EMPAT

8 2 0
                                    

"Lo tau ngga sih, Run?" Bisik Ganesha pelan karena saat ini dosen killer tengah memberikan penjelasan di depan.

"Ngga tau gue.." Jawab Runa sok polos tanpa melihat lawan bicaranya.

Ganesha mencubit lengan polos Runa hingga gadis itu mengaduh kesakitan tanpa mengeluarkan suara keras. "Sakit tolol! Apaan sih gajelas banget mainnya cubit!"

"Dengerin gue dulu makannya, ini demi kesejahteraan lo sana Rajas. Tuh cewek adek tingkat kan?"

Runa semakin dibuat bingung. "Apaan sih? Lo ngomongin apaan?"

"Lah, melinjo! Lo ngga tau ya? Di tiktok sama di akun univ lagi rame. Cari aja tu hastag tatapan ketua BEM ke adek tingkat,"

Runa mencibir. "Lebay banget! Ya terus kenapa?"

"Aduhh! Goblok, ntar aja deh ngomongnya keburu emosi gue.."

Runa memutar bola matanya malas. Memang sudah lebih dari seminggu ini ia jarang bertemu dengan Rajas. Sekedar chat ataupun telpon saja juga jarang. Ya, Runa memahami bagaimana sibuknya Rajas sebagai ketua BEM yang harus rapat setiap hari, udah ngalahin rapat MPR aja emang.

Akhirnya, dengan seperti ini. Lama kelamaan ia jadi terbiasa. Ia tidak lagi menuntut untuk 24/7 selalu bertemu atau balas chat cepat. Tapi hal seperti ini, membuat Runa makin sayang makin cinta. Aduhhh! Kecintaan banget.

Kelas dosen killer berakhir, tangan Runa yang kosong itu langsung ditarik paksa oleh Ganesha. "Ngopi yuk, males ke kantin mulu.."

"Aduh! Lepasin dulu napa," baru setelah itu tangannya di lepas dari genggaman Ganesha. "Begaya lu ngopi, perut lo noh kosong! Ntar jantung lo sakit lagi.."

"Ish! Di coffeshop juga ada makanannya bego! Udah yuk sana.."

Cafe dekat kampus ini memang paling aesthetic banget sumpah! Udah tenang emang pure orang - orang yang dateng ini buat nugas, meeting atau kerja makanya cafenya nggak riweuh. Runa dan Ganesha memilih duduk di outdoor dengan view cantik.

"Duduk aja, gue yang pesen. Hari ini gue yang traktir, lo mau apa?" Tanya Ganesha dengan congkak. Duh gilee!

"Terserah lo aja, yang penting gue ngga kopi ya.."

Ganesha udah meluncur pergi dengan cepat. Meninggalkan Runa.

Kangenn Mahess, ketemu yukk

Iseng mengirim pesan ke Rajas. Siapa tau mendapatkan hadiah. Ya walaupun balasannya bisa satu hari kemudian. Gapapa..udah biasa. Tapi iri juga lihat orang pacaran bisa becanda, ketawa ketiwi nggak jelas. Kaya couple depan Runa sekarang ini.

"Run! Udah lo cari - cari belum tu akun Instagram adek tingkat yang viral?"

"Nggak, ngapain? Kurang kerjaan banget. Itu tuh cuma akal - akalan aja biar ig kampus ngga sepi - sepi banget makanya tatapan kaya gitu aja dibikin berita. Najis banget sumpah,"

Ganesha menganga tidak percaya. Normalnya perempuan diluar sana mungkin udah mencak - mencak melihat bagaimana cewek lain begitu menganggumi kekasihnya. Tapi sepertinya ngga berlaku untuk Runa.

"Ya..lo ngga cemburu gitu?"

"Cemburu sih awalnya, tapi Rajas ngasih tau kalau mereka nggak ada apa - apa sama tu adek tingkat. Kalaupun Rajas suka ya nggak apa - apa. Manusiawi, kan? Tu siapa sih namanya gue lupa!" Ujar Runa sambil mengingat - ingat nama adek tingkat itu. "Alisa, bukan sih?"

Ganesha mengangguk sambil menyeruput es latte miliknya.

"Nah tuh! Clear, kan? Idup gue tenang kalau ngga cari tahu sesuatu yang gue ngga mau tahu, Nes.." Senyum diakhir itu membuat Ganesha menyadari. Dan ikut tersenyum juga. Lalu tiba - tiba mata Ganesha melebar, sambil panik memasukkan POD-nya ke dalam tas. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari seseorang.

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang