Terik sinar matahari terasa semakin panas menyengat kulit pada saat ia berada ditengah tengah cakrawala, semburat cahayanya menyinari tubuh 2 bocah laki laki yang tengah sibuk mengembala beberapa ekor ternak sapi milik bapak masing masing, hingga peluh mengucur deras membasahi tubuh mereka ditengah tanah lapang berumput hijau.
Ridho
Tubuh kecilnya berjalan gontai menuju sebatang pohon beringin tak jauh dari tempatnya mengembala sapi milik sang bapak, sementara dedaunan kering pepohonan tampak beterbangan diudara berbaur dengan semilir angin yang mengombang ambing lembaran ringannya.Ridho tidak mempedulikan keadaan situasi tanah lapang yang sepi serta udara yang teramat panas, ia tetap berjalan dengan kepala tertunduk lesu. Dari raut wajahnya yang muram karena keringat dan debu ada kesedihan bahkaan kecemasan.
Perasaan Ridho hari ini sangat gusar, karena bukan tanpa alasan hari ini ia mengembala sapi, berbeda dengan dimas yang memang kerap membantu bapaknya mengurus ternak, pada saat hari libur.
Ridho justru membantu sang bapak karna beliau sedang sakit. kemarin sore sepulang dari kebung sambil menenteng tali sapi yang mengekor dibelakangnya serta sekarung rumput yang dipukul.Sang bapak cepat cepat membersihkan diri hanya dengan membasuh tangan kaki dan wajah, lalu bergegas meringkuk dikamar, perasaan panas dingin yang tiba tiba menghinggapi tubuhnya dalam perjalanan pulang membuat istri dan anaknya merasa cemas. Malam itu juga sang istri berinisiatif untuk membawanya kepuskesmas terdekat, tapi justru suaminya bersikeras menolaknya. Akhirnya sang bapak pun dirawat dengan cara serta obat tradisional.
~~~
Dibawah pohon beringin yang tumbuh kokoh disisi tanah lapang yang kosong beberapa kilo meter dari pemukiman warga, Ridho menghentikan langkah kakinya, lantas terduduk lesu diatas akar beringin yang menyembul ke atas permukaan tanah.Wajahnya semakin menampakkan kegusaran yang mendalam. ia merasa sangat cemas, karena sampai siang terlewat ibunya yang berjanji akan menyusulnya membawakan makan siang jika sang bapak mulai membaik tak kunjung tiba, bukan karna ia merasa lapar, melainkan mengkhawatirkan keadaan bapaknya yang pada saat ia berangkat tadi pagi untuk mengembala 2 ekor sapi masih berbaring lemah ditempat tidur. Ibunya yang tak kunjung datang membuatnya berfikir yang enggak enggak tentang kondisi sang bapak.