Hari demi hari berlalu, semua berjalan sesusai harapan. Syakir mendapatkan ketenangan, kesegaran, dan kenikmatan hehe. Berlibur kekampung halaman sendiri memang pilihan yang paling tepat.
Hubungan antara dirinya dan Ridho juga semakin baik dan akrab. ia fikir setelah malam itu berlalu, ridho tidak akan mau lagi bertegur sapa dengannya.
Tapi ternyata dugaannya salah. pagi itu, ridho bangun mendahului syakir. Lalu ia pulang hanya dengan berpamitan pada nenek dan kakek yang sedang bersantai santai diteras depan, ditemani 2 gelas kopi hangat serta pisang goreng agak gosong dikit.
Syakir fikir ridho marah, makanya tidak berpamitan dengannya, padahal ia berniat mengantarnya pulang.
Siangnya ia bertamu ke rumah Ridho, lega rasanya saat satu satunya yang menjadi tujuan ia datang menyambutnya dengan senyum manis nan hangat. Bahkan Sorenya mereka pun masih sempat mandi bareng disungai, sama teman teman lainnya juga, mereka melalui hari seolah olah tidak pernah terjadi apapun diantara mereka. Sayangnya tidak boleh nginap lagi karna ia harus bangun pagi pagi sekali untuk siap siap kesekolah, syakir juga agak malu jika harus nginap dirumahnya. Biarbagaimana pun, temannya adalah eppe'. Bukan Ridho.
Hari ini, syakir kembali berkunjung kerumah Orang tua Ridho. Ia merasa bosan jika hanya dirumah saja, ia juga berharap ada kesempatan untuk membelai mesrah adik temannya itu sih hehe.
"Mau kemana do'?" Tanya syakir saat motornya berhenti didepan rumah panggung ridho dan mendapati bocah manis itu turun agak terburu buru dari tangga.
"Mau kesana bang!" Jawabnya menunjuk salah satu rumah tetangganya yang dibatasi 5 rumah lagi dari rumahnya. Pupus sudah harapan syakir, membelainya hanyalah harapan belaka😁.
"Ngapain?"
"Temanku gak enak badan katanya bang, bapaknya manggil saya buat nganterin dia kerumah tukang pijat dikampung sebelah, soalnya dia tidak tau rumahnya, tapi saya tau!"
"Ooh gitu, boleh ikut gak?? Kalau cuma di pijat pijat biar badan kambali segar sih abang juga bisa, kecuali kalau pijat yang buat membenarkn posisi tulang yang patah!" Terang syakir menawarkan diri, ia jadi kefikiran sesuatu kalau memang yang mau di pijat itu teman ridho, berarti bukan orang tua dong hehe. Lumayan kan bisa rabah rabah, harapannya hanya satu.
Semoga teman ridho itu cakep
Biar gak rugi ngeluarin tanaga buat pijat pijat.
"Srius? Abang bisa mijat?" Tanya ridho tak percaya, yang ia tau, tukang pijat hanyalah orang orang yang sudah tua, kasihan sekali karna anak manis itu tidak tau, dikota bahkan ada tukang pijat cantik nan sexi hihi, syakir sendiri belajar ngurut/mijat terapi dari temannya dikota. Teman yang sama sama menyukai sesama jenis. Dia sudah se rusak itu 😁
"Bisa dong, ayo!"
Ridho mengangguk girang, dia emang malas pergi kekampung sebelah, rumah tukang pijat itu bersebelahan dengan rumah orangtua risna, wanita remaja yang pernah menjadi cinta monyet pertamanya. Dia pernah berusaha mendekatinya, alih alih cintanya monyetnya terbalaskan, Risna malah mengadu ke orangtuanya kalau Ridho sering menggodanya. All hasil bocah manis itu kena omel oleh orangtua risna. 😁
Tak butuh waktu lama untuk bisa sampai dirumah teman Ridho yang katanya sedang tidak enak badan. Mereka meilih naik motor karna kalau jalan kaki gak enak dilihatin warga setempat. Akan canggung jadinya kan? Apalagi syakir baru pulang dari kota.
Setelah sampai dirumah tersebut, ridho menjelaskan pada orangtua temannya kalau Syakir bisa memijat/mengurut kalau hanya untuk meringankan tubuh, mereka tergiur saat syakir menambahkan bahwa dirinya tidak perlu dibayar. Siapa yang tidak mau?? Memanggil tukang pijat dikampung sebelah butuh biaya 50 ribuan hahaha.
