5

36 6 6
                                    

Second time







 ***

   "Weh, anjir kok lu bisa bareng Huto?!"

    Baru saja sampai di halaman sekolah, Huto dan Kenan sudah diserbu pertanyaan oleh Luna. Huto tak bisa berbuat apa-apa, dia hanya diam seribu bahasa dengan muka yang sudah merona. Kenan yang memang tidak ingin ambil pusing segera menarik tangan Huto dan pergi menuju kelas Huto.

  "Wow, kau sudah mulai nakal ya. Huto." ucap seseorang.

   Setelah mengantarkan pujaan hatinya, Kenan kembali kelasnya.

  "Huto pacar gua, jangan berani-berani kalian gangguin dia" ucap Kenan to the poin kepada Luna.

  "Santay mas, Uke lu gabakal gua apa-apain kok."

   Pelajaran berjalan membosankan seperti biasanya. Bel istirahat berbunyi, para siswa bergegas keluar dari kelas masing masing. Suasana bak lautan manusia terlihat dipenjuru sekolah. Kenan keluar dari kelasnya dan berjalan menuju kelas Huto.

Bruk.

  "Apa-apaan lu, kalo jalan pake mata dong."

  "M-maaf." ucap Huto yang ketakutan.

   Pria tadi berjalan menuju Huto yang masih terduduk di lantai karena terjatuh. Dia mengangkat satu kakinya, bersiap untuk menendang Huto. Huto yang ketakutan hanya bisa menutup matanya.

Dug

   Tiba-tiba satu pukulan melayang ke perut pria yang akan menendang Huto tadi, dan membuatnya tersungkur.

  "So Weak, huh." ucap Kenan dengan tatapan mengintimidasi.

   "Akh, pahlawan kesiangan rupanya." ucap pria tadi dan langsung bergegas lari meninggalkan Kenan dan Huto.

    Kenan mengulurkan tangannya, membantu Huto untuk berdiri. Kenan mengusap wajah Huto dan menciumnya. Setelah ciuman singkat itu Kenan menggandeng tangan Huto dan pergi ke kantin.

  "Wah si bangsat, udah dibungkus aja Hutonya." ucap Dion sesaat setelah Kenan dan Huto sampai di kantin.

"Dion ga boleh gitu, kasian noh ukenya merah semua wajahnya." ucap Luna.

  Huto tak bisa berbuat banyak, dia hanya bisa menyembunyikan wajahnya menggunakan tangannya. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedari tadi mengamati dari kejauhan.

  "Kelinci kecil ku sudah berubah ya." ucap orang itu dengan smirk di wajahnya.

   Huto izin kepada Kenan untuk pergi ke kamar mandi sendiri. Setelah selesai dan ingin mencuci tangan, tiba-tiba ada tangan yang membekap mulut Huto. Huto mencoba memberontak dengan sekuat tenaga, namun kekuatannya kalah dibanding orang yang membekapnya.

  "Lama tak bertemu, kelinci kecilku." ucap orang tadi.

   Matanya membola setelah mendengar kalimat tadi, Huto sangat terkejut mengetahui siapa orang yang membekapnya sekarang. Orang itu membalik badan Huto membuat wajah mereka saling bertemu. Tanpa ancang-ancang pria tadi langsung mencium kasar bibir Huto menggigit bibir Huto kasar, memaksa sang empu untuk membuka mulut. Saat dirasa cukup pria tadi menyudahi ciuman mereka, mendorong tubuh Huto masuk ke salah satu bilik disana. Menguncinya dengan Pria itu didalamnya.

   "Tolongg..Kenannn!!" teriak Huto ketakutan.

   "Percuma saja, mereka tidak dapat mendengar mu." ucap pria tadi.

    Merasa ada yang tak beres, Kenan beranjak dan mulai mencari Huto ke kamar mandi. Mendengar suara tak beres dari salah satu bilik, Kenan mendobrak paksa pintu bilik itu. Kenan mendapati Huto yang setengah bugil dan pria asing di dalam bilik itu.

Aphrodite. [Fin?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang