Move 6 - Digagahi karena Kalah Taruhan (6)
Pak Satria tersenyum melihat kos-kosannya sekarang yang sudah hampir terisi penuh. Belum lagi hubungan antara anak kosannya yang erat bersama Ramli, asistennya sekaligus sang penjaga kos. Meski baru penghuni lama (Arlan, Vanda, dan Johnny) yang ia lihat sudah memiliki bonding yang cukup erat, namun ia ingin agar seluruh anggota penghuni kosannya ini bisa saling berteman baik, menjalin relasi yang baik untuk kedepannya.
Tujuan awal pak Satria membuka kos ini adalah karena ia ingin menjadi seorang bapak kos keren yang bisa membantu anak-anak kosnya untuk menjadi lebih baik. Meski awalnya ia buka kosan ini untuk mahasiswa, namun kenyataan sudah ada dua orang karyawan yang tinggal dan mau tak mau ia biarkan saja. Toh, mungkin dengan adanya penghuni yang sudah bekerja ini akan bisa membantu ketiga penghuni mahasiswa lainnya sebagai wadah mempersiapkan untuk terjun ke dunia kerja.
Dan oleh karena itu, pak Satria tercanangkan ide untuk mengajak seluruh penghuni kosannya ini untuk berkumpul, namun ia tak tahu melalui acara apa ia bisa mengajak semuanya.
"Hmm harus gimana ya Ram? Kan kamu deket tuh sama anak-anak, ada saran gak?" Tanya pak Satria pada Ramli pada sore hari yang cerah."Ohh, ada ide saya pak!" Pekik Ramli.
"Gimana kalau dikasih potongan uang sewa kos aja pak. Dijamin pak anak-anak pasti pada seneng dan terimakasih ke bapak!" Ucapnya dengan bangga dan segera pak Satria segera memukul kepala Ramli pelan."Iya abis itu kamu ga saya gaji gimana?"
"Ya ga gitu juga kali pak. Kan bapak yang tanya saran saya apa. Intinya mah anak kos kalau dikasih diskon-diskon gitu suka lah pak. Apalagi yang gratis-gratis." Jabar Ramli lagi.
Kini keduanya masih terlihat berpikir keras di area komunal ini, mencari ide apa yang kiranya cocok bagi pak Satria untuk membuat akrab seluruh anak kosannya. Tiba-tiba saja, Vanda yang baru pulang berjalan melewati area komunal sambil mengangguk, menyapa pak Satria dan Ramli disana.
"Eh dek Vanda, baru pulang kuliah kamu?" Ujar pak Satria basa-basi."Iya ini pak. Tumben pak udah pulang sore-sore gini? Biasanya agak maleman." Balas Vanda yang agaknya paham dengan jam pulang pak Satria karena Ramli.
"Hahaha, tahu banget kamu Van." Pak Satria tersipu malu, ia tak menyangka ada anak kosannya yang bisa tahu jadwalnya.
"Kamu sini dulu Van, bapak ada mau ngomong sesuatu, mau coba diskusi." Vanda melihat wajah Ramli sekarang yang berada di samping, kursi berbeda yang diduduki oleh pak Satri. Mulutnya ia buka, lidahnya mulai di dorong-dorong ke bagian pipi dalamnya, mengisyaratkan tanda blowjob.Vanda mencoba menghindari menatap Ramli lama-lama, takut jika kontolnya menjadi tegang sekarang ini. Ia lalu segera duduk berhadapan dengan pak Satria dan keluarlah cerita pak Satria yang tadi sedang dibicarakan bersama Ramli.
"Nah kalau dari kamu ada saran gak dek Vanda?" Vanda kembali dibuatnya salah tingkah. Penggunaan kata 'dek' sebelum namanya membuat otak gilanya kembali berputar membayangkan hal yang tidak-tidak."Ummm anuu pak. Ini sih saran aja ya paak.." Ujar Vanda gugup. Hal ini disebabkan oleh Ramli yang terus memberikan isyarat mesum juga otaknya yang sudah terbang membayangkan tubuh pak Satria yang masih fit di usia 40 tahunan nya ini menindih badannya sendiri.
"Mungkin kalau ada acara makan-makan kaya kemarin itu pak, bisa bikin kami jadi bonding pak.""Tuh kan pak! Saya bilang juga apa pak. Sama nanti kalau dikasih hadiah, apa itu namanya, doorprize. Gratis uang sewa satu bulan. Mantep tuh pak." Potong Ramli sambil menunjuk ke arah Vanda dan pak Satria.
"Kamu ini Li! Diem dulu." Dipukulnya kembali kepala Ramli, kali ini sedikit lebih kencang.
"Oh gitu ya dek Vanda? Hmmm coba deh saya pikirkan lagi. Terimakasih ya idenya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Kosan Lelaki
FantasyMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...