Bab 11

237 14 15
                                    

Riza, Ben, dan Lili berjalan masuk ke tempat rapat. Mereka menempatkan diri di tempat yang sudah disediakan. Kemudian disusul dari perusahaan milik keluarga Rafan. Mereka duduk berseberangan. Semua tampak sibuk untuk mempersiapkan materi yang akan dipresentasikan. Lili membantu Ben mempersiapkan segala keperluan yang akan dibawakan oleh Riza.

Sedangkan di seberang mereka duduk, sepasang mata milik Rafan tak hentinya memandangi Lili. Ia terkagum oleh Lili. Lili berubah menjadi jauh lebih cantik dan terlihat sangat bekerja keras dan serius. Riza yang tak sengaja melihat Rafan memandang ke satu arah berusaha mencari tahu ke arah manakah arah mata Rafan tertuju. Setelah Riza tahu siapa yang Rafan tatap, timbul rasa panas di dalam hati Riza. Ia tak suka Rafan memandangi Lili dari kejauhan. Riza pun menatap Rafan dengan sangat tajam. Ia tak bisa berbuat banyak untuk membendung tatapan mata Rafan ke arah Lili. Di situ sudah berkumpul banyak orang. Tak mungkin ia akan merusaknya. Ia berusaha mengontrol rasa amarahnya.

Pertama kali yang dipersilahkan untuk presentasi adalah Rafan. Rafan terlihat sangat siap untuk memulai presentasinya. Ia menjelaskan semua keunggulan dari produk yang ditawarkan oleh perusahaannya. Lili tampak begitu serius melihat presentasi dari Rafan.

"Dia sangat bagus sekali menjelaskannya. Apakah Pak Riza bisa tampil dengan baik juga? Semoga dia bisa melakukan yang lebih baik. Aku sangat mengkawatirkan Pak Riza?" kata Lili dalam hati sambil menatap ke arah Riza. Riza duduk di sebelah kiri Lili. Sedang Riza melihat Rafan yang sedang melakukan presentasi. Rafan yang sesekali tampil di depan dan berusaha mencuri pandang untuk melihat ke arah Lili, dia menjadi sedikit terganggu ketika melihat Lili yang arah pandangannya tertuju pada Riza bukan ke dirinya.

Setelah beberapa saat Rafan melakukan presentasi, semua orang bertepuk tangan untuk penampilannya. Kali ini giliran Riza yang maju ke depan untuk menampilkan keunggulan produk di perusahaannya. Jantung Lili dan Ben berdegup kencang. Ketika Riza mulai melakukan presentasi, betapa terkesimanya orang-orang di sana. Tak terkecuali Lili, ia tersenyum. Ada rasa bangga di wajahnya ketika  melihat penampilan Riza. Riza begitu bagus sekali. Dia memang tak hanya tampan, tetapi juga cerdas dan sangat berbakat. Sedangkan kedua mata Rafan terus menatap ke arah Lili yang dengan bangganya dengan penampilan Riza.

"Matanya tidak lepas menatap Riza terus menerus. Ada hal yang tak biasa. Apakah dia menyukai Riza? Ah.. Tidak mungkin. Mungkin hubungan mereka hanya sekedar Bos dan bawahan. Aku akan berusaha terlebih dahulu." gumam Rafan dalam hati.

"Terima kasih atas waktu yang diberikan kepada saya untuk melakukan presentasi ini." kata Riza kepada semua hadirin. Tampak beberapa orang bertepuk tangan sambil berdiri. Lili dan Ben saling bertatapan dan tersenyum bahagia. Seolah merekalah yang menenangkan tender.

"Dia memang selalu tampil sempurna. Memang anak muda yang cerdas dan berbakat di bidangnya." kata beberapa orang yang hadir di situ dengan lirih. Hal itu bisa di dengar oleh Lili.

************************
Setelah presentasi selesai, pemilik perusahaan memberitahukan bahwa pemenang tender akan diumumkan pada perayaan ulang tahun perusahaan yang dirayakan di luar Jakarta. Lebih tepatnya di Pulau Bali. Semua yang pernah bekerja sama dengan perusahaan itu diundang untuk datang ke acara itu.

Tampak satu per satu orang-orang yang hadir di pertemuan itu pun keluar dari ruangan. Terlihat di dalam ruangan masih ada Riza yang diajak berbincang oleh seseorang kolega. Ben dan Lili menunggunya di luar ruangan. Rafan pun keluar dari ruangan setelah melihat Lili berada di luar ruang tersebut. Ia mengejar Lili. Riza yang mengetahui hal itu menjadi tampak tidak nyaman dan ingin mengakhiri pembicaraan. Namun belum ada kesempatan untuk memotong pembicaraan tersebut.

"Lili tunggu!" Seru Rafan kepada Lili yang membuat Lili dan Ben menoleh ke arah belakang. Rafan pun berjalan mendekat ke arah Lili.

"Li, aku tunggu kamu di sana ya." kata Ben kepada Lili memberikan kesempatan kepada Rafan untuk berbincang sebentar meski dia pun tahu jika hal ini akan membuat Riza marah.

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang