"Benar-benar keras kepala sekali lelaki itu. Mengapa dia penasaran sekali dengan tempat tinggalku. Pasti hanya ingin memberi komentar yang pedas seperti seblak. Aku selalu pusing dibuatnya." gerutu Lili sambil melangkahkan kakinya berusaha mengikuti Riza yang lebih dulu berjalan di depannya.
"Ini kamar kosmu kan?" tanya Riza ketika sampai di depan kamar Lili.
"Iya betul. Sudah ya Pak pulang saja. Saya tidak enak dengan penghuni yang lain di sini. Ini sudah malam." bujuk Lili supaya Riza cepat kembali pulang dengan kepala menoleh ke kiri dan ke kanan. Ia takut jika ada yang tahu ada lelaki masuk ke kamarnya.
"Cepat buka pintunya! Saya mau masuk." pinta Riza yang memaksa.
"Tapi..." kata Lili yang ingin menolak tetapi ia sudah lelah dengan keras kepalanya Riza. Riza menatap terus mata Lili sehingga Lili mau tidak mau membukakan pintu kamarnya.
Setelah pintu kamar Lili terbuka, masuklah Lili dan Riza ke dalam kamar Lili. Mata Riza melihat ke dalam ruangan yang sangat kecil dengan perabot yang sederhana.
"Sudah ya pak. Bapak boleh pulang sekarang. Saya tidak enak dengan yang lain." bujuk Lili sekali lagi kepada Riza.
"Kamu pikir aku tidak tahu kelakuan penghuni di sini? Beberapa penghuni di sini memasukkan pacar atau selingkuhan mereka di sini. Jadi buang kekawatiran kamu untuk hal yang tidak berguna." balas Riza tanpa menatap Lili. Ia masih sibuk melihat-lihat kamar Lili.
"Mengapa bapak tau?" tanya Lili sedikit panik. Ia tidak menyangka bahwa Riza tau kondisi di kos tempat tinggalnya itu.
"Daerah ini adalah daerah keluar masuknya orang yang tidak jelas. Tempat tinggal kumuh dan kecil. Lihat kamarmu ini lembab dan sempit. Perabotannya saja terlihat tua. Pemilik kos ini asal kamu membayarnya, dia tidak akan mengurusi urusanmu. Kalau dia menggerebek kamu dan aku di sini. Aku akan membeli semua kos-kosan ini sekarang juga. Pasti dia sudah bahagia."kata Riza kepada Lili. Tatapan mata Riza selalu membuat Lili bingung untuk menatapnya kembali. Terdapat sorot yang sangat tajam.
"Aku akan pulang sekarang. Kemasi semua barang yang ingin kamu bawa saja untuk pindah besok. Yang lainnya ditinggal. Akan ada orang yang mengambilkannya. Taruh barang-barangmu ini di mess yang kamu tinggali besok!" perintah Riza untuk Lili. Lili mengernyitkan keningnya.
"Saya pindah ke mess besok itu pak? Mengapa mendadak sekali?"protes Lili kepada Riza.
"Setelah melihat tempat ini secara langsung. Aku rasa kamu tidak perlu berlama-lama tinggal di lingkungan yang kurang aman dan nyaman untuk kamu. Kemasi barang-barang yang ingin kamu bawa. Pastikan semuanya dikunci. Hmmm. Dan satu lagi. Jangan sembarangan tidur di depan lelaki lain kecuali aku. Ingat itu. Aku pulang. Tidak usah mengantarku." pamit Riza kepada Lili. Kata-kata Riza tadi membuat Lili terpaku apalagi kata-kata yang terakhir Riza ucapkan.
"Jangan sembarangan tidur di depan lelaki lain selain dia? Maksudnya bagaimana? Apa aku hanya boleh tertidur di depan dia saja? Kalau tertidur di depan lelaki lain tidak boleh? Apa dia tidak salah mengucapkan kata-kata itu? Aku merasa kalau aku adalah.... Ah... Sudahlah.. Dasar lelaki yang suka membuatku pusing saja. Sudah Lili jangan pikirkan kata-kata dia. Hisss..." Gerutu Lili. Tetapi kata-kata Riza itu teriang-iang terus di telinganya. Sampai tak terasa ia menjadi senyum sendiri dan tersipu malu.
************************
Di suatu ruangan yang masih dipenuhi kertas-kertas. Tampak seseorang menonton berita di televisi. Berita viral yang tengah menjadi pembicaraan banyak orang. Ia menonton acara berita dimana Lili menyiram dan menampar pipi Riza."Dia.. Dia gadis yang bekerja di Emerald Pub itu kan? Gadis cantik dan mungil. Berani sekali dia menyiram dan menampar seorang Riza. Aku kagum atas keberanian dia. Mungkin besok aku akan mencarinya di pub itu. Dari awal aku bertemu dengannya, aku memang melihat ia berbeda dengan perempuan-perempuan yang aku kenal dan dekat denganku selama ini. Lili. Namanya Lili. Nama yang cantik. Secantik pemiliknya." kata Rafan pada dirinya sendiri. Ia tersenyum simpul melihat Lili di televisi tadi. Ia ingin mengenal dan mengetahui lebih banyak tentang Lili.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
RomanceSi gadis hidupnya kekurangan. Lahir dari keluarga yang pas-pas an... Tetapi semangat untuk bekerja sangat tinggi. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang yang kaya raya dan menjadi bosnya. Si pria sudah berada di usia yang matang, mapan, dan sukses...