Rihito udah kayak mayat hidup saja, uring-uringan tidak jelas dan bagaikan tidak ada semangat hidup sama sekali. Baru saja dia sembuh, niatnya ingin menghampiri sang kekasih tetapi dia tidak ada di rumahnya dan sialnya seluruh media sosial Rihito diblokir oleh Jin.
Dia tahu persis letak kesalahannya dimana, Rihito tahu dia memang cemburu berlebihan. Rihito memang tipe orang yang pencemburu dan tidak akan membiarkan pacarnya dekat dengan siapapun yang berpotensi untuk merebutnya.
Kasusnya seperti kecemburuannya pada Taji, pemuda yang memiliki nama lengkap Tajima Shogo itu sudah terang-terangan memperlihatkan ketertarikannya kepada Jin. Bukan hanya pada postingan di media sosial kemarin, akan tetapi sebelumnya juga Taji sering kali mengambil kesempatan yang ada untuk mendekatinya.
"Masalahnya dia udah tau Jin itu pacar gue, tapi tetep aja dia deketin. Maksudnya apa coba, kalo bukan mau rebut dia dari gue? Wajar aja kan kalo gue jadi kesel banget." Rihito mengeluarkan segala unek-uneknya, dia agak tersulut emosi saat ini.
Sementara lawan bicaranya menghela napas pasrah, "Gue tau Rihi, tapi harusnya lo bisa menyikapi semuanya tanpa kebawa emosi. Lo harusnya nanya dan ngomong dengan kepala dingin sama Jin, bukannya emosian kayak gitu. Pantesan dia marah sama lo. Ya sebenarnya juga terserah Taji dia mau suka sama siapa aja."
"Loh? Kok elo jadi belain Taji, sih?! NISHI, DIA ITU SUKANYA SAMA PACAR GUE! MASA DIBIARIN?!" Rihito emosi lagi.
"Shit, sorry gue salah ngomong. Jujur aja deh, gue sebenarnya sedih banget hubungan lo sama Taji jadi kayak gini.." Nishi Hiroto menatap iba kepadanya sahabatnya. "Lo tau kan, kita bertiga dulu kayak gimana? Gue baru bisa ngomong ini sekarang, tapi gue kangen kita yang dulu. Sebelum ada Jin semuanya baik-baik aja. Gue gak bermaksud bikin Jin terlihat buruk dan jadiin seakan-akan dia itu sumber masalah dari keretakan persahabatan kita, khususnya lo sama Taji. Tapi nyatanya tanpa dia sadari, emang dia yang bikin lo sama Taji jadi bersitegang kayak gini."
Rihito diam, dia kurang menerima pernyataan Hiroto yang terkesan menjelekkan Jin. Tapi yang dikatakannya itu ada benarnya juga. Dulu ketika Jin datang, semuanya berubah. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan pemuda itu, tapi pada akhirnya Rihito-lah yang berhasil mendapatkan Jin. Dan sejak saat itu hubungannya dengan Taji makin memburuk. Mereka tak lagi berbicara satu sama lain, berusaha menghindari pertemuan sekecil apapun. Hiroto pun jadi korbannya, dia harus berusaha tetap netral, tidak memihak siapapun di antara Rihito dan Taji.
"Terserah deh, gue udah gak peduli lagi sama hubungan gue dan Taji. Tapi yang pasti, gue gak akan pernah biarin dia rebut Jin dari gue!"
"Tapi Rihiㅡ"
Sebuah suaranya menyela ucapan Hiroto, "Gue sadar akan kesalahan gue, dan gue minta maaf."
Mereka menoleh ke sumber suara, di sana ada Taji. Dia juga terlihat kacau. Pemuda itu mengambil langkah mendekat, Rihito reflek membuang muka.
"Jin datengin gue, nangis dan marah banget sama gue. Dia bilang gak mau lo marah lagi, dia gak mau bikin lo sakit hati. Jin juga minta gue buat jauhin dia. Sesayang itu Jin sama lo, Rihi."
***
"Jin masih gak ada di rumahnya, gue harus cari dia kemana lagi?" Rihito mengacak rambut frustasi. Kekasihnya itu sulit sekali ditemukan pada saat seperti ini. Sungguh, Rihito nggak bakal pulang ke rumah sebelum dia bisa menemukan Jin.
Ting!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mengeluarkan sedikit uang tidak masalah, bukan? Yang terpenting saat ini adalah Rihito harus segera menemui kekasihnya dan meminta maaf kepada pemuda itu. Semoga saja Jin dapat menerima permintaan maaf dari Rihito.
Para pembaca yang Budiman, tolong doakan yang terbaik untuk Rihito agar dapat menjinakkan kembali singa yang kini tengah mengamuk. Eh-
