{31}

113K 9.2K 213
                                        

Gus Faqih sangat yakin kalau orang yang membakar Pesantren ini orang dalam mungkin juga orang yang di dekatnya karena jika orang lain tidak mungkin memiliki sendal Pesantren ini, setiap Santri dan guru-guru di Pesantren pasti di beri sendal yang sama dengan nama masing-masing, karena sendal ini sebagian terbakar jadi nama pemilik sendal pun hilang.

Ada satu nama yang ia curigai karena ada 2 huruf yang tersisa di sandal yaitu 'Re tapi ia tidak mau asal menuduh ia harus mempunyai bukti yang kuat karena orang yang dicurigai ini tidak terlihat seperti penjahat ia hanya di manfaatkan oleh Rosa atau mungkin orang itu juga mendapat ancaman.

"Nama kamu siapa?" tanya Gus Faqih pada Santri Putra yang memberitahunya tentang orang yang membakar Pesantren.

"Azhar, Gus."

"Azhar, apa kamu tau orang itu lari kemana?"

"Ke arah sana Gus, saya semalam udah coba kejar dia sampai belakang Pesantren tapi orang itu semprot saya pakai air cabai mereka lolos kabur," jelas Azhar.

"Antarkan saya ke tempat mereka kabur!" titah Gus Faqih, Azhar menurut ia mengantarkan Gus Faqih.

Azhar mengantar Gus Faqih sampai ia berhenti mengejar kedua orang semalam, Faqih berjalan-jalan melihat apakah ada jalan keluar dari halaman belakang ini, ia lihat sekeliling Pesantren sudah di tembok bagaimana caranya kedua orang itu keluar.

Ia terus menelusuri tembok belakang Pesantren itu bersama Azhar sampai ia lihat di pojok tembok terlihat retak dan pecah sehingga berbentuk bolongan disana mungkin 2 orang itu keluar lewat bolong itu.

"Astaghfirullah kenapa bisa ada tembok yang bolong gini, Azhar jangan sampai ada santri yang lain tau! bisa-bisa nanti ada yang kabur lewat sini," ucap Gus Faqih.

"Siap Gus."

"Nanti sore kamu bantu saya buat tutup tembok ini."

"Kenapa ga sekarang aja Gus?"

"Saya masih ada urusan lain, kamu lanjutkan saja tugas kamu tadi."

"Yaudah Gus, saya permisi assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam."

Setelah Azhar sudah hilang dari pandangannya Gus Faqih juga pergi dari tempat itu ia akan kembali ke Ndalem untuk susun rencana baru dengan istrinya, dulu ia tidak mau mengurus kasus kematian Zahra tapi karena kasus ini sudah melibatkan Pesantren ia harus ikut bertindak agar Pesantren ini tidak jadi sasaran orang jahat.

Ia masuk ke Ndalem lalu pergi ke dapur karena tadi saat ia meninggalkan Syifa keluar istrinya itu sedang berada di dapur bersama abdi Ndalem yaitu Aulia dan Fatimah tapi kini mereka tidak ada di dapur pasti istrinya itu berada di kamar.

Gus Faqih masuk ke dalam kamar yang ia lihat hanya ada Hamzah yang sedang tidur di tempat tidurnya, Gus Faqih merasa heran dengan bayi itu padahal tadi subuh Hamzah sudah bangun, lalu mandi dan makan sekarang bayi itu tidur lagi, lalu istrinya itu dimana? bukankah kakinya sedang sakit, tidak ada siapa-siapa di kamarnya selain baby Hamzah.

Beberapa detik kemudian ia mendengar suara kran air menyala di kamar mandi sepertinya Syifa sedang mandi ia akan menunggunya sambil meyalin video rekaman cctv dari laptop ke handphonenya.

"Aww."

Teriakan Syifa di kamar mandi itu membuat Faqih panik ia langsung berlari ke pintu kamar mandi.

Tok tok tok

"Syifa ada apa? kamu ga papa kan?" ucap Gus Faqih namun tidak ada jawaban dari Syifa membuatnya semakin panik ia mencoba membuka pintu kamar mandi ternyata memang tidak di kunci.

GUS DUDA IS MY HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang