Aku berdiri didepan lemariku, jantungku masih berdegup kencang akibat perkataan vulgar dari seorang pria yang kini ada diluar kamar. Aku menghabiskan sekitar hampir lima belas menit dengan hanya berdiri disini dan memikirkan apa yang hampir terjadi pada ku beberapa saat lalu, mulai dari kehadiran Wonwoo yang hampir memperkosaku hingga Jaehyun yang menyelamatkanku. Terima kasih Tuhan.
Aku menghela nafas panjang dan menit berikutnya tangan ku terjulur untuk mengambil kaos longgar lengan panjang berwarna cream dan celana legging hitam. Biasanya pada malam hari aku tidak mengenakan apa-apa di balik kaosku, namun karena malam ini ada seorang pria yang beberapa saat yang lalu telah menyelamatkanku dari tindak pemerkosaan dan mengingat pria itu menatapku dengan mata yang menyalang karena lapar, kuputuskan meraih bra dan celana dalam cheeky ku. Aku tidak ingin membangukan singa tidur lagi, setidaknya tidak untuk malam ini.
Setelah berpakaian lengkap, aku berdiri di balik pintu kamarku. Aku menarik dan menghembuskan nafasku perlahan dan mencoba mengatur debaran jantungku, kemudian aku meraih kenop pintu kamar membukanya perlahan. Kulangkahkan kakiku keluar pintu kamar, dan aku mendapati sosok yang beberapa menit lalu berdiri dengan tegang di belakang pintu utama flat ku kini sedang duduk membelakangi ku di salah satu kursi pantry, tangan kanannya memegang gelas yang berisi cairan berwarna merah yang ku yakin itu adalah red wine yang memang aku simpan di dalam kulkas.
Melihat punggungnya yang condong ke depan dan tidak lagi terlihat tegang, sepertinya sekarang dia sudah merasa relax.
"Hi." Aku yang kini telah berada di sampingnya, mencoba untuk menyapa dan duduk di salah satu kursi yang ada di sebelahnya, dia tidak menjawab sapaan ku bahkan sama sekali tidak menolehkan kepalanya kepadaku, tatapannya hanya tertuju pada gelas yang dia mainkan di tangan kanannya.
Aku mulai merasa gugup sekarang, kufokuskan pandangan ku pada jari-jemariku yang kuletakan di atas meja pantry seraya menggigiti bibirku, itu adalah kebiasaanku ketika rasa gugup sedang melanda ku.
"Jangan bertindak ceroboh seperti tadi lagi."
Aku menengokan kepalaku ke arah pria yang baru saja mengeluarkan suaranya. Dia masih belum mengalihkan pandangannya dari gelas, kemudian Ia meminum wine yang ada ditangannya itu dan menghela nafas panjang.
"Maaf... Aku... " Aku tidak tahu kenapa aku mencoba meminta maaf padanya, namun belum selesai aku menyelesaikan kalimatku, pria di samping ku ini memotong ucapanku dengan nada dingin.
"Bagaimana kalau aku tidak datang?"
Dia kembali menghela nafas panjang dan mendesah gusar, seperti orang yang sedang... khawatir? Aku tidak ada keberanian untuk menjawab pertanyaan nya, jadi aku memutuskan untuk tetap diam. Dia meminum lagi wine nya hingga tidak tersisa lagi di dalam gelas, dan setelah itu baru dia mengalihkan tatapannya kepadaku. Mata kelamnya menatap ku tajam dan intens. Aku tidak sanggup mengalihkan tatapanku dari kedua matanya. Aku seperti terhipnotis. Dia menjulurkan tangan kanan nya untuk menyentuh pipi kiri ku, jari-jemarinya membuat gerakan naik turun di pipi ku, membelainya lembut.
Tubuhku bergetar karena bereaksi terhadap sentuhannya. Aku meremas kedua tanganku yang kini berada di atas pengkuanku karena rasa gugup yang kembali melanda tubuhku dua kali lipat lebih besar dari yang tadi. Tiba-tiba aku merasakan bahwa mata Jaehyun kembali menyala, nyaris seperti beberapa waktu yang lalu saat dia melihatku yang hanya terlilit sehelai handuk.
"Berhenti menggigiti bibirmu seperti itu, kau membuatku nyaris kehilangan kendali untuk yang kedua kalinya."
Aku menahan nafas saat pria di depanku ini mendekatkan wajahnya ke wajahku, aroma maskulin yang bercampur aroma tembakau menguar dari tubuhnya, aku tidak tahu sebelumnya jika kedua aroma itu bercampur maka akan senikmat ini rasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Passion Journals
FanfictionKang Dahyun, seorang gadis yang sangat menikmati dunia nya dalam Jurnalistik, hingga pada suatu hari temannya mengira bahwa Dahyun butuh "bersenang-senang" dan membawanya ke sebuah club tempat dimana dia bertemu seorang pria yang mau tidak mau menar...