Aku duduk di salah satu kursi perpustakaan, pandanganku lurus ke-arah salah satu jendela besar perpustakaan dan menatap pepohonan.
Sejenak kualihkan pandanganku dari jendela untuk kembali menatap buku-buku jurnalistik yang ada dimejaku, pandanganku tertuju pada salah satu judul buku The Words karangan Rene J. Cappon yang berisi tips mengenai bagaimana mencari serta menyeleksi berita dan cerita yang baik dan benar, buku ini merupakan salah satu buku wajib dibaca bagi orang-orang yang bergelut di bidang jurnalistik.
Sekitar setengah jam yang lalu aku masih fokus membaca di bagian pertengahan buku ini hingga pada akhirnya pikiran ku melayang menuju kejadian beberapa hari yang lalu di Neo Culture Club.
"Maaf, masalah baru? Maksudmu?"
"Ya, kau membawa masalah baru dalam hidupku, tatapanmu beberapa waktu lalu memang tidak menggangguku, tapi justru membuatku tertarik padamu."
"Maaf? Aku tidak mengerti apa yang kau maksud, dan kupikir aku sudah terlalu lama disini hanya untuk membicarakan hal yang tidak aku pahami. Jadi tolong lepaskan aku sekarang."
Malam itu aku berlalu dari hadapannya dengan menyentakkan tanganku. Namun aku dapat mendengar jelas apa yang dia katakan sebelum melepaskan tanganku.
"Sampai bertemu lagi Dahyun."
Semua kejadian itu masih terekam jelas di telinga dan pikiranku, entah mengapa saat dia mengucapkan kalimat terakhirnya itu aku merasa bahwa suatu saat nanti kami memang akan bertemu lagi. Seharusnya aku tidak perlu memikirkan soal kalimatnya itu, mengingat Jennie sempat menceritakan reputasi Jaehyun padaku ketika kami semua dalam perjalanan pulang dimalam itu.
Dengan wajahnya yang bak dewa yunani, Jaehyun merupakan salah satu pria dengan daya tarik diatas rata-rata, ya aku mengakui itu. Ditambah dengan dua profesi yang dia jalani dan dalam dua dunia yang berbeda pula. Ini adalah salah satu informasi yang membuatku terkejut, karena ternyata dia bukan hanya sekedar DJ, melainkan pemilik dari Neo Culture Club sekaligus CEO dari Peachy Lotus Inc, perusahaan yang bergerak hampir di semua aspek bisnis, seperti property, telekomunikasi, hiburan, bahkan otomotif, dan semua itu pasti nya tidak lepas dari yang namanya wanita.
Tampan, kaya, sexy, playboy. Shit, dia pria berbahaya.
Jennie sempat memperingatiku mengenai reputasi Jaehyun dalam hal wanita, para wanita itu akan berderet melebihi antrian sembako pemerintah dan senang hati mereka akan membuka lebar kedua kaki nya untuk Jaehyun.
"Aku tidak akan membuka lebar kedua kakiku untuk dia Jennie."
Aku merasa ada nada tidak yakin saat mendengar suaraku sendiri kala itu, dan terbesit rasa aneh di dadaku saat membayangkan berapa banyak wanita yang telah membuka lebar kaki mereka untuk dipersembahkan kepada Jaehyun? Haaah sepertinya aku harus menghentikan pikiran konyol ku ini, apa urusanku dengan gaya hidup pria itu? Jawabannya adalah TIDAK ADA.
Aku menggelengkan kepalaku dan kembali kepada buku-buku ku yang seolah-olah merajuk karena sudah lebih dari setengah jam mereka di telantarkan.
Sebelumnya aku tidak pernah mengacuhkan buku-bukuku seperti sekarang ini, aku selalu fokus, terutama dalam kuliah dan pekerjaanku, namun sejak bertemu dengan pemilik mata elang sekelam malam beberapa hari lalu itu, sepertinya irama kehidupanku mulai tidak beraturan.
See? Apa yang kubilang mengenai dia yang akan mengacaukan hidupku? Sekarang sudah mulai terbukti kan?
Aku menghela nafas panjang dan mulai merapikan buku-buku dihadapanku satu persatu. Percuma aku duduk diam disini, konsentrasiku telah menghilang entah kemana, aku pun tidak tau, namun kuharap dia kembali secepatnya karena aku sangat membutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion Journals
FanficKang Dahyun, seorang gadis yang sangat menikmati dunia nya dalam Jurnalistik, hingga pada suatu hari temannya mengira bahwa Dahyun butuh "bersenang-senang" dan membawanya ke sebuah club tempat dimana dia bertemu seorang pria yang mau tidak mau menar...