- • 𝐄𝐩𝐢𝐥𝐨𝐠𝐮𝐞 • -

22 7 1
                                    

💞______________________💞

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠💕

      Praha, 01 Juni 2023

      "Bagaimana kabar Mama di Kantou sana?" tanyaku antusias, pada ponsel yang kudekatkan di telingaku. Ia tertawa di seberang sana, pertanyaan yang terlampau sering saat membuka perbincangan.

      "I'm fine, Dear. Sudah sampai di Praha?"

      Bibirku mengulum senyum. "Ya, saat ini aku sedang menunggu seseorang."

      Aku berjalan melewati dua gadis remaja berwajah kembar identik yang tengah bergurau. Salah satunya memakai earphone yang tersambung ke ponsel. Satunya lagi membaca buku yang dari judulnya berbahasa Ceko. Mengenakan pakaian modis motif bunga kamperfuli.

     Sementara tangan kiriku memegang empat tali anjing Dalmatian. Aphrodite bilang ia terlalu sibuk dengan tugas kuliah sehingga gadis itu menyerahkannya padaku. Aku berbelok menuju gang kecil, ke rumah lama yang menyatu laksana apartemen khas kota-hanya saja sangat gelap ketika malam tiba.

      Kira-kira, hampir satu dekade aku tidak berkunjung ke Praha; tempat favoritku selain Kota Annecy dengan Pont des Amours dan Saint-Malo. Selepas mengisi tempat makan anjing-anjing itu, aku mendudukkan diri di ruang tengah-yang paling favorit karena keseringanku menonton film.

      Senyap. Biasanya ketika libur semester aku membawa Lucian bersamaku. Tapi dia selalu sibuk, dan aku tidak memiliki banyak pekerjaan (setidaknya menghabiskan uang di mall). Aku mengendikkan bahu. Dia sudah mati, aku sendiri yang telah menghunjamkan suntikan hemlock tepat di lehernya.

      Raungan mesin motor meringsek dari gang sebelah rumah. Seingatku, para tetangga di sini masih sibuk bekerja di pasar loak dekat Vlatava. Seorang gadis feminin melepas helmnya, rambut lurusnya berkibar ditiup angin. Aku amat mengenalnya, anak perempuan satu-satunya dari keluarga Alex.

      Ia memandangku datar. "Maaf, aku terlambat." Melissa tersenyum kecil. "Aku baru pertama kali datang ke Praha."

      Dulunya, aku memiliki Ayah yang sangat penyayang. Beliau bahkan tidak tega membunuh seekor semut, itu adalah sifat yang paling kusukai. Tentu saja, mana mungkin ia tega menelantarkan 'anak haram' dari Lucy yang telah dipersunting Alex. Aku tidak pernah mengharapkan mereka kembali. Tetapi Ayah dan Ibu tetap melakukannya.

      Aku mengenal Alex sebagai pria paling tolol di dunia. Bagaimana tidak? Memusuhi anak sendiri—padahal ia sendiri tidak tahu kebenarannya. Setidaknya sampai hasil tes DNA itu membuatnya hatinya hancur berhamburan. Oke, Ibu memang masih berhubungan dengan Ayah. Namun, itu cuma sebatas sahabat dan menjengukku.

      Sebelum lagi Claude dan Melissa. Aku memang tidak memiliki hak untuk ikut campur urusan mereka, menerima atau tidaknya Lucian sebagai keluarga mereka. Tapi kalau adik tiriku dicabik pisau dan terkena air citrus-apa aku harus diam saja? Perih. Aku bisa merasakannya meski hanya dengan melihat.

      "Becherovka, minuman asal Republik Ceko yang sering disajikan pada para suami sembari menunggu makan siang. Apa aku benar?" Melissa terkekeh.

      "Kita tidak memiliki hubungan darah, tetapi bisa seakrab ini?" Aku mengalihkan topik pembicaraan.

     Gadis itu berdeham. "Eh, aku 'kan datang jauh-jauh ke sini untuk mengambil lukisan yang kau simpan, bukan?"

      Aku mengangguk. "Akan kuberikan nanti malam." Mataku memicing. "Apa kau ingin cepat-cepat ke Inggris lagi?"

𝐒𝐜𝐚𝐭𝐭𝐞𝐫𝐞𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭 [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang