Piring-piring kotor itu perlahan mulai bersih. Gemericik air mengalir deras dari keran wastafel. Joyana sedang menyibukkan dirinya di sana.
Selepas Baekhyun dan Yejun pergi, kedua manusia itu hanya berdiam diri dengan kesibukan masing-masing. Ini semua karena sifat mereka yang cukup bertolak belakang. Joyana yang memiliki sifat cuek dan Chanyeol dengan sifat pemalunya. Pria itu memang bukanlah manusia yang supel. Ia sangat sulit untuk bisa mendekatkan diri pada orang yang baru ia kenal.
"Kata Baekhyun, kamu awalnya ingin ngambil alih kasus Kim So Hee ya?" Chanyeol memberanikan diri untuk membuka percakapan setelah jutaan detik mereka habiskan dalam diam layaknya orang asing. Ya memang orang asing, sih.
"Hm..." Joyana hanya berdeham sembari mematikan keran air.
"Kenapa?"
Sambil merapikan dapurnya, Joyana menjawab. "Karena merasa ada yang janggal aja. Dan pihak keluarga juga hubungin gue saat itu. Tapi ya mau gimana, gue bukan orang yang punya power di dunia yang kejam ini."
Mungkin Joyana terkenal dengan sifat cueknya tapi dia adalah salah satu orang yang nyaman untuk diajak bicara meski baru pertama kali bertemu. Ia hanya merasa malas untuk berbasa-basi pada orang lain.
"Kamu nggak marah harus kehilangan pekerjaan hanya karena membela orang yang nggak kamu kenal sama sekali?"
"Resiko pekerjaan, ya mau gimana lagi? Walaupun gue mati-matian belajar buat bisa berada di posisi ini." Ucapnya, sambil memeras kain lap yang basah.
"Memangnya apa yang kamu temuin di kasus So Hee sampai berpikir bahwa kasus ini bukan kasus biasa?"
"Rekaman CCTV yang hilang." Joyana berhenti sesaat lalu kembali melanjutkan kegiataannya, "Keluarganya bilang kalau So Hee selalu taat dalam mengemudi. Kalau dia ngantuk atau capek, pasti minta tolong orang lain yang nyupirin atau naik taksi. Dan kalau pun ngantuk, harusnya kecelakaannya nggak separah itu."
"Hmm.." Chanyeol bergumam cukup panjang.
"Memangnya kenapa?" Joyana berbalik badan setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia memandang Chanyeol dengan alis yang tertaut.
Chanyeol terkesiap, dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "Nggak ada, aku cuma penasaran aja kenapa kamu bisa dipecat hanya karena berencana mengambil alih kasus itu."
Joyana menggidikkan bahu, "Ya, karena kasus ini berkaitan dengan orang penting. Mereka takut suatu saat, gue bakalan lempar bom kerumah mereka."
"Kamu tau darimana kalau ada kaitannya dengan orang penting?"
"Pengalaman. Ya, meskipun gue bukan jaksa terbaik sekorea selatan. Tapi, gue punya firasat yang kuat."
Chanyeol menjawab dengan gumaman panjang dan anggukkan kepala.
"Masih ada yang mau ditanya lagi?" Joyana mengangkat salah satu alisnya.
"Hm?"
"Soalnya lo kayak wartawan, nanya mulu." ucap Joyana yang membuat Chanyeol terkekeh pelan.
"Mamaaaa."
Seruan Yejun yang berlari ke arah Joyana dengan segenggam es krim ditangan memotong pembicaraan mereka. Joyana lantas berlutut agar tubuhnya setara dengan Yejun, menyambut putranya dengan penuh cinta. "Gimana jalan-jalan sama om Baek, seru nggak?"
Yejun mendekat ke telinga Joyana lalu berbisik pelan yang seketika membuat Joyana tertawa.
"Ngomong apa anak lo?" selidik Baekhyun. Ia memiliki firasat bahwa anak kecil itu berkata yang tidak baik tentangnya.
"Nggak ada." kekeh Joyana sembari membawa tubuh putranya kedalam dekapan.
Mata Baekhyun menyipit sinis pada Yejun dan dibalas dengan juluran lidah.
![](https://img.wattpad.com/cover/329062916-288-k51977.jpg)
YOU ARE READING
Joyana
Fiksi PenggemarIni kisah Joyana. Si jaksa gila yang punya seribu satu kegilaan dalam menyelesaikan kasus-kasusnya. Di perjalanan, dia bertemu Chanyeol. Seorang pengacara yang hidupnya selalu lurus. Dan mereka memutuskan untuk menyelesaikan kasus tersebut bersama-s...