30 (rvs)

3.7K 81 3
                                    




"ARION, HENTIKAN!" Teriakan itu sontak membuat Rion menatap Nyalang kepada orang itu.


"Hentikan, dia bisa mati jika kamu terus memukulnya." Ucap orang itu, dengan menghampiri Rion.



"Papa gak usah ikut campur, ini urusan Rion sama dia." Kata Rion masih dengan amarahnya.



"Jadi? Kamu tidak ingin mengetahui tujuan yang sebenarnya mengapa dia datang ke sini?" Tanya Rafa, yaa RAFANDRA ATALARIC, ayah dari Rion.



Dengan menarik nafas nya perlahan, Rion mencoba tenang, pandangannya beralih ke arah Freya yang tengah berada di pelukan ibunya.



"Freya." Panggil Rion dengan lembut.



Dengan mata yang bengkak, hidung yang merah, Freya menatap Rion, lalu berlari ke arah Rion, tanpa menghiraukan rasa sakit di kakinya yang terkilir.



"Hiks.. mas, aku takut." Lirih Freya dengan sesenggukan.



"Sebaiknya kita bawa Freya ke kamar, dan Silla tolong telpon Vina untuk kesini." Ucap asya, dan dituruti oleh rion serta Silla.



Meskipun dia tidak suka kepada Freya, tetapi dia juga merasa turut prihatin, atas apa yang Freya alami, mungkin jika dia di rumah, kejadian ini pasti tidak akan terjadi. Lagi pula perempuan mana yang tidak merasa sedih saat dilecehkan, perempuan mana yang merasa tidak kotor saat tubuhnya di sentuh oleh pria lain selain suami.




•••



"Sini, ganti dulu pakaian nya." Ucap Rion saat menurunkan Freya di kloset kamar mandi mereka.



"Tunggu, aku ambil dulu baju ganti." Ucap rion kembali, lalu keluar dari kamar mandi tanpa menunggu balasan dari Freya.



Setelah itu, Rion datang kembali dengan membawa baju milik Freya, dan dia pun menaruhnya di tempat penyimpanan handuk. Namun, saat dirinya akan membuka kemejanya di tubuh Freya, tiba-tiba Freya menghindar, lalu terdengar kembali suara tangisan dari bibir mungil itu.



"Ja-jangan sentuh aku, aku kotor mas hiks... Aku kotor hiks.." ucap Freya dengan sesenggukan, dia merasa trauma dengan apa yang dia alami beberapa menit lalu, cara kasar Riky menyeretnya, menyentuh tubuhnya, menampar dirinya saat di kolam karena Freya memberontak.


"Hey, jangan gitu. Kamu gak kotor sayang, bilang sama mas, dimana dia sentuh kamu hm?" Tanya Rion lembut dengan menyelipkan anak rambut Freya ke telinga.


Dengan keberanian Freya menatap Rion, lalu menunjukan bekas ke ungu an di lehernya, setelah itu dia menunjuk dadanya, dan terakhir Freya tidak bisa memberitahukan lagi dimana Riky menyentuhnya, karena dia takut jika Rion akan marah.


Dengan mengelus tanda di leher freya, Rion memegang tengkuk Freya dan mendekatkan wajahnya, lalu menempelkan bibirnya di bekas itu, dan mulai menghisapnya :D

Freya hanya mampu memejamkan matanya, dan meremas pundak Rion, saat tangan suaminya itu mengelus buah dadanya.

Setelah beberapa menit, Rion menjauhkan wajahnya dan menatap tanda yang dia buat guna menghilangkan jejak si bajingan tua itu.


"Mana lagi?" Tanya Rion, dengan nada yang serak.



Freya tidak menjawab, namun pandangannya turun ke bawah, berharap Rion mengerti jika Riky menyentuh miliknya, milik Rion :P



Dengan menelan ludahnya susah payah, Rion menenggelamkan wajahnya di buah dada Freya, dan memeluk istrinya itu.



"Kalo yang 'itu' nanti malem aja." Guma Rion dengan mendongkak menatap Freya dari bawah.


Dengan pipi yang agak kemerahan, Freya mengalihkan pandangannya, agar Rion tidak melihatnya sedang salting karena perkataan yang ambigu itu.



"Ayo ganti dulu bajunya, nanti kamu masuk angin." Ucap Rion dan diangguki pelan oleh Freya.


















HAIII

Apa kabar guys? Semoga kalian sehat selalu ya!!!

Ouh ya, tolong dong tandai typo nya, part sebelumnya pas rain baca banyak yang typo. Soalnya waktu itu rain lagi di hotspot sama temen rain, jadi gak sempet buat baca ulang, takutnya kuota dia abis:(

Next apa nggak???
(Gak dikomen dosa!!)

Istri Kedua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang