Luke tahu sesuatu yang buruk akan terjadi pada Freya. Karena itu dia tidak langsung berenang mendekati kapal Gwen tapi menunggu sampai Freya berhasil meledakkan kapal lainnya.
“Luke, apa yang kau lakukan?!” kesal Jack. “Ayo pergi!”
Dia menggelengkan kepalanya. “Kau saja. Aku akan menunggu.”
Jack terlihat ragu-ragu meskipun sebagian besar kesal. “Luke—”
Suara ledakan kapal menyela perkataan Jack, kedua lelaki itu menoleh ke kapal yang sekarang sudah meledak dan menjadi serpihan-serpihan. Kekhawatiran Luke semakin menjadi-jadi, dia berenang menuju serpihan kapal itu, mencari Freya, mengabaikan teriakkan marah dari Jack. Gadis itu harus hidup agar dia bisa memenuhi janjinya.
“Freya!” teriak Luke. Dia melihat sekilas tangan Freya yang terangkat, mencoba berenang tapi gagal. Pasti terlalu lemas untuk itu. Dia menyelam ke sana, semoga dia tidak terlambat.
Sihir Freya tidak stabil, yang artinya membuat ledakan seperti itu pasti menguras banyak tenaga. Gadis itu semakin dalam ke laut, sangat cepat. Seperti ada yang menariknya. Luke menyipitkan matanya tidak terlalu jelas, tapi ada sesuatu yang melilit tubuh Freya, seperti tentakel.
Tentakel. Apakah itu Kraken? Yang katanya bersemayam di laut ini? Jika itu benar, maka sial baginya karena dia tidak memiliki pedangnya sekarang. Dia juga tidak terlalu pandai sihir. Tapi Freya memiliki belatinya.
Luke berenang lebih cepat, hingga mencapai Freya. Dia buru-buru mencari belati milik gadis itu dan menemukan itu di sakunya. Aksi ini akan membuat Kraken marah, tapi dia tidak memiliki pilihan lain. Dia menancapkan belati itu ke bagian kulit Kraken yang terbilang sensitif. Cengkeraman Kraken melemah dan dia segera menarik Freya.
Belati itu bukan sembarangan belati, itu ditempa oleh dewa Hephaestus dari Olympus dan dijatuhkan ke bumi. Dia berpikir itu akan berguna jadi dia mencurinya dari galeri Nicholas dan memberikan itu pada Freya. Dia berenang menuju ke darat, sebelum Kraken dapat bereaksi lagi. Berdoa saja agar mereka tidak tertangkap.
Naik ke permukaan, Luke bernapas lagi, dia berhasil. Kapal milik Gwen kebetulan ada di dekat mereka. “Gwen!” panggilnya.
Gadis itu menoleh dan memanggil Jack. Jack terjun ke air tanpa ragu. Luke merasakan tentakel di kakinya.
“Bawa dia ke kapal. Aku ada urusan,” katanya pada Jack dengan cepat. Luke menyerahkan Freya dan pada saat pria yang lebih tua meraih Freya, Luke merasakan dirinya di tarik.
“Luke!” Jack mencoba meraihnya.
“Selamatkan Freya!” teriaknya sebelum ditarik lebih dalam ke air. Kakinya menendang-nendang dengan panik, tangannya mencengkeram tentakel Kraken tersebut. Andai saja dia memiliki pedangnya sekarang.
Kurangnya udara membuatnya lebih, lebih sulit dari yang seharusnya. Dia perlu bernapas. Luka-lukanya sakit karena air laut. Air ini tidak seperti bak mandi Nicholas yang sudah dicampur dengan ramuan penyembuh. Ini membuat sangat tubuhnya nyeri. Sebelum rasa lemas menguasainya, dia menusuk-nusuk tentakel Kraken dengan belati, berharap cengkeraman Kraken akan melemah lagi dan dia bisa segera kabur.
Dia tidak memiliki pengalaman yang bagus dengan air. Kraken ini harus pergi dan Luke tidak boleh mati di sini. Bagaimana dia akan menepati janjinya kepada Freya jika dia meninggal?
Cengkeraman Kraken melemah dan dia menggunakan itu sebagai kesempatan untuk berenang menjauh. Jelas luka-luka menghambatnya, tapi setidaknya dia berhasil menjauh dari sang Kraken. Belum sempat dia mencapai permukaan, tentakel lain Kraken itu menghantamnya ke bawah, semakin dalam ke laut. Luke panik, mencoba berenang kembali ke permukaan jika tidak dia akan mati tenggelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise of Blood [Completed]
FantasyLuke, seorang pemuda yang sedang berkelana dikejutkan oleh rumor pembunuhan di Troich, daerah para Dwarf. Rasa penasaran membuatnya ingin mengungkap siapakah orang dibalik pembunuhan tersebut. Tidak disangka, rasa ingin tahunya membawanya menuju mas...