Bagaimana mereka bisa menemukan pembunuh di tempat seperti Gaetta? Maksudnya, si pembunuh mungkin tidak ada di sana. Dia seharusnya hanya datang ke sini untuk membantu Freya melarikan diri dari para bangsawan, lalu rencananya tiba-tiba berubah.
Pertama, dia bertemu dengan Freya yang keluarganya dibunuh. Lalu Gwen datang kepadanya dan membawa kabar bahwa sepupunya dibunuh, kemudian dia bertemu dengan manusia serigala yang juga memiliki masalah serupa dengan dua gadis lainnya.
Dia hanya terlibat dan dia juga menyeret Jack ke dalamnya.
Dia membaca surat dari ayahnya berkali-kali, hanya untuk mengetahui betapa dia merindukan rumahnya — ayahnya. Rivalian hanyalah sebuah kerajaan baginya, rumahnya adalah ayahnya. Ayahnya selalu mengatakan kepadanya bahwa suatu hari, dia akan menjadi raja terhebat yang pernah ada. Dan seorang wanita akan memberinya seorang putra atau putri dengan rambut perak yang indah. Kemudian dia akan memiliki keluarga yang sempurna.
Dan dia akan selalu mengatakan kepada ayahnya bahwa mereka adalah keluarga yang sempurna, ketika hanya mereka berdua bersama. Sebelum ayahnya menikah lagi dengan bangsawan kelas bawah, yang memaksanya untuk menikahinya. Dia tahu bahwa ayahnya tidak ingin menikah lagi dan tetap melajang setelah ibunya meninggal.
Dia sendirian, merenung menatap laut, tapi kemudian Freya mengajaknya mencari udara segar dan dia tidak pernah bisa menolak permintaan itu. Selain kebutuhannya, dia ingin menghabiskan waktu bersama seseorang. Tapi dia juga ingin sendiri.
Dia berbaring disamping Jack, mencoba untuk tidur. Dia sengaja meminta penyihir tadi menafsirkan mimpinya meskipun dia sudah tahu arti mimpi itu. Nah, dia hanya mengerti satu mimpi, yang lain masih berkabut. Mimpi di mana dia terbaring tak berdaya di tempat tidurnya dengan tanda hitam memenuhi sisi kiri tubuhnya.
Sang penyihir mengatakan bahwa itu bisa saja prediksi masa depan. Mungkin itu benar. Mungkin pada akhirnya, dia akan meninggal sebelum mencapai usia delapan belas tahun. Dia sudah mulai merasakan perasaan yang tidak menyenangkan mengenai masa depannya sendiri.
Dia diam-diam keluar dan kembali ke tempatnya merenung di geladak kapal. Udara dingin membuat kulitnya sakit. Dia menggulung lengan kemeja kirinya dan melihat tanda hitam sudah mengenai sikunya. Sebentar lagi pasti akan menyebar ke tangan dan lehernya. Tidak, dia tidak bisa sekarat di negeri orang.
Tanda hitam itu adalah kutukan.
Yang ada di dalam mimpinya itu sudah pernah terjadi ketika dia masih anak-anak. Sepuluh tahun yang lalu, saat dia berusia tujuh tahun, dia seharusnya sudah meninggal. Tapi ayahnya menemukan cara untuk menetralisir kutukan itu dan menunda kematiannya. Kutukan itu selalu kembali di hari ulang tahunnya, jadi tidak hilang secara permanen.
“Luke.” Dia berbalik, Jack berdiri di belakangnya. Pria itu menarik lengan kirinya dan melihat kutukan itu. “Udara dingin membuat ini semakin sakit, kau tidak seharusnya berada di luar dalam keadaan seperti ini,” katanya sambil merapikan lengan kemejanya.
“Aku tahu. Hanya saja aku butuh udara segar.”
Tentu saja Jack tahu tentang kutukannya. Mereka sudah berteman selama bertahun-tahun, mustahil jika Jack tidak pernah melihatnya sakit setiap hari namanya mendekat.
“Apakah Anda berencana untuk kembali besok, Yang Mulia?”
Ah, kembali ke formalitas, dengan kata lain, dia sedang sangat serius.
Luke mengangguk. “Dari awal tujuanku adalah untuk membantu Freya melarikan diri dari para bangsawan. Sekarang, dia memiliki Gwen dan Matthias disisinya. Kita sudah bisa kembali.”
“Apakah Anda akan meninggalkannya begitu saja, Yang Mulia? Dia percaya pada Anda.”
Itu benar. Freya sudah mulai mempercayainya. Dia membuang muka dari Jack, menatap laut. “Aku akan bicara kepadanya besok pagi. Menjelaskan semuanya, setelah itu terserah dia mau melakukan apa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise of Blood [Completed]
FantasyLuke, seorang pemuda yang sedang berkelana dikejutkan oleh rumor pembunuhan di Troich, daerah para Dwarf. Rasa penasaran membuatnya ingin mengungkap siapakah orang dibalik pembunuhan tersebut. Tidak disangka, rasa ingin tahunya membawanya menuju mas...