GKL - Menggoda Mantan Calon Ipar (7)

2.3K 16 0
                                    

Move 7 - Menggoda Mantan Calon Ipar


Miki bertanya kepada Ramli tentang satu kamar yang masih tersisa di kosan ini dan ternyata memang masih belum ada orang yang tertarik untuk menyewa bahkan melihat-lihat kamar ini.
"Temen mas Miki ada yang mau masuk kah?" Tanya Ramli antusias.

"Iya ini, cuma dia juga belum tentu mau ya. Lihat-lihat dulu katanya." Jawab Miki.

"Ohh tenang aja mas, suruh dateng dulu aja mas temennya. Ngobrol sama saya, biar saya yang atur supaya temen mas Miki tertarik join. Banyak benefitnya mas kalau masuk sini." Jabar Ramli panjang lebar.

"Benefit apaan? Gaya lo Ram macem agen asuransi aja." Tawa Miki.

"Loh! Beneran mas, nih salah satu benefitnya yang nampak nyata." Ramli berpose.
"Ada saya yang jaga kosan. Udah ganteng, ramah, baik hati, rajin menabung lagi." Miki makin tertawa mendengar jawaban Ramli yang tak disangka-sangka jika orangnya ternyata selucu ini.

Sambil terus berbincang, Miki terus memperhatikan sosok Ramli ini. Apa yang baru saja ia katakan ada benarnya, Ramli memanglah ganteng, ditunjang dengan bentukan badannya yang atletis, Miki yakin jika Ramli ini bisa saja menjadi seorang fuckboy jika memang ia tak menjadi seorang penjaga kos saja.

"Ini temen kantor mas Miki yang tertarik ngekos?" Ramli kembali bertanya setelah selesai dengan ceritanya yang panjang.

"Bukan, temen main dia ini. Emang kenapa mas?"

"Gapapa mas Miki, cuma mau memastikan aja kalau yang ngekos disini orangnya bener mas." Jelas Ramli nge-sok.

"Hahahaha! Gimana-gimana? Bener? Hahaha" Miki kembali tertawa, kali ini lebih kencang.
"Penjaga kosannya aja gila gini, gue rasa yang ngekos disini juga sama-sama gila semua."

"Wah parah nih mas Miki, berarti mas ngatain pak Satria gila juga ya?" Ejek Ramli.

"Hahaha ngga-ngga, udah lah Ram, ntar gue kabarin kalo temen gue mau liat kosan. Entah dia liat sendiri atau bareng gue, pokoknya gue kabarin lo ya." Miki tak menggubris jawaban Ramli dan langsung pergi keluar kosan menuju ke kantornya.

.........

Setelah menjelaskan kepada temannya, Herman, mereka pun sepakat untuk melihat kamar di kosan Miki ini setelah jam kerja usai.
"Inget ya Man, kosan gue biasa banget, toilet di luar, dan ada pemilik kos juga yang tinggal di satu tanah bareng tempat kosan gue ini." Jabar Miki di telepon sekali lagi pada Herman. Ia hanya menggumam sambil mengangguk-angguk meski jelas Miki tak bisa melihat tindakan Herman. Mereka berdua pun berjanji akan berjumpa di kosan Miki ini pada waktu yang sudah ditentukan.

Miki sudah mengabari Ramli tentang temannya yang akan datang berkunjung malam hari nanti. Sekarang, ia mulai merapikan kamar yang berlokasi di lantai dua, terapit oleh kamar Vanda dan Arlan. Sesaat setelah Ramli selesai membereskan kamar, pintu kamar Arlan terbuka dan nampak Vanda dan Arlan yang keluar kamar dengan penuh keringat. Mereka keluar tanpa memakai apapun, benar-benar telanjang.

"Wuiiihh, ada yang udah ketagihan sama lobang pantat nih." Ucap Ramli terkekeh. Kontolnya pun mulai terangsang melihat dua penghuni kosan yang pasti baru selesai mengadu nafsu.

"Eh bang Ramli." Vanda menyapa malu-malu. Sedang Arlan mulai menyalakan rokoknya, dengan cuek membiarkan angin sore menerjang badan telanjangnya itu.

"Elo bang. Hahaha, ya gimana? Lebih enak dari memek soalnya." Tawa Arlan.

"Duh duh, enak banget nih Arlan dapet lobang sore-sore. Gue juga mau dong Van." Ramli langsung memeluk badan Vanda. Dimainkan tangannya pada dada Vanda, dipilin-pilin puting Vanda ini hingga membuat Vanda mendesah-desah.

Gairah Kosan LelakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang