Telepon itu berdering pukul lima pagi, di waktu matanya baru saja mengerjap dan harus menyiapkan rutinitas pagi seperti biasanya. Seharusnya telepon datang setengah jam atau satu jam setelah ia bangun sehingga kesadarannya bisa terhimpun penuh, dan ia bisa menjawab panggilan itu dengan lebih siap. Penelepon itu pastilah orang yang melupakan norma kesopanan, pikir Diane.
"Pagi Nyonya, maaf mengganggu pagi Anda. Saya Douglas, dari kepolisian. Kami menemukan sesuatu yang mungkin milik suami Anda."
Sejenak Diane terdiam, menghimpun kesadaran. Ia tak menyangka telepon itu datang dari kepolisian setempat. "Apa yang Anda temukan?"
"Silakan ke rumah sakit umum St. Raffles, Nyonya."
Tadinya, Diane membayangkan sebuah tas, jaket, topi, atau mungkin pakaian. Namun, ia mengernyit ketika Opsir malah memintanya ke rumah sakit. "Apa yang Anda temukan?" tanyanya sekali lagi.
Dan Opsir itu menjawab, "Sepotong tangan."
Jantung Diane berdetak cepat. Hawa dingin memeluknya sangat erat. Reflek, ia mengeratkan jaketnya, mengulang kata-kata opsir di seberang. "Sepotong tangan?!"
"Ya, benar, tapi kami harus memastikan bahwa ini memang milik suami Anda," kata petugas itu.
"Tidak mungkin." Diane masih menyangkal
"Saya berharap juga tidak."
Satu setengah jam kemudian, setelah mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, Diane meluncur menyibak asap-asap kendaraan yang mengepul di jalanan, lalu tenggelam dalam kemacetan di ParkRoad yang dipenuhi deru mesin, semburan klakson, dan bayangan se po tong tangan yang mengambang di udara. Apakah itu milik Jason? Diane mencengkeram bajunya sendiri
Tangan yang ditemukan adalah tangan kanan, po to ngan dari pangkal lengan sampai ujung jari, kata Opsir tadi. Diane harus memastikan bagian tubuh itu adalah milik suaminya. Tangan lelaki dewasa kebanyakan panjangnya dari bahu sampai petengahan paha, panjangnya mungkin sekitar setengah kurang dari tinggi badan manusia. Tinggi Jason 180 cm, jadi panjang tangan itu seharusnya kurang dari 80 cm. Tangan itu seharusnya besar, karena tubuh Jason besar--berat suaminya hampir 100 kilogram.
Diane terus menggambarkan tangan dan lengan itu. Memikirkan bagaimana cara ia harus mengenali bahwa itu benar milik Jason. Bukankan semua tangan lelaki hampir sama? Memiliki tiga tulang besar, humerus, radius, dan hasta, lalu dibalut oleh otot dan daging, terakhir dilapisi kulit Mungkin lelaki yang bekerja di balik meja, seperti seorang pekerja kantoran, salesman, atau akuntan, akan memiliki tangan yang lunak atau mungkin lembek jika ia tak pernah berolah raga. Dan mungkin pula cenderung berkulit halus, jika dirawat dengan baik. Tetapi lelaki yang biasa menggunakan otot untuk bekerja, mungkin lengannya keras, karena jaringan ototnya berkembang, sedikit lemak, dan kenyal. Seperti milik Jason. Karena suaminya pekerja kapal yang biasa menggunakan ototnya untuk menarik sauh, mengangkat barang dari dan ke atas kapal, atau menurunkan barang-barang saat bongkar muatan. Tangan Jason kekar, besar, keras, berotot, dengan sulur-sulur menonjol di lapisan kulitnya yang kelam akibat terbakar matahari.
Diane mulai teringat, ada tanda kecil di lengan Jason–seandainya saja di potongan itu masih bisa ia lihat nanti. Ada jaringan parut di lengan dalam milik Jason. Katanya jaringan itu didapatkan sewaktu kecil, ketika ia bermain di rumah tua milik tetangganya, lalu ketahuan penjaga. Saat itu teman-temannya lari, namun Jason kecil tetinggal dengan tangan yang tersangkut di pagar. Jaringan keloid itu masih tampak di dekat ketiak, tidak terlalu menonjol, berbentuk seperti ulat bergelung setengah lingkaran, dengan sedikit kerutan. Namun, Diane tiba-tiba ragu, apakah jaringan parut itu di dekat ketiak kanan atau ketiak kiri. Diane mulai membayangkan ketika ia tidur di lengan suaminya dulu. Dulu, Ia sering meraba keloid itu ketika mereka bercerita sebelum tidur. Tapi itu sudah terlalu lama terjadi, bertahun-tahun yang lalu. Diane bahkan tidak ingat kapan terakhir kali mereka tidur sekasur.