"Kudo, kenapa kau memanggil kami ke ruangan ini pagi-pagi sekali?" tanya Adagaki Aki sambil memperlihatkan isi pesan yang ia terima dini hari tadi.
"Apakah benar terjadi hal yang urgent?" tanya Sakuta sambil menarik kursi dan meletakkannya di depan meja Shinichi lalu duduk dengan mata masih setengah mengantuk.
"Jangan berteka-teki, Kudo. Cepat beritahu kami, ada masalah darurat apa sampai kita harus di kumpulkan sepagi ini!" seru Masamune sambil mengambilkan kursi untuk duduk Adagaki Aki.
"Hhmmmm...."
Shinichi yang masih duduk santai di belakang meja, berdehem sebentar.
Hari ini, tepatnya jam lima pagi tadi, Shinichi memang telah mengirimkan pesan singkat yang isinya sama pada ketiga anggota OSIS ini yakni:
__________________________________
Subjek : dying message"Kalian harus berangkat ke sekolah lebih awal. Aku tunggu di ruang OSIS utama, paling lambat jam tujuh pagi ini. Sesuatu yang urgent terjadi dan harus segera kita musyawarahkan!!"
____________________________________Begitulah kira-kira isi pesan yang di terima oleh Masamune, Sakuta, dan Adagaki. Isi pesan yang menunjukkan kalau ada sesuatu yang sangat gawat terjadi menjadi subjeknya.
"Segawat apa masalah itu, sampai aku yang bukan anggota inti-1, ikut kau panggil?"
Suara Mai Sakurajjma tiba-tiba terdengar dari depan pintu menyusul dengan munculnya visual gadis berjepit rambut bunny itu.
"Mai-senpai?"
Sakuta tercengang melihat kehadiran Mai yang sekarang sudah duduk di kursi agak jauh dari mereka ber-empat.
"Jadi Kudo juga memanggil anda ke sini?"
"Begitulah," jawab Mai sambil menyilangkan kakinya.
"Untuk apa?"
"Bukan-kah pertanyaan itu lebih pantas kau ajukan pada kaicò?" jawab Mai sambil menatap malas ke arah Sakuta.
"Dan juga, hal yang lebih penting dari pertanyaan konyolmu itu menurut aku adalah bahasa formal yang kau ucapkan setiap berbicara denganku. Kenapa kau harus menggunakan kata -anda dan saya?- apakah aku setua itu di matamu sampai kau harus menggunakan bahasa seformal itu?"
"Bukankah faktanya memang seperti itu?" sahut Sakuta santai.
"Anda berada di tingkat tiga sekarang yang bisa di katakan merupakan senpai bagi saya yang masih di kelas dua ini. Anda pasti bisa mencerna maksud saya tanpa harus lebih saya perjelas lagi kan?"
"Tapi hanya satu tahun, kan, bukankah---,"
"STOP!!"
Shinichi mendadak bersuara lantang dan berdiri, untuk menghentikan perdebatan yang ia anggap tidak relevan dengan dirinya itu.
"Kalian aku panggil ke sini bukan untuk meributkan hal yang tidak penting," lanjutnya sambil kembali duduk.
"Lalu untuk apa kau memanggilku ke sini, sedangkan yang aku lihat di sini hanya ada anggota OSIS inti tingkat 1. Artinya hal yang akan kalian bahas tidak ada hubungannya dengan aku yang merupakan anggota inti tingkat 2!!," gerutu Mai sambil menatap kesal ke arah Shinichi.
"Bila kau tak di butuhkan dalam rapat ini, tidak mungkin aku rela membuang energiku untuk mengirimkan pesan padamu," jawab Shinichi santai tanpa memperdulikan kekesalan sepupunya itu.
"Kau tetap duduk tenang saja, nanti juga kau akan tahu apa peranmu di rapat ini!!" tambah Shinichi yang lebih ke arah memerintah.
Mau tidak mau Mai kembali duduk di kursi tanpa berani membantah atau bertanya lagi. Karena bagaimanapun, Mai memang tidak pernah berniat atau lebih tepatnya berdebat dengan Shinichi terlalu dalam. Bagaimanapun, Shinichi ini satu-satunya sepupu yang ada di pihak Mai dan juga yang sering menjadi tameng Mai dalam menghadapi ayahnya yang sangat keras padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/163276319-288-k356888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
❤ High School Friendship ❤
RandomFanfic dengan chara campuran dari beberapa anime/manga. Ilustrasi dll masih tetap pinjam dari beberapa manga and anime. Kisah hanya fiktif belaka dan peminjaman semua ilustrasi tidak ada kaitannya dengan plot cerita dari anime or manga tersebut.