🍓Bab. 1 : jadian🍓

84 55 244
                                    

Annyeong haseyo

*
*
*
Jangan lupa follow

⚠️ Warning ⚠️

Terdapat banyak umpatan kasar, mohon maaf jika ada kesamaan visual atau nama tokoh.🤗

Dan

Jangan lupa vote dan komen!!

Secara akademis, Lila siswa yang cukup baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secara akademis, Lila siswa yang cukup baik. Guru-guru tahu siapa dirinya dan Lila juga merupakan salah satu siswa dengan nilai terbaik di SMA Bakti Negri. Apapun yang ingin dia lakukan, setiap anggota siswa yang pernah bekerja sama dengannya sudah pasti akan mendapat nilai dan apresiasi yang baik untuknya.

Malam hari setelah Sekolah dan mengikuti pelajaran tambahan di tempat bimbel nya. Lila pulang ke mansion. Cukup lelah karena tadi dia harus Mengantre dengan siswa bimbel lain untuk meminjam buku akhir semester.

"Kakak" Lila memekik pelan dan berhenti melangkah diujung ruang tamu rumahnya yang luas. Kamarnya yang berada di lantai dua sehingga mengharuskannya melintasi ruang tamu lebih dulu untuk menuju tangga yang berada di ruang tengah.

Akan tetapi, dia malah mendapati seorang pria yang sangat dikenalnya. Dia adalah Erlan Erlangga kakak lila. Postur tubuh pria itu tinggi berisi. dengan mengenakan setelan jas lengkap.

Lila berlari kecil dengan senyum terus mengembang. ingin sekali memeluk kakak yang sangat dirindukan, namun melihat tatapan tidak suka itu. Lila mengurungkan niatnya, senyumannya kembali luntur.

"Dimana mamah?"

Dingin, itulah yang selalu Lila rasakan setiap berbicara dan berhadapan dengan kakaknya. Sedih?. Pasti.

"Mamah jam segini belum pulang kak" ucapnya takut. "Lila buatin minum dulu?" Lanjutnya memberi Erlan ruang untuk duduk di salah satu sofa disana.

Erlan pergi begitu saja tanpa membalas tawaran Lila. Adiknya.

Setelah menatap punggung tegap pria itu, Lila kembali berjalan menuju kamarnya dengan rasa sedih. Erlan adalah kakaknya yang ia sayangi dan kagumi. Tapi Erlan mungkin belum bisa menerima lila. Yang bisa dilakukan Lila hanya menunggu lagi dan lagi.

Lila tersenyum kecut. Itu yang Lila lakukan. Andai Erlan tahu dengan jelas kejadian dimana wiliam ayahnya bisa meninggal. Mungkin Erlan akan tetap bersamanya.

'keluarga lengkap, harta berlimpah tapi tidak pernah ada kehangatan keluarga lucu ya.'

Keluarga Lila memang kaya tetapi kurang cinta. Sejak kepergian William rumah ini terasa sepi.

"Makan malam sudah siap nona" ucap bik munah kepala pelayan.

"Bik, mamah pulang malem?"

"Nyonya Tessla sedang mengadakan meeting dengan para direksi dan pemegang saham nona." Lila mengangguk mengerti.

Setelah menyelesaikan makan malamnya Lila memutuskan untuk membersihkan dirinya lalu tidur. Saat akan menutup dirinya menggunakan selimutnya. Ponselnya di atas nakas berbunyi tanda ada yang menelpon.

082-XXX .... IS CALLING

karena tidak tau siapa yang menelepon. Lila berusaha mengabaikan panggilan tersebut. Tapi saat dirinya baru menutup mata. Ponselnya kembali bergetar.

Masih Nomor yang sama. Yang tidak dikenali. Mungkin penting akhirnya Lila meraih ponsel tersebut dan mengangkatnya tanpa bangun dari tidurnya.

"hallo!"

.....

"hallo!"

.....

Masih tidak ada jawaban. Lila mulai geram. "Kalo nggak penting gue tutup?"

"Save. ini nomor gue!"

"Hah! Siapa?"

"Devan"

"Cuman save kan? Oke. Gue tutup"

"Besok gue jemput jam 6.30"

tut...tut...tut..

Nggak kakaknya, nggak van tidak beda jauh.

Paginya Lila ingat ucapan Van tadi malam pasti dia akan menjemputnya pagi ini. Jadi, Lila bangun pagi dan bersiap lebih awal dari biasanya.

"Pagi sayang?" Sapa Tessla ibunya.

"Ohh Mamah. pulang jam berapa tadi malam mah?"

Tanya Lila duduk di kursi dekat sang mamah dan mulai megambil nasi dan menyuap dengan lahap.

"Jam 1. Soalnya pekerjaan mamah menumpuk. Sekarang juga harus berangkat pagi"

"Lila kasihan liat mamah. Pasti capek"

"Nggak apa-apa kok sayang, kamu tumben berangkat pagi?"

"Temen Lila jemput mah" Tessla mengangguk mengerti.

tin...tin...

"Itu udah Dateng" ujarnya tergesa menghabiskan makannya.

"Yaudah ayok, bareng kedepannya mamah juga mau berangkat"

Sampai di depan mansion Lila sedikit terpana melihat pria yang baru saja turun dari mobilnya. Siapa lagi kalau bukan van.

"Hay...Tante Tessla" Van menyalami Tessla sopan.

"Kamu kenal saya?"

"Siapa yang nggak tau Tante, pembisnis kelas atas. No.2 Setelah ayah saya."

"Oohiya kamu Devan anaknya pak Broto pemilik saham terbesar, sekaligus donatur terbanyak di SMA Bakti Negri?"

"Iya Tante " jawab Van dengan sedikit senyum.

"hati-hati di jalan, Del mamah berangkat ke kantor ya?" Lila mengangguk tersenyum.

Setelah keberangkatan ibunya, kini Lila juga berangkat bersama van. Lila merasa canggung. Dan akhirnya dia hanya mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Kita bolos"

"Apa?"

"Kita bolos sekolah"

Gimana? Mulai penasaran sama cerita ini? mau di next?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana? Mulai penasaran sama cerita ini? mau di next?

*
*
SEE YOU NEXT TIME ❤️

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang