Di dalam mobil hanya ada keheningan setelah segala hal terjadi. Pandangan mata Riza menatap lurus ke depan. Sedangkan Lili menatap pemandangan yang ada di luar mobil dari jendela. Sesekali ia mencuri pandang wajah Riza dari kaca mobil yang menampilkan bayangan Riza.
Ben yang berada di bagian depan, sesekali mengecek ke belakang dari kaca spion. Ia tersenyum melihat tingkah Lili bersama bosnya itu. Untuk mencairkan suasana, ia menanyakan kepada Riza kemana mereka akan pergi
"Ehmmm. Bos diam saja dari tadi. Kita akan pergi kemana ini?"tanya Ben setengah menggoda.
"Ke tempat biasa Ben." jawab Riza sambil menatap mata Ben dari kaca spion.
"Ha? Betul di situ?"tanya Ben sekali lagi.
"Iya di situ. Kamu terlalu banyak bertanya." balas Riza sedikit ketus.
"Siap bos. Kita meluncur." jawab Ben.
Kedua mata Lili berusaha melihat Ben ketika mendengarkan percakapan antara Ben dan Riza. Namun ia tak cukup berani menatap terlalu lama. Kejadian di dalam pub membuat Lili menjadi canggung dan sedikit tidak enak hati kepada Riza.
Perjalanan mereka bertiga tampak syahdu dengan alunan lagu yang lembut nan romantis dan juga hujan rintik-rintik ikut menyertai kepergian mereka menuju tempat yang belum pernah Lili datangi.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, tibalah mereka di salah satu restoran mewah dan juga romantis. Lili melihat gedung dari restoran itu dari dalam mobil. Tempat itu sangatlah indah dan terlihat mewah dan elegan. Ia belum berani berkata-kata sedikitpun baik kepada Ben maupun Riza. Ketika mobil sudah berhenti dan terparkir rapi, terdengar suara Riza berkata kepada Lili.
"Kau turun dan ikuti Ben." perintah Riza kepada Lili dan Lili pun mengangguk tanda setuju.
"Ben ambil bajuku dan berikan kepada sekarang juga! Aku akan berganti karena bajuku basah karena terkena Galaxy Mocktail yang disiramkan oleh seseorang tadi." kata Riza kepada Ben dan setengahnya ia menyindir Lili. Lili yang mendengar kata-kata Riza berpura-pura tidak mendengarkannya. Lili berpikir itu harga yang pantas karena Riza seenaknya sendiri membuat dirinya dipecat dari Emerald Pub di saat ia sangat membutuhkan pekerjaan.
Mereka bertiga kemudian turun dari mobil. Riza masih berdiri dekat pintu mobil. Ben mengambilkan baju untuk Riza yang diletakkannya di bagian paling belakang mobil. Lili dengan kikuk menunggu Ben di depan mobil.
Setelah mendapatkan baju dari Ben, Riza berlalu pergi meninggalkan Ben dan Lili. Lili tampak melihat Riza dari kejauhan.
"Mari Lili ikut aku!" ajak Ben. Lili pun mengangguk dan ikut melangkah menuju tempat yang akan mereka tuju. Sepanjang Lili berjalan, ia terlihat kagum dengan tempat itu. Restoran itu benar-benar mewah dan sangat indah.
Mereka berdua menuju ke lantai yang paling atas. Setelah pintu lift terbuka, kedua mata Lili pun terbelalak melihat indahnya pemandangan nan indah di bawah gedung dan sekeliling gedung. Semua itu terpampang nyata pada kaca yang mengelilingi meja makan yang akan ditempati.
"Maaf pak, saya ingin bertanya. Mengapa kita ada di sini? Ada hal apa sampai saya di bawa di sini? Dan lagi.. Mengapa meja dan kursi ini hanya dua? Pak Ben akan duduk di mana?" cecar Lili kepada Ben.
"Banyak juga ya pertanyaan kamu. Seperti murid bertanya kepada gurunya. Heheheh." balas Ben kepada Lili setengah menggoda.
"Kau duduklah di sini dulu. Tentunya Pak Riza ingin berbicara kepadamu. Bisa jadi dia ingin membuat perhitungan denganmu karena sudah kamu siram dengan Galaxy Mocktail dan kamu tampar. Hehehe." Ledek Ben kepada Lili yang ditanggapi senyum asam dari Lili.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
RomanceSi gadis hidupnya kekurangan. Lahir dari keluarga yang pas-pas an... Tetapi semangat untuk bekerja sangat tinggi. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang yang kaya raya dan menjadi bosnya. Si pria sudah berada di usia yang matang, mapan, dan sukses...