END

2.1K 126 0
                                    

•••

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Taeyong melangkahkan kakinya sembari bersenandung riang ditrotoar jalan. Di satu tangannya, ia membawakan dua bingkisan untuk ia berikan pada Jaehun nanti.

Dirinya tengah menuju mansion Jung karena Tiffany yang memintanya untuk datang ke sana. Jika ditanya mengapa Jaehyun tak menjemputnya saja? Itu karena Taeyong yang meminta tak ingin dijemput karena ia ingin menikmati waktu sendirinya sebelum ia menjadi istri Jaehyun kurang dari seminggu lagi.

Mengingat itu terkadang membuat pipinya bersemu merah, tak menyangka pria yang bertahun-tahun ia idamkan kini sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Benar, Taeyong dan Jaehyun sudah bertunangan sebulan yang lalu. Posisi sebagai sekertaris Jaehyun pun dilepaskan dan terpaksa Yuta harus mencari lagi sekertaris baru untuknya dan syukurlah ia telah menemukannya.

Taeyong melangkah masuk ke dalam gerbang besar itu dan melewati halaman luas Jung family sebelum ia sampai di mansionnya.

"Selamat pagi, Tuan Taeyong," sapa sang kepala pelayan menyambutnya datang sambil membungkuk diikuti oleh para pelayan yang lain.

"Pagi juga, Bibi," balas Taeyong ikut menundukkan sedikit kepalanya, ia masih menghormati kepala pelayan itu karena umurnya tentu lebih tua darinya.

"Ayo masuk, Nyonya Jung sudah menunggumu," ajak kepala pelayan kemudian.

Taeyong tersenyum sambil mengangguk, ia kemudian masuk ke dalam diikuti beberapa pelayan dibelakangnya dan Bibi Kim yang sedang menunjukkan jalan padanya.

Sebenarnya Taeyong agak merasa tak nyaman karena diikuti oleh para pelayan, namun sepertinya ia harus terbiasa karena bagaimana pun ia akan berada dalam situasi ini mungkin dalam sisa hidupnya.

"Nyonya, Tuang Taeyong sudah datang."

Tiffany yang sedang membaca majalah sambil menyender pada jendela pun lantas mengalihkan perhatiannya pada sang kepala pelayan.

Ia juga menangkap Taeyong yang berdiri disamping kepala pelayan itu yang sedang tersenyum lebar padanya.

"Oh, Yongie-yaa, kemari sayang."

Taeyong menyimpan bingkisan yang dibawanya ke atas meja lalu mendekati Tiffany dengan riang. "Ibuu!" Taeyong lalu memeluk Tiffany tak erat hanya sebatas cepika cepiki saja.

"Oh, dirimu berkeringat, apa kau berjalan dari rumahmu ke sini?" tanya Tiffany sambil membelai sisi wajah Taeyong yang basah.

"Eh...? M-maaf, tangan Ibu jadi kotor karenaku. Aku bawa sapu tangan, aku akan memberㅡ"

Tiffany mengangkat tangan yang akan digapai Taeyong sambil kedua maniknya menatap tajam pria manis itu.

"Jawab pertanyaanku, apa Jaehyun tak menjemputmu?"

Love Theory | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang