11 | Capture And Beaten

62 15 0
                                    

Mereka menanggalkan baju besi mereka dan meninggalkan kuda-kuda sebelum memasuki penginapan. Penjaga yang bernama Bibi Echi sangat ramah, tapi Luke anehnya merasakan perasaan gelisah ketika memasuki tempat itu.

Penginapan itu bagus, cukup bagus. Kecuali atapnya yang tampak seperti akan roboh kapan saja. Luke mengerang karena ketidaknyamanan di tempat tidur tipis itu. Jack mendengkus di sebelahnya. Dia dan Jack di kamar yang sama karena penginapan itu penuh, sialnya, mereka mendapatkan tempat yang ..., yah, tak nyaman untuk selera Luke.

Ruangan itu cukup kecil, dengan satu tempat tidur, jendela, lemari dengan ukuran kecil. Ada tikus juga. Terlebih lagi karena tubuh Jack yang sedikit lebih besar dari tubuhnya, dan dia hampir jatuh ke tepi.

“Bisa tolong tidur saja?” tanya Jack dengan malas, Luke menoleh dan bertemu dengan tatapan malas penjaganya itu.

“Aku lebih suka tidur di alam terbuka dari pada ini,” ketus Luke.

Jack menghela napas. “Tutup saja matamu, itu mudah.”

Luke menuruti saja dan menutup matanya, tapi tak lama kemudian, dia membukanya lagi. Ada semacam perasaan gelisah yang dia coba abaikan, aneh rasanya, tapi perasaan itu hanya muncul ketika ada monster di dekat mereka, tapi penginapan ini sepertinya aman-aman saja. Banyak orang yang menginap di sini.

Jadi Luke menutup matanya lagi, mengabaikan perasaan anehnya.

Suara derap langkah kaki terdengar dan Luke ingin membuka matanya untuk melihat, tapi dia tidak melakukan itu. Dia memutuskan untuk menunggu apa yang datang. Jadi dia tetap diam dan menutup mata.

Bunyi pintu yang terbuka membuatnya semakin waspada. Ada seseorang yang masuk dan seorang lagi di belakangnya, dia yakin, langkah kaki itu terlalu banyak untuk menjadi satu orang. Di bawah selimut, dia perlahan-lahan menggapai tangan Jack, dia menyadari Jack juga waspada karena tubuhnya yang tegang.

“Bukankah langka menemukan seorang werewolf tanpa kawanan di sini?” tanya seorang pria kepada rekannya. Luke bersumpah dia bisa mencium bau bir dari napas pria itu. “Kita bisa menjadikannya tontonan di Gaetta, itu akan menghasilkan banyak koin untuk kita.”

Mereka apa?

Rekan pria itu terkekeh. “Bagaimana dengan yang satu lagi?” Luke ingin meremas tangan Jack dan membangunkan pria itu. Tapi dia tidak, dia harus mendengarkan informasi-informasi lain yang mungkin bisa didapatkan.

“Kita bisa membunuhnya dan menyembunyikan mayatnya di Gua.” Ada jeda yang panjang, kemudian Luke merasakan sebuah tangan mengangkat dagunya. “Menguping itu tidak sopan, Serigala Kecil.”

Luke meremas tangan Jack dengan keras sebelum membuka matanya untuk bertemu dengan tatapan dan senyum merendahkan dari pria itu. Wajah pria itu memiliki bekas luka sayatan tepat di mata kirinya. Dia bisa mencium aroma Druid dari kedua pria itu. Nicholas tidak akan senang ketika dia mengetahui ini.

Tapi sebelum pria itu bisa bicara lagi, Luke melihat tinju Jack yang mengenai tepat di bekas luka pria itu, membuatnya tersungkur ke belakang. Luke berdiri, memberikan Jack ruang untuk berkelahi dengan pergi ke sudut.

Jack segera berdiri, siap untuk menghadapi kedua pria itu dengan belati di tangan kirinya. Pria lain mencoba meninju Jack dari arah lain, Luke melangkah dan meninju pria lain sebelum dia bisa mencapai Jack saat dia berurusan dengan pria dengan bekas luka itu.

Dia bisa membunuh monster, seharusnya tidak terlalu sulit untuk membunuh seorang pria. Tapi itu berbeda. Monster adalah monster, sementara ini hanyalah seorang pria, selain apa yang mereka lakukan. Dia meraih belati di sakunya dan menggores wajah pria itu, mendorongnya cukup keras ke dinding.

Rise of Blood [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang