diarkan seperti itu sejak dulu. Angel berhenti di depan Marba, bangunan kesukaannya. Melihat salah satu bangku duduk kosong, dia duduk di sana, sambil mendengarkan dan menyanyi lagu secara samar-samar.  Dia menyanyikan lagu Hati dan Logika karya Misellia, dengan penuh penghayatan dia menyanyikannya. Banyak orang yang menoleh ke-arah Angel, karena suaranya yang lembut dan indah itu, tapi Angel tak memperdulikannya; dan terus bernyanyi. Sampai akhirnya terdengar suara gitar yang seolah ikut mengiringinya, Angel melanjutkan lagunya sampai habis, baru dia mencari suara gitar itu, ternyata ada Aki yang tiba-tiba di belakangnya; duduk di bangku belakang Angel. Aki membawa gitar non-elektrik miliknya, menggunakan jaket hitam dan tas pinggang. Angel terpukau, ternyata Aki bisa setampan ini saat tidak menggunakan almet dan seragam putih-abu miliknya.
ㅤㅤ“Suaramu bagus juga, Angel. Kayanya, aku bakal kecanduan suaramu.”
ㅤㅤ‘Apasih? Aki ngomong apa? Aku gak baper, GAK GAK, GAK BOLEH GINI.’ deru nafas Angel semakin cepat, dan berusaha menjawab kalimat Aki. “Eh, Aki? Kukira siapa, ternyata kamu. Hehe, makasih ya. Kamu waktu main gitar juga, keren banget, sama persis kayak snap Whatsappmu semalam.” Angel kikuk, entah kenapa rasanya aneh sekarang. Dia ingin teriak sekencang-kencangnya, dengan alasan tidak jelas.
ㅤㅤ“Iya. Makasih juga pujiannya, jimayu, hehe.” Aki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tersenyum kikuk ke-arah Angel. “APAAN BAHASANYA, JIMAYU HAHAHA. LUCU BANGET!” tawa Angel lepas memecahkan suasana. Aki ikut tertawa kecil melihat Angel, sekarang Ia bingung ingin mengatakan apa. Pada akhirnya, Aki menawarkan untuk minum kopi di Starbucks Kota Lama. “Angel, mau ngopi ga? Di Starbucks deket sini, agak jauh kok kalau jalan kaki. Mau minjem sepeda ontel aja?” tanya Aki beruntut.
ㅤㅤAngel menggeleng, “Aku ga ngopi, Ki. Mending susu kalau aku.” raut wajah kecewa tercetak jelas pada Aki, Angel yang tidak enak karena itu berusaha mencari cara lain. “Eh. Di sana juga ada susu, 'kan? Aku pesen itu aja, tapi minumnya di depan Kantor Post aja, ya? Di sana pasti rame, aku gamau.” Aki berangsur senang, kini Ia tersenyum tulus untuk Angel. “Makasih, Njel! Ayo cari tempat sewa sepeda ontel dulu. Kita pakai sampe Kantor Pos.” akhirnya mereka menyewa satu sepeda ontel, dengan Aki yang mengemudi dan Angel duduk di kerangka sepeda bagian depan sambil berpegangan setir sepeda bagian tengah. Aki membawa mereka menuju Starbucks Kota Lama, dan tibalah mereka di sana.
ㅤㅤ“Ki, kamu aja yang masuk ya? Pesenin buat aku sekalian.” Aki mengangguk paham, dan turun dari sepeda tadi. Selang beberapa menit, Aki keluar dengan kantong berisi dua minuman yang mereka inginkan. Angel nampak senang, dan mengeluarkan sepedanya dari parkiran lalu menyuruh Aki untuk duduk duluan, dan dia duduk seperti sebelumnya dengan membawa kantung berisi minuman tadi. Sekarang, mereka menuju Kantor Pos. Setelah sampai mereka pun melihat bangku, dan duduk di sana. Angel memberikan kopinya Aki, dan mereka menikmati senja bersama sambil minum kopi & susu.
ㅤㅤ“Angel. Kamu.. ngerasa ga, aku akhir-akhir ini ngedeketin kamu?”
ㅤㅤ“Iya.. kenapa ya, Ki? Ga biasanya.”
ㅤㅤ“Njel, sebenernya.. ah. Aku, juga bingung. Rasanya waktu deket kamu itu nyaman, dan hatiku tenang.. kadang juga rasanya deg-degan banget waktu sama kamu. Setelah kupastiin, dua tahun aku cuman ngelihatin kamu dari jauh dan berkomunikasi sama kamu seminim mungkin, aku beraniin diri. Aku deketin kamu, dan.. ya.. itu buat aku nyaman. Angel Devil, ini memang baru aja, baru aja kita saling deket satu sama lain. Aku.. aku, suka sama kamu, Angel. Aku tau kamu cowo, aku tau sekolah kita ngekarang hubungan sesama jebis, tapi.. kamu beda.” penjelasan panjang lebar dari Aki membuat lawan bicaranya bungkam. Tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Dia hanya dapat menunduk sambil mencengkram gelas susunya.
ㅤㅤ“Ki.. ga bercanda, 'kan?”

Old City. [Aki & Angel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang