satu

42 6 0
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

...

"Kamu ini, jadi anak nyusahin terus!" Omel wanita paruh baya.

"Ya, aku nyusahin,," ucap wanita yang lebih muda. "Ini hidup aku, Mah. Biarin aku memilih jalan hidup aku sendiri." mengacak rambutnya dengan kasar.

"Tuh kan! Menjawab terus, apa yang Mama bilang. Kamu itu sudah besar Zana! Belajarlah untuk lebih dewasa. Usia kamu sudah tidak muda, kapan kamu mau menikah? tidak malu dengan anak tetangga? " Ucapnya dengan menatap sang putri. Tak habis pikir, putrinya di usia seperempat abadnya masih saja betah dengan hidup sendiri, sedangkan anak-anak yang lebih mudah darinya, sudah menikah bahkan sudah memiliki anak. Luar biasa.

"Mau kamu apa sih sayang?" ucap sang Mama dengan nada lembut, barang kali si anak akan berubah pikiran.

"Aku mau hidup sesuai yang aku mau," ucap Zana, semoga sang Mama dapat mengerti.

"Zana, ga semua tentang kamu. Kamu ga bisa hidup sendiri" ucap sang Mama.

"Ini semua salah Papa kamu, andai dia ga selingkuh kamu pasti gak akan takut untuk menikah begini." setelah mengucapkan hal tersebut, Mama melenggang dari hadapan Zana.

"Ma, ini ga ada hubungannya dengan Papa. Stop salahin Papa." Tersenyum sendu, menatap punggung sang Mama yang semakin menjauh. Lagi, Mamanya akan terus menyalahkan sang Papa. tidak sadarkah, bahwa dirinya seperti ini juga karena sang Mama. "Aku pun, ga akan betah, Mah. jika harus tinggal satu atap dengan orang yang terlalu tidak percaya padaku."

Namanya Zana Rahayu Ahmad. Perceraian kedua orang tua di usianya yang ke sepuluh tahun, tepat di hari ulang tahunnya, melahirkan trauma berat untuk Zana. Papanya yang menginginkan sedikit kebebasan dari sesaknya tuntutan, dan sang Mama yang terlalu mengekang, dan tidak ada rasa percaya pada pasangan. Hal itu membuat, tiap harinya Zana harus mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Semenjak saat itu, dirinya memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan lelaki mana pun. cukup sakit karena orang tua, tidak karena orang lain.

"Au-ah capek. Mending ke rumah Casey.,'' monolog Zana.

...

"Helloooo, my bestie yang ga kawin-kawin."

"Anjir! gak yang di rumah, gak elo sama aja," umpat Zana di selingi tawa kecil.

"Hahah~ sorry deh. Btw kenpa Zan? lo ga mau nagih utang ke gue kan? akhir bulan ini Zan," Ucap Casey dengan nada sedih yang di buat-buat.

"He! Bunda Casey anak satu, sejak kapan lo punya utang sama gue. Inget Casey, lakik lo Kaya Cey," ucap Zana dengan nada gemas. apa lagi ketika mendengar suara tawa temennya.

"Anjayy~ lakik gue kaya. kaya kok tiap hari minta uang jajan ke gue yang pengangguran ini." Mereka tertawa bersama. "Lu di mana sih? ko brisik amat?"

"Gue? gue lagi di jalan ini, mau ke ru- AAAKKHH"

"Zana anjing! LO KENAPA, WOY??" Tanya Casey dari seberang sana, dirinya kaget waktu mendengar temannya itu berteriak, dan terdengar suara gaduh dari sana. Perasaannya mendadak tidak enak.

Tuutt~ tuutt~

Suara itu menutup panggilan telepon, Casey tak tinggal diam, dirinya terus menghubungi sang teman. hatinya mendadak gelisah, menyerukan nama Zana.


Kembali pada Berita Terkini, sore tadi pada pukul 15.45 wib. terjadi kecelakaan besar di ibu kota, tepatnya Jalan.Kenangan No. 112. Kecelakaan tersebut, memakan banyak korban jiwa. Salah satunya, penulis terkenal yaitu, Zana Rahayu Ahmad.

Akhirnya, dengan mood yang baik, aku mencoba untuk kembali upload cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, dengan mood yang baik, aku mencoba untuk kembali upload cerita.

jujur, selama ini aku sebenernya ga cuma upload satu cerita aja. Ada beberapa, tapi semuanya kandas di pertengahan jalan. Karena, mood yang tidak menentu.

Berhubung saat ini aku lagi libur semester, dengan jiwa yang pengangguran ini. Hati serta pikiran aku ngeberontak ingin, aku untuk buat cerita lagi.

mohon bantuannya untuk terus support aku, agar aku terus semangat dan punya ide untuk tamatin ini cerita.

Terima kasih.

Babayy

Duchess KhazanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang