Chapter 26

1.3K 38 3
                                    

Hallo readers 👋

Bantu vote dan komen ya.

Happy Reading!

_____________________

Diruang bawah tanah, William diam-diam memperhatikan apa yang terjadi di tempat itu. Pelayan muda itu sudah tidak ada disana, ia di perintahkan untuk mengawasi ruangan ini bagaimana pun pelayan itu yang telah membunuh Ratu-nya.

"Bagaimana bisa gadis itu melarikan diri? Padahal penjagaan nya sangatlah ketat." William bergumam.

William tidak sadar jika ada sepasang mata yang tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan heran.

Sebuah tangan menyentuh pundak laki-laki itu dan membuat William terperanjat.

"Astaga, Orion kau mengejutkan ku saja." William mengelus dada nya tetapi Orion hanya diam dan memperhatikan gerak gerik laki-laki didepan nya ini.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Orion.

"Lihat, Nona Laquel melarikan diri. Aku yakin ada yang membantunya pergi dari sini."

Orion mengedarkan pandangan nya, memang benar jika Laquel tidak ada disana, dimana gadis itu?

William sangat mencurigakan, bagaimana juga pengawal itu baru disini walau pun ia utusan Max tapi wajar untuk dicurigai karena Ratu Alena tiada dan menghilang setelah laki-laki itu berada disini.

Laquel adalah pelayan yang setia. Ia telah bekerja dari gadis itu berusia 13 tahun, tentu saja Orion tidak percaya jika Laquel yang menyebabkan Alena meninggal tapi ia tidak memiliki bukti apapun untuk membebaskan Laquel dari tuduhan.

Yang ada dipikiran nya dari dalang semua ini ada dua, yaitu Putri Qelsa dan Ratu Saviona. Namun, ia masih belum percaya jika Ratunya pergi. Ada apa sebenarnya?

"Biar aku dan Samier yang mencari maid itu, kau berjaga saja disini dan jika ada informasi yang berkaitan tentang Ratu Alena bisa kau kasih tahu aku."

William hanya tersenyum menanggapi. Senyum yang sangat aneh. Sebenarnya apa yang disembunyikan pengawal itu? Apakah dia ada di pihak pembunuh Ratu atau ia tahu sesuatu? Ah memikirkan itu membuat Orion pusing, tugas nya sangat lah banyak biar nanti dia cari tahu sendiri.

"Aku pergi dulu." William hanya mengangguk. Setelah kepergian Orion, William menghilang dengan teleportasi.

Jika William akan menuruti perintah Orion, tentu saja tidak.

Buat apa dia repot-repot membagi informasi itu, lebih baik ia menjalankan tugas yang menguntungkan, ah tidak, lebih tepatnya tugas yang menguntungkan dirinya sendiri.

Kerja sama yang ditawarkan William itu hanyalah bagian dari rencana nya tapi tidak ada yang tahu apa rencana laki-laki itu.

***

Saviona sangat senang, ia telah memiliki Aybar. Siapa yang bisa menolak pesona nya, semua laki-laki akan tergila-gila dengan nya ya kecuali Raja menyebalkan itu.

Ia mengelus-elus perut ratanya, rasanya ia sangat tidak sabar ia mengandung benih laki-laki itu, tentunya agar anaknya nanti bisa menjadi pewaris Asdirst.

Selain itu ia akan mengalahkan Qelsa, si Putri penyihir licik dan bodoh itu.

Saviona menatap Aybar dengan penuh cinta. Aybar sangat berbeda dengan Dighan, Jika Dighan adalah keturunan satu-satunya iblis yang terkuat beda dengan Aybar. Laki-laki itu memiliki kekuatan yang diturunkan oleh ibunya, Mallery yang seorang fairy.

Saviona sangat licik, bisa dibilang lebih licik dari Qelsa namun sebenarnya ia tidak sejahat itu. Saviona juga sama dengan yang lainnya, ia ingin dicintai dan juga di puja oleh semua orang terutama orang yang ia cintai. Hal yang membuat ia menjadi jahat adalah kekuasaan. Ayahnya yang haus kekuasaan dan ibunya yang sangat mendukung itu, di Arsha kekuasaan adalah segalanya bahkan bisa saja mengorbankan orang yang disayangi untuk mendapatkan kekuasaan itu.

Ia hanya bisa menurut dan tidak ingin melawan, sehingga ia menikmati peran nya sebagai rubah cantik yang sangat licik. Semua terjadi karena kebiasaan dan tuntutan, Saviona hanya butuh teman yang bisa meyakinkan diri nya untuk menuju jalan yang benar namun sayang nya tidak ada.

Saingan nya Qelsa, Alena tidak ada apa-apanya dan dengan sangat mudah menyingkirkan wanita itu. Ada rasa bersalah juga dirinya kepada Alena karena mengingat wanita itu sangat baik kepadanya diawal pertemuan mereka tapi bagaimana pun juga ia terlibat atas meninggalnya Alena.

Saviona menghela nafas pelan, ia kecup kening lalu bibir laki-laki itu. Ia tersenyum kemudian mengelus lembut pipi Aybar.

"Maaf," gumam nya pelan. Saviona berdiri dan ia segera mengenakan pakaian nya dan meninggalkan ruangan itu.

Aybar membuka matanya, ia pura-pura tertidur. Ia tertegun sesaat atas perlakuan istrinya. Senyuman kecil terukir diwajah tampan itu.

Saviona, wanita itu telah berhasil merenggut sebagian hati nya. Ya hanya sebagian karena setengah nya lagi tentu saja untuk Qelsa.

Aybar bukanlah laki-laki yang setia. Ia tidak cukup hanya satu cinta, walau pun begitu ia akan bersikap adil untuk kedua nya. Aybar akui, ia telah terjerat akan pesona wanita itu, Saviona Skylander.

Setelah puas memikirkan tentang Saviona, kini ia memikirkan hal lain yaitu kakak ipar nya, Alena. Alena adalah wanita yang baik dan juga pemberani, pantas saja banyak yang tidak menyukai nya apalagi ia adalah istri dari seorang penguasa.

Seketika Aybar meringis, sebesar apa nyali orang itu sehingga dengan berani nya dia membunuh dan menculik jasad Ratu. Aybar tahu sendiri jika sekejam apa kakak nya itu jika menyangkut orang yang ia sayangi. Pastinya Dighan tidak akan tinggal diam dan ia akan menjatuhkan hukuman yang sangat sadis.

Mengenai pelaku, Aybar teringat dengan maid setia nya Ratu, Laquel. Gadis polos yang menjadi kambing hitam atas tiada nya Ratu. Jika semua orang percaya gadis itu tidak melakukan apa-apa, kenapa semua orang tetap memasukkan nya ke dalam penjara bahkan Raja pun hanya diam saja? Pasti nya ada sesuatu yang di rencana kan. Aybar yakin itu, karena Dighan susah sekali untuk ditebak, ia akan mencari tahu pelaku yang sebenarnya walau harus mengorbankan orang lain.

Ia tahu sesuatu tapi ia harus diam, Aybar juga bisa egois tapi ia bukanlah iblis yang selalu berbuat kejam dan semaunya. Ia diam karena suatu alasan, demi kebaikan.

Bukan hanya tahu tentang kematian Alena, ia juga tahu jika ibunya masih hidup. Kenapa Aybar tidak memberi tahu Dighan? Karena ia tahu Dighan tidak akan percaya dengan nya, Dighan melihat langsung jasad wanita itu ketika mereka kembali ke Arsha.

***

Di suatu tempat yang lumayan jauh dari Asdirst namun masih di sekitaran Arsha. Seorang laki-laki dengan tudung hitam yang menutupi setengah wajah nya sedang berjalan memasuki sebuah ruangan yang cukup gelap. Hanya ada beberapa lilin saja dan itu pun hampir padam, ia membungkuk dan kemudian membuka tudung kepala nya.

Laki-laki itu tersenyum kala seseorang itu menyambut nya. Kehancuran Dighan sebentar lagi, mereka akan menyiapkan rencana untuk itu, mereka tidak akan membuang kesempatan selagi orang-orang bodoh itu tengah kehilangan sang Ratu.

"Bagus, William. Pastikan semua orang di istana saling menuduh."

William, pengawal itu menggangguk dengan posisi yang masih membungkuk.

___________

Bersambung....

Jangan lupa vote nya yaa

The King Demon Mate ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang